Aku membuang air mataku lagi untuk hal yang sia-sia. Entah kenapa air mata ini tidak bisa berhenti.
Kudengar ada yang mengetuk pintu.
"Amour, i'm sorry" katanya dengan penuh penyesalan dengan tindakannya tadi.
Aku tak peduli dengan apa yang dia katakan.
Ya, aku lemah dan terlalu bodoh.
Kenapa aku jadi sensitif begini? Biasanya aku biasa saja ketika ada orang yang mengatakanku seperti itu.
Kenapa itu terasa menyakitkan?Kenapa?
kenapa!
Mungkin aku terlalu bodoh dan terlalu lemah, aku selalu merepotkan orang lain. Bodoh! Kau sangat-sangat bodoh Elle.
Dia terus-menerus mengetuk pintu, untung saja aku mengunci pintunya, jadi dia tidak bisa masuk.
Mataku terasa berat, perlahan aku menutup mataku dan kegelapan mulai merenggut kesadaranku.
Aldrich POV
"Dan sekarang kau yang membuatnya marah, dasar Aldrich bodoh" ujar Mark kesal."Hei, aku tahu aku salah, tapi mulutku ini keceplosan tertawa, uhh dasar kau" balasku tak mau kalah.
"Cepat minta maaf padanya" Perintahnya padaku. Apakah ia bodoh?
"Hei, apa kau buta? Apa kau tuli? Atau kau bodoh? Kau tidak lihat ataj dengar sedari tadi aku mengetok pintu kamar ini tapi dia tetap tidak membukakan pintu ataupun menjawab permintaan maafku, dasar kau Mark bodoh" balasku dengan kesal.
"Huff, sudahlah, aku tidak mau berdebat denganmu sekarang, pokoknya kau harus minta maaf padanya atau kau tahu apa yang akan terjadi padamu" jawabnya lalu memutuskan mind-linknya denganku.
Aku rasa akan menunggunya sampai siang nanti, siapa tahu ia akan keluar dari kamar untuk makan. Aku menunggunya dibawah disofa dekat tv.
"Alpha, ada hal penting yang harus aku bicarakan denganmu" tiba-tiba Jo memind-link.
"Baiklah, aku tunggu kau diruang kerjaku" balasku dengan setengah-setengah hati.
Aku menghela nafas dengan kasar.
Aku sebenarnya tidak ingin meninggalkan tempat ini dan menunggu Elle keluar, tapi kedengarannya Jo serius tentang hal yang akan ia bicarakan.
Dengan terpaksa aku beranjak dari tempatku dan melesat ke ruang kerjaku.
Elle POV
Aku terbangun dari tidur nyenyak karena aku sudah merasa lapar. Aku bangun dari tempat tidurku dan menghampiri jendela.Aku membuka tirai yang menutupi jendela itu untuk mengecek apakah matahari sudah terbenam atau belum, dan ternyata belum. Mungkin ini sudah sore. "Gila, lama sekali aku tertidur" kataku terheran-heran.
Tok tok tok
"Luna, Alpha menyuruh aku untuk membawakan makanan untukmu" kata seseorang dari luar kamar. Mungkin itu maid.
"Aku tak mau makan" aku sedang marah padanya, mana mungkin aku akan makan. Pokoknya tidak akan.
"Tapi Lun-"
sebelum maid itu meneruskan kata-katanya, aku lebih dulu memotong.
"Tidak ada kata tapi, jika kau mau, letakkan saja itu didepan pintu kamar" kataku dingin.
Setelah kurasa ia pergi, aku langsung menuju kamar mandi untuk mandi.
Setelah selesai, aku melilitkan handuk dan mengambil pakaian didalam lemari Aldrich.
Aku mengambil sweater berwarna abu-abu yang ternyata panjangnya sampai diatas pahaku dan Celana boxer miliknya yang selutut.
Aroma pakaiannya harum sekali membuatku nyaman saat memakainya. Setelah selesai mengganti pakaian, aku lebih memilih berdiam diri dikamar karena tidak mungkin aku keluar.
***********************************Sudah beberapa jam aku disini dan matahari sudah terbenam.
"Arghh membosankan" kataku kesal.
"Aku lapar" lanjutku sambil memegang perutku.
Biasanya aku tidak terlalu lapar, tapi aku tidak tahu sejak kapan aku mulai jadi lapar begini.
Aku tetap pada omonganku!
Aku tidak akan keluar!
Tidak mau!
Aku masih memegang perutku yang masih saja berbunyi karena kelaparan.
Aldrich POV
Setelah berbincang lama dengan Jo, kami tidak sadar bahwa matahari sudah terbenam.Aku masih menghawatirkan perkataan dari Jo tadi. 'Para Rogues akhir-akhir ini sudah berani melanggar perbatasan dan memasuki wilayah kita, Alpha. Aku merasakan hal buruk akan terjadi'.
Kami membahas tentang para Rogues yang mulai memasuki wilayah kami.
Aku mengkhawatirkan keselamatan dari Lunaku, aku tak ingin terjadi apa-apa dengannya.
Ahh aku harus mengecek dulu keadaannya.
Aku langsung ke kamar, dan sampainya aku di depan kamar kulihat ada sebuah nampan yang terletak didepan pintu kamar.
Makanan yang ada dinampan itu masih utuh, tidak berkurang ataupun bertambah.
Jadi dia belum makan?! Dasar keras kepala.
Tok tok tok
Langsungku ketok pintu kamar.
"Amour! Buka pintunya! Kenapa kau tidak makan?! Jika kau ingin memarahiku ataupun ingin memakiku silahkan kau keluar dan lakukan itu, tapi jangan menyiksa dirimu seperti ini, itu sama saja kau membunuhku secara perlahan, kumohon makanlah" Ujarku dengan khawatir akan kondisinya.
"Pergilah, aku belum mau memaafkanmu" balasnya dingin.
"Oke kalau itu maumu. Tapi kumohon makanlah" balasku walau sedikit tersakiti dengan kata-katanya itu.
"Aku tidak mau. Jika kau memaksaku, aku memilih untuk tidak makan selama satu bulan" Ancamnya yang terdengar seperti penyiksaan bagiku.
"Tapi-"
"Sidah kubilang, jika kau memaksaku aku tidak akan makan selama satu bulan" ia langsung memotong ucapanku.
Damn! Ohh Moon Goddes, bantu aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With An Alpha
WerewolfBerpikir bahwa kau seorang gadis yang biasa saja, namun memiliki rupa sangat menawan. Tapi mempunyai kehidupan menyedihkan! Itulah yang dialami oleh Elleanor Achazia Alessandra. Sebenarnya, ada rahasia besar yang tersimpan pada dirinya. Rahasia yan...