33

7.5K 508 22
                                    

Beberapa hari berlalu, kondisi Aldrich semakin parah. Rambutnya acak-acakkan, tidak mandi, tubuhnya tidak terawat, ia tidak pernah menyentuh makanan maupun minuman.

Sering berbicara tentang hal yang tidak karuan. Dan sering sekali membayangkan bahwa ia sedang bersama Elle. Yah, terkadang ia meneriakki nama Elle berulang kali.

Penampilannya benar-benar kacau.

Alison dan Jonathan semakin khawatir. Mereka takut sekali sesuatu yang buruk akan terjadi. Tahanan 'istimewa' mereka telah melarikan diri dengan bantuan beberapa serigala yang bukan dari pack mereka.

"Kurasa, kita harus membawanya kembali"

***
Pagi itu, pagi yang cerah. Matahari memancarkan sinar hangatnya seperti biasa, burung-burung berkicau senang.

Namun pagi ya pagi. Itu tetap sama bagi Elle, tidak ada yang berubah. Tetap mengurung diri di kamar, dan tak ada niat untuk membukanya.

Ia masih saja teringat dengan kejadian beberapa hari lalu, tepatnya saat-saat dimana Aldrich menamparnya. Berulang kali ia berusaha melupakan kejadian itu, berulang kali juga ia berusaha untuk membenci pria itu!

Tapi ia tidak bisa.

Mulutnya mengatakan bahwa ia membenci pria itu, namun hati kecilnya tidak bisa berbohong.

Dengan memeluk lututnya, dan bersandar pada pintu hanya memberikan kenyamanan sementara untuknya, ia tahu hal itu.

Ini menyebalkan! Ya menyebalkan!, pikirnya.

Tubuhnya yang lemah semakin bertambah lemah. Tidak ada asupan gizi sama sekali sejak ia mengurung dirinya di kamar. Peduli setan dengan semuanya itu, biarlah kematian yang akan merenggut dirinya sehingga ia dapat bebas dari belenggu cintanya pada Aldrich, begitulah isi pikirannya.

"Ugh..aku sangat lapar" katanya dengan suara lemah dan serak.

Ketukan pintu yang tiba-tiba membuat dirinya terperanjat. Sebab, ia bersandar pada pintu yang sedang diketuk dengan begitu keras. Sesegera mungkin ia menghindar.

"Luna! Luna! Buka pintunya! Luna!"  Teriak seseorang dari luar. Ia mengenali suara itu, itu seperti..

BRAKK!!

jonathan, gumamnya.

"A-apa yang kau lakukan disini?!" Tanya Elle.

"Langsung saja, aku datang untuk menjemputmu." jawab Jonathan, yang tengah berdiri di hadapan lunanya itu.

Sekilas, perasaan ingin kembali datang menyelimuti hatinya, tapi logikanya menolak untuk kembali ke tempat itu.

"Tidak!" Sanggahnya.

"Kau harus. Sesuatu terjadi pada Alpha." Jonathan tetap bersikeras untuk membawanya kembali.

"Ck, sesuatu terjadi dengannya? Haha..ya, sesuatu terjadi dengannya, aku tahu maksudmu. Alphamu akan menikahi wanita jalang itu dan itu merupakan masalah bagimu, bukan?" tukas Elle.

"Kau pasti akan menarik kata-katamu saat kau melihat kebenarannya nanti, Luna." Sahut Jonathan.

"Sekarang, aku akan membawamu kembali. Suka atau tidak, aku tak peduli." Sambungnya, seraya menggendong Elle secara paksa dan mulai melesat pergi tanpa berpamitan dengan pemilik rumah.

Dalam perjalanan, dengan sekuat tenaga Elle meronta-ronta menyuruh Jonathan menurunkannya dan ia mengatakan lebih baik ia mati daripada harus kembali ke tempat menyeramkan itu. Ya, mendorong dada bidang pria itu juga sudah dilakukannya, namun nihil hasilnya.

Bahkan dengan menggunakan tenaga yang tersisa, ia berteriak meminta tolong dilakukan Elle agar orang berbondong-bondong datang untuk menolongnya. Bodoh, itu tindakan terkonyol kedua yang ia lakukan.

Dan disinilah dia, berada di istana megah ini lagi. Sebenarnya, ia tak sudi untuk menginjakkan kakinya di tempat ini lagi. Tempat dimana pria yang menyakitinya tinggal.

Mereka mulai memasuki lobi istana, dan yang menjadi tempat tujuan mereka adalah kamar besar yang menjadi ruang pribadi dari pria yang ia tidak ingin melihat wajahnya lagi.

"Nah, silahkan masuk." Jonathan berkata, sambil menurunkan Elle.

"Aku ingin pulang!" Tegasnya.

"Setelah kau masuk, aku akan membiarkan keputusan berada di tanganmu. Aku tidak akan mengganggumu dan memaksamu untuk kembali kemari lagi. Aku berjanji" terdengar kesedihan dibalik kata-kata yang diucapkan oleh Jonathan.

Setelah berpikir untuk beberapa saat, akhirnya Elle mengalah. Ia juga sempat berpikir, dimana perempuan jalang yang menghancurkan hubungannya.

Elle mulai membuka pintu kamar dengan perlahan-lahan. Pintu terbuka, menampakkan seorang pria yang dengan kondisi tangan dan kaki terikat dan penampilan yang sangat-sangat kacau.

Rambutnya yang acak-acakkan, matanya sembab dan hidung yang merah, kantung mata, tubuhnya tampak bertambah sedikit kurus, dan hal lainnya yang membuatnya berpenampilan seperti orang sakit jiwa.

Ia duduk berhadapan dengan jendela dan pandangannya tertuju pada tirai yang berada di depannya.

Dengan segera, Elle berlari menghampiri pria yang masih dicintainya dengan sepenuh hati.

"Terkejut?" tanya Jonathan memecah keheningan ruangan itu.

Elle memandangnya garang.

"Sudah berapa lama ia seperti ini? Mengapa kalian tidak pernah memberitahukan padaku? Mengapa kalian mengikat Aldrich-ku seperti ini? Mengapa kalian membiarkan kekasihku tidak terurus seperti ini? Apa kalian tidak punya hati?!" Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkannya sudah mewakili perasaan khawatir dan cemas yang ia pendam.

"Biarkan aku menjawab satu persatu. Ia seperti ini, sejak kau pergi meninggalkannya. Kami tidak memberitahukannya kepadamu, karena kami tahu kau akan menolak saat itu. Kami mengikatnya, agar ia tidak lagi menyakiti dirinya. Setiap hari, kami mencoba untuk memberikannya makan, membujuknya agar mau bergerak dan lainnya. Tapi ia tidak merespon. Jiwanya seperti pergi ke tempat lain, dan tubuhnya tetap tinggal" Jonathan menghela napas

"Kami telah mencoba yang kami bisa, dan hasilnya tetap sama, luna. Oleh itu, aku membawamu kemari, karena aku tahu kau yang menjadi solusi dari semua masalah yang terjadi sekarang ini." sambungnya.

Ia kembali menatap kekasihnya dengan tatapan sendu. Menyesali perkataannya tadi sewaktu masih berada di rumah Jason dan Blake, ternyata ia telah salah sangka. Dan ia sangat-sangat menyesali semuanya itu.

"Aldrich." Panggilnya.

Tidak ada respon.

"Kumohon sadarlah." katanya, memejamkan mata.

"Jika kau tetap begini, aku akan menendangmu" ia berharap ini akan berhasil.

Keajaiban benar-benar terjadi. Dan memang hanya matenya saja yang bisa membuatnya seperti itu.

"Amour?"

Falling In Love With An AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang