20

6.5K 434 0
                                    

Adit menggenggam tangan Raina ketika mereka sudah turun dari mobil, tanpa perlu menekan bel sudah ada yang membukakan pintu, tampak seorang lelaki paruh baya menyambut mereka sambil tersenyum ramah.

"Tuan Bestandi sudah menunggu kalian di meja makan" Ujar Pria tua itu.

"Baiklah, terima kasih" Mereka langsung menuju ruang makan yang jaraknya lumayan jauh dari ruang tamu.

Raina melihat kakek Bestandi sedang duduk di meja makan yang cukup besar dan mewah, ia tersenyum ramah. Ternyata benar kata Adit, kakeknya tidak seperti yang Raina pikirkan. Mungkin ini efek karena Raina terlalu banyak menonton drama tv yang menceritakan kalau orang kaya selalu menganggap remeh orang biasa.

Adit dan Raina menghampiri kakek Bestandi yang kini sudah berdiri, Raina mencium punggung tangan kakek Bestandi.

"Nama saya Raina Alunna" Ucap Raina sedikit gugup.

"Adit pasti sudah bercerita tentang saya. Panggil saja saya Kakek Bestandi" Raina hanya mengangguk.

"Oh iya,silahkan duduk. Juru masak saya sengaja memasak ini semua, kalian pasti sudah lapar"

Kini mereka pun mulai menyantap hidangan yang sudah tertata rapi di meja makan.

_________________________

Setelah selesai makan malam, kakek Bestandi mengajak Adit dan Raina ke ruang keluarga dan lagi-lagi mereka harus berjalan lumayan jauh lalu menggunakan lift karena letak ruang keluarga ada di lantai dua.

Kakek Bestandi memang tidak banyak bicara atau sekedar berbasa-basi tapi dia memang orang yang baik dan ramah menurut Raina. Sehingga Raina mulai nyaman dan tidak nervous lagi.

Sesampainya di lantai dua, kakek Bestandi pamit meninggalkan mereka. Ternyata dilantai dua pemandangannya cukup indah meskipun pada malam hari karena lewat balkon yang letaknya tidak jauh, Raina bisa melihat warna warni lampu yang menghiasai taman dan kebun milik kakek Bestandi.

"Kakek pergi ke ruang kerja dulu. Kalian disini saja dulu, kalau perlu sesuatu panggil saja Pak Dirman" Kakek Bestandi pun pergi menuju ruang kerja yang berada dekat dengan ruang keluarga dari luar Raina bisa melihat sekilas ruang kerja kakek Bestandi karena pintu yang terbuka.

Raina sungguh ingin masuk ke ruang kerja kakek Bestandi, karena dia melihat banyak buku berjejer rapi disana. Dan terlebih lagi Raina melihat ada buku yang selama ini ingin dia baca.

"Kamu mau ke ruang kerja kakek ?" Tanya Adit membuyarkan pikiran Raina.

"Gak sopan kalau aku masuk kesana" Raina pun duduk di sofa. Adit langsung menarik tangan Raina, dia mengerti kalau Raina mempunyai hobi membaca buku sehingga dia bisa menarik kesimpulan ketika Raina tidak berhenti menatap ruang kerja kakeknya yang sudah seperti perpustakaan pribadi menurut Adit.

"Adit" Raina membulatkan mata hitamnya memprotes tindakan Adit. Adit hanya tersenyum lebar sehingga memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

Tok Tok Tok. Adit mengetuk pintu ruang kerja kakeknya yang sudah terbuka. Kakek Bestandi yang sedang membaca sebuah buku menoleh kearah Adit dan Raina.

"Masuklah, ada apa ?" Tanya Kakek Bestandi heran.

"Kek, aku bisa minta tolong. Aku mendadak ingin pergi ke toilet dan tidak mungkin meninggalkan Raina sendirian jadi aku minta tolong kakek temani Raina, tidak apa-apa kan Raina ikut membaca buku disini ? agar dia tidak bosan" Ucap Adit meyakinkan. Raina yang berada disisinya langsung menatap Adit dengan protes.

Sebelum Raina menolak tindakannya, Adit segera pergi. Beruntung, kakek Bestandi percaya dan memperbolehkan Raina berada di ruangan favoritnya.

_________________________

rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang