"Akh!"
Elle meringis kesakitan untuk entah ke berapa kalinya. Berlatih mengontrol kekuatan ternyata tidaj semudah yang dibayangkannya. Memang benar apa kata orang, ekspetasi tidak selalu sama dengan realita.
"Fokus, El. Fokus!" Kata Warren, sambil duduk santai dan membaca buku bacaannya yang selalu ia bawa selama beberapa hari ini, tepatnya semenjak latihan dimulai.
"Ayolah, kek. Kau hanya membaca buku yang entah apa judulnya, dan aku disini berlatih sekuat tenaga untuk mengeluarkan kekuatan es sialan yang blablabla aku sudah tidak tahu harus mengatakannya bagaimana." Sungutnya.
Rupanya Warren tidak menggubris apa yang dikatakan cucunya tadi. Ia malah sibuk dengan bacaannya dan raut wajahnya juga begitu tegang. Ia terlihat sangat fokus dengan benda yang berada di depannya itu.
"νερό." Katanya, sambil menunjuk ke atas kepala Warren. Secara bersamaan dengan mantra yang diucapkan Elle, muncul air yang tentunya membasahi sekujur tubuh Warren. Namun buku yang dipegang tidak terpengaruh sama sekali. Ya, tidak basah seperti Warren.
Mantra-mantra yang digunakannya, kebanyakan dari yunani dan latin.
"Apa-apaan! Elle!" Teriak Warren.
"Ups! Aku harus, lari." Ia berbalik, beranjak dari tempatnya lalu pergi melesat menggunakan kecepatan kilatnya. Sementara itu, Warren walaupun dengan basah pada sekujur tubuh, tetap bertekun dalam membaca buku yang sedang di pegangnya itu. Buku mantra. Buku yang selama ini dicari-cari oleh kaum penyihir biasa, penyihir hitam, dan penyihir putih.
"Warren, dimana Elle?" Tanya Aldrich yang datang tiba-tiba.
Tempat latihan mereka cukup dekat dengan hutan perbatasan bagian utara. Perbatasan ini juga berdekatan dengan perbatasan para kaum penghisap darah. Aldrich khawatir jika kekasihnya itu melewati perbatasan. Ia tahu bahwa Elle sudah bisa mengendalikan beberapa sihir elemen. Tapi, jika sudah lepas dari kontrol, maka sesuatu yang buruk bisa saja terjadi.
Seperti kejadian beberapa hari lalu ; Elle mencoba untuk berlatih dengan sihir elemen api. Awalnya ia masih bisa mengontrol, tapi tiba-tiba semuanya jadi lepas kendali. Untung saja, mereka berada jauh dengan istana dan tempat tinggal para penghuni pack Aldrich. Mereka berada jauh dalam hutan. Dan Elle tidak bisa mengontrol semuanya. Ia hampir saja menghanguskan seluruh hutan, jika saja Warren tidak ada disitu dan mematikan si jago merah dan mengembalikan semua seperti semula dengan mantra.
Sesegera mungkin, Aldrich langsung berlari ke dalam hutan, mencari keberadaan Elle dengan mengikuti bau yang keluar dari tubuhnya.
"Kau, siapa?" Elle maju selangkah, mendekati pria di depannya itu yang memakai pakaian serba hitam.
Pria itu berbalik, "Oh, Elle. Apa kau lupa padaku?"
"Sean!" Ia terkejut sekaligus mulai emosi. Sekarang, ia mempunyai kekuatannya lagi, dan segera ingin membunuh jelmaan iblis di depannya ini.
Elle tertawa, lalu berkata, "Baguslah. Aku tidak menyangka, kau menyerahkan nyawamu secepat ini padaku."
"Kau bahkan bukan malaikat pencabut nyawa."
"Anggaplah aku lebih dari seorang malaikat pencabut nyawa. Kau membunuh orangtuaku tanpa alasan. Jadi, yang sebenarnya malaikat pencabut nyawa diantara kita, siapa?"
"Mereka pantas mati. Hahaha.."
"Maka kau juga, bedebah sial!"
Ia memakai kekuatan petirnya untuk segera menghabisi Sean. Tidak peduli tubuh Sean akan hangus atau bagiamana rupanya nanti, ia akan lebih merasa puas. Perasaannya akan lebih merasa lega jikalau membunuhnya sekarang.
Sean tersambar petir.
Anehnya, tidak ada luka sedikit pun atau apapun yang menandakan bahwa ia kesakitan. Tidak ada sama sekali.
"Bagaimana bisa?" Desisnya, sekaligus terperanjat.
"Apa hanya itu kemampuanmu?" Kata Sean, arogan.
"Sekarang, giliranku."
Ia hendak memukul Elle dengan tangan kosong, namun dengan sigapnya, Aldrich dapat mencegah hal itu. Jika saja ia tidak datang, maka mungkin Elle akan penuh dengan lebam dan bersimpah darah. Warren juga ikut bersama Aldrich. Dialah yang memberitahu bahwa Sean ada di hutan bersama dengan mereka.
"Aldrich, jauhkan Elle dari padanya!" Perintah Warren.
"Finite Incantatem." Warren melapalkan mantra. Aldrich bingung, mantra apa yang Warren ucapkan, tapi yang membuatnya lebih bingung adalah tidak terjadi apa-apa.
"A-apa yang lakukan! Sialan!" Sean pergi begitu saja tanpa dihalangi siapapun.
Warren memutuskan untuk menyudahi latihan mereka kali ini. Aldrich dan Elle bertanya-tanya tentang apa yang dilakukan Sean sehingga ia tidak bisa merasakan sakit apapun atau diketahui telah memasuki wilayah pack Aldrich. Warren berjanji pada mereka untuk menjelaskan semuanya itu ketika sampai di Istana.
"Sean menggunakan mantra pelindung. Itu bisa melindungimu dari segala sihir, kau juga tidak akan merasakan sakit apapun. Perlindungan tersebut juga dapat membuatmu tidak terdeteksi jika memasuki teritorial kaum lain." Jelas Warren, mereka semua mendengar secara saksama.
"Tapi bagaimana bisa ia dimantrai dengan sihir kuat seperti itu? Siapa yang membantunya?" Tanya Elle.
"Pertanyaan bagus," Warren merogoh saku celananya, mengambil buku mantra yang tadinya ia baca. Buku itu bisa dilipat.
"Seseorang yang kau kenal, El."
Hola~~~
Maaf ya, telat update karena berbagai macam halangan.
Jangan lupa baca cerita sebelah ya! Judulnya Relena :)Happy Sunday🙏😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With An Alpha
WerewolfBerpikir bahwa kau seorang gadis yang biasa saja, namun memiliki rupa sangat menawan. Tapi mempunyai kehidupan menyedihkan! Itulah yang dialami oleh Elleanor Achazia Alessandra. Sebenarnya, ada rahasia besar yang tersimpan pada dirinya. Rahasia yan...