17

6.6K 462 8
                                    

Raina berjalan sambil memakan ice cream cone sedangkan tangan kirinya sudah penuh dengan kantong belanja, niatnya hanya membeli buku tapi Raina tidak tahan dengan godaan sehingga membeli beberapa baju dan barang-barang lainnya. Sepasang mata milik Raina dari tadi memperhatikan pasangan yang sedang berjalan didepannya sambil bergandengan. Dia merasa iri, sampai sekarang dia belum pernah merasakan hal sederhana seperti itu di usianya yang sudah 27 tahun. Apa memang nasib cinta nya begitu buruk ? semua kesalahan memang ada dalam dirinya, Raina dulu terlalu mencintai Yoga yang sama sekali hanya mempermainkan dirinya lalu ketika dia sudah melupakan Yoga dan mulai mencintai Adit, Adit malah membuat luka bagi Raina.

Merasa tersadar langit hampir gelap, Raina bergegas untuk pulang. Ibunya pasti menunggunya. Raina pasti lupa waktu kalau sudah ke toko buku dan mall.

___________________________________

"Mau cari siapa ya ?" Tanya Bu Rahma kepada Pria tampan yang kini berada di depan pintu rumahnya.

Adit memperhatikan wajah wanita tua yang kini tersenyum ramah kepadanya. Dia yakin ini memang rumah Raina karena wajah ibu tersebut begitu mirip dengan Raina.

"Apa benar ini rumah Raina Alunna ?" Tanya Adit sesopan mungkin.

"Iya, saya ibunya. Ada apa ya ?" Ibunya membulatkan matanya ketika Adit membuka kacamata hitamnya. Bu Rahma memandang kagum wajah tampan Adit.

Adit mencium punggung tangan Bu Rahma, membuat Bu Rahma semakin menyukai Adit.

Sudah tampan, sopan lagi. Ucap Bu Rahma dalam hati.

"Saya mencari Raina, Bu. Nama saya Aditya Mahendra" Bu Rahma masih bingung, kenapa Adit mencari Raina, Adit yang bisa menangkap pikiran Bu Rahma langsung memperjelas.

"Saya pacarnya Raina" Ucap Adit sambil tersenyum. Bu Rahma terkejut, tanpa sadar kedua tangannya menutup mulutnya.

"Ibu tidak menyangka Raina mempunyai pacar setampan ini" Adit merasa malu dengan ucapan Bu Rahma yang blak-blakan.

Adit melihat jam tangannya, ini sudah jam 7 malam. Dia sudah menunggu Raina selama 2 jam, Adit mulai khawatir. Apa Raina tau kalau dirinya ada disini ? dan memilih untuk kabur lagi ? Adit bertanya dalam hati. Tapi Adit sudah meminta kepada Bu Rahma agar tidak memberitahukan keberadaannya disini jadi kemungkinan Raina untuk mengetahuinya sangat sedikit.

Knop pintu ruang tamu bergerak pertanda kalau ada seseorang yang akan membuka pintu, Adit refleks melihat kearah pintu. Dia berharap itu Raina, ternyata harapannya terkabul kini Raina berada di depannya. Adit melihat Raina membulatkan mata dengan ekspresi wajah yang kaget.

"Raina........" Ucap Adit langsung beranjak dari kursi dan memeluk erat tubuh mungil Raina.

Raina benar-benar kaget dan tidak menyangka sama sekali Adit kini ada dihadapannya dan memeluknya seakan Raina miliknya. Aroma Parfum milik Adit membuat kedua tangan milik Raina ingin memeluk kembali Adit. Raina merindukan Adit, tapi mengingat Adit bukan untuknya ia langsung bersikap bertentangan dengan kata hati. Raina mendorong tubuh Adit yang sedang memeluknya.

"Maaf Raina" Adit mengucapkannya dengan lembut.

"Untuk apa ? kamu ga perlu meminta maaf kepadaku" Jawab Raina ketus.

Belum sempat Adit berbicara, Bu Rahma menghampiri mereka.

"Raina sudah pulang ? kalau begitu ayo kita makan. Ibu sama Adit nungguin kamu"

Tanpa persetujuan, Bu Rahma langsung menyeret tangan Raina menuju meja makan.

Mata Raina tertuju kepada makanan yang tersaji begitu banyak dan menggugah seleranya. Ada mie kocok kesukaan Raina, sebenarnya dia sedikit gengsi kalau harus mengambil makan duluan karena sekarang Adit ada di meja makan. Akhirnya Raina hanya bisa menahan nafsu makannya.

"Hayo dimakan nak Adit, sini Ibu ambilkan nasinya" Raina langsung menatap tajam ibunya, sebenarnya siapa anaknya ? kenapa malah Adit yang diberi perhatian sampai mengambilkan nasi segala.

"Tidak usah Bu, biar saya yang ambil sendiri" Adit menolak, tapi Bu Rahma malah mengambil paksa piring milik Adit dan dengan cekatan mengambilkan nasi dan lauk pauk.

Adit merasa tidak enak, ditambah melihat ekspresi wajah Raina yang cemberut ketika Bu Rahma memberi perhatian kepadanya.

"Terima Kasih" Ucap Adit tulus, Bu Rahma hanya mengangguk dan kini menatap Raina yang belum makan.

"Raina kenapa kamu belum makan ?" Tanya Bu Rahma

"Belum lapar" Raina menjawab singkat, dia kesal dengan sikap ibunya yang lebih perhatian kepada Adit. Apa dia cemburu ? dan takut Adit mengambil ibu darinya ? Ah tidak mungkin ? Kenapa jadi berpikiran seperti itu ? Raina kembali menyadarkan dirinya. Dia harus menahan egonya. Dia berbohong kalau tidak lapar, perutnya kini melilit karena menahan lapar.

"Ini makanlah" Adit menyodorkan semangkuk mie kocok kepada Raina.

"Adit sengaja membelikannya untukmu" Ucap Bu Rahma. Raina masih terdiam.

"Aku ga mau mie kocok, aku mau makan nasi sama gurame goreng" Raina langsung mengisi piring dengan nasi dan gurame goreng.

Bu Rahma aneh melihat Raina tidak mau makan mie kocok, yang jelas-jelas makanan kesukaan anaknya.

Adit hanya menatap Raina sambil tersenyum, meski Raina masih bersikap dingin kepadanya dia tidak menyerah. Ini semua salahnya Adit memang pantas diperlakukan seperti itu.

___________________________________

Jam menunjukan pukul 10 malam, Adit harus segera pulang dan menjelaskan kepada Raina agar Raina tidak salah paham terus menerus. Adit ingin melihat Raina tersenyum kembali kepadanya.

"Raina.........." Adit menarik tangan Raina, karena mengacuhkannya.

Raina mengerutkan keningnya.

"Apa kita harus saling berbicara ? kurasa kita tidak sedekat itu ?" Ucap Raina, dia mencoba melepaskan lengannya dari genggaman Adit.

Adit tidak akan melepaskan tangannya, dia malah mengenggam lebih erat lengan Raina. Dia tidak ingin Raina meninggalkannya.

"Berapa kali aku harus mengatakannya Raina Alunna, aku tidak akan bertunangan dengan Alisya" Mata Raina membulat, mendengar kata-kata Adit. Kenapa Adit berbicara seperti itu. Tidak mungkin Adit menolak wanita seperti Alisya hanya demi dirinya. Apalagi setelah Raina tau kalau Adit terlahir dari keluarga kaya. Kalau Raina tahu hal itu dari awal, dia tidak akan mencintai Adit.

"Aku tidak peduli, sudah aku bilang kita hanya kenal saja tidak lebih. Ini sudah malam, sebaiknya kamu pulang" Raina meninggikan nada suaranya.

"Aku cinta kamu, Raina" Ucapan Adit membuat Raina terdiam, bukannya kata-kata itu yang selama ini Raina tunggu. Hatinya memang senang mendengarnya tapi semua itu tidak seharusnya. Adit mungkin berbohong.

"Aku tidak percaya, mana mungkin pria seperti kamu mencintai aku. Kamu lebih cocok mencintai Alisya daripada aku. Kita hidup di dunia yang berbeda, Aditya" Adit menatap Raina dengan sendu, Raina sama sekali tidak mempercayai pengakuan cintanya. Apa yang mesti dia lakukan agar Raina percaya ?

"Kamu harus percaya padaku Raina, aku mohon jangan pernah dengarkan orang lain cukup dengarkan saja aku" Kini Adit memohon kepada Raina, dia melepaskan genggaman tangannya dan menatap mata Raina dengan lembut.

Raina mulai goyah, sepasang mata coklat milik Adit menatapnya dengan sendu dan lembut. Adit memohon kepadanya. Apa dia harus percaya ? Apa Adit benar-benar mencintainya ?

"Aku mencintai kamu, Raina Alunna" Adit tidak peduli berapa kali dia harus mengatakan kalau dirinya mencintai Raina. Dia hanya ingin Raina percaya kepadanya, hanya itu.

"Apa kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan ? Aku......" Raina belum sempat menyelesaikan ucapannya tapi Adit malah menarik tubuh Raina sehingga mereka semakin dekat lalu Adit mencium bibir Raina dengan lembut.

"Aku mencintai kamu Raina" Ucap Adit setelah melepaskan ciumannya.

Raina terdiam, apa yang dilakukan Adit barusan membuat Raina kaget sekaligus bingung.

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang