22

8.4K 496 6
                                    

Elle POV

"Dan hukuman lainnya adalah" ia langsung meletakkan kedua tangannya dipinggangku.

"Ini" ia langsung menggelitikku.

"Hentikan, kumohon hentikan Aldrich" kataku memelas. Tapi sepertinya ia tak menghiraukan perkataanku itu.

Ia terus melanjutkan aktivitasnya yang membuat perutku sakit karena tertawa.

Aldrich,

Kau orang pertama,

Yang bisa membuatku,

Tertawa seperti dulu lagi.

Apa

Ini

Yang

Namanya

Jatuh cinta?

'
'
'

Aldrich POV

Aku berhenti mengelitiknya dan membawanya ke pelukanku.

"Elle?" Panggilku yang masih memeluknya dengan erat.

"ada apa?" Balasnya lembut.

"Berjanjilah untuk slalu bersamaku, dalam keadaan apapun" ucapku padanya. Aku percaya bahwa ia akan setia.

"Tentu saja aku berjanji. Kau juga harus berjanji akan selalu bersamaku dan tidak pergi dengan yang lain" ia melepsakan pelukanku dan menatapku serius dengan wajah yang sedikit menyeramkan bila ia menatapku begitu.

"Bagaimana bisa kau berpikir bahwa aku akan meninggalkanmu hanya karna wanita jalang?" Balasku meyakinkannya karna aku memang bersungguh-sungguh dengan ucapanku itu.

"i love you" ia langsung memelukku dengan erat.

"i love you more than you ever know, sweetheart" balasku sembari memeluknya lebih erat.

"Lebih baik kita masuk ke dalam. Aku tak ingin kulitku gosong karna sinar matahari" perkataannya itu membuatku terkekeh.

Aku melepaskan pelukanku dan menggendongnya ala bridal style.

"Apa-apaan ini? Turunkan aku" rengeknya meminta turun sembari mendorongku agar menurunkannya.

Ia tahu itu tidak akan berguna.

Aku langsung melesat masuk ke dalam istana.

***

"Alpha, para Rogues menyerang di daerah perbatasan sebelah barat" lapor Jo yang sudah sangat serius.

"tunggu aku disana!" balasku padanya dan langsung memutuskan mind-link.

Sebenarnya aku tidak tega meninggalkan Elle yang sedang tertidur pulas dan mungkin sedang bermimpi indah.

"Maaf, tapi aku ada urusan penting" ujarku padanya yang masih terpejam.

Sebelum pergi, aku mengusap puncak kepalanya dan mengecupnya sedikit lama.

"Aku pergi"

aku beranjak dari tempatku dan mengganti pakaian.

Setelah itu, langsung melesat ke perbatasan sebelah barat.

***

Elle POV

Aku terbangun karna menyadari ada sesuatu yang mengganjal.

Tunggu dulu, tempat disebelahku kosong!

Aldri? Dimana dia?
Sosok Aldri menghilang dan aku tidak tahu dimana dia sekarang.

Aldrich, kau dimana?,Batinku.

Apa dia ada dibawah? Apa salahnya untuk diperiksa? Hmm, mungkin sebaiknya kuperiksa.

Aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan membuka pintu kamar.

"Gelap sekali" kataku takut.

Aku mulai menghambur keluar dan mulai menuruni anak tangga perlahan-lahan, takut jatuh.

Dan sampailah aku di lantai bawah setelah menuruni tangga dengan keadaan rumah yang gelap.

Untunglah cahaya sang rembulan dapat sedikit membantuku untuk melihat keadaan rumah yang gelap tanpa lampu. Apa mereka belum membayar listrik?

Ugh, pertanyaan memalukan. Mana mungkin seorang Alpha lupa membayar tagihan listrik. Tapi.. apa memang mereka membayar tagihan listrik? Apa mereka membayar pajak juga? Tentu saja, Elle.

Dan apa sangkut pautnya pertanyaan-pertanyaan itu dengan suasana sekarang? Otakku mengatakan ya, tentu saja karna rumah ini sepenuhnya gelap, dan mungkin tebakanmu benar, mungkin mereka lupa membayar tagihan listrik.

Sedangkan logikaku mengatakan itu tidak penting, toh yang penting sekarang adalah keberadaan Aldri.

Entahlah, di keadaan seperti ini, pertanyaan konyol seperti itu tiba-tiba terlintas dipikiranku.

Aku terus menyusuri rumah bagaikan istana ini, atau memang ini istana. Argh, tempat ini terlalu besar, apa mungkin aku meneriakan namanya saja? Tapi itu akan mengganggu orang yang sedang tidur.

Cih, sebaiknya aku mencarinya saja tanpa meneriakan namanya. Malu, mengganggu orang yang sedang tidur.

***
"Ohh ayolah! Ini sudah lebih dari 20 menit dan aku belum juga menemukannya! Aku lelah dan mengantuk, suasana malam ini terasa dingin. Pencarian ini akan membuatku demam" keluhku yang masih belum menemukan Aldri diseluruh ruangan yang berada di rumah ini.

Krieet

Apa aku tidak salah dengar? Suara pintu terbuka...apa itu Aldri? ya! Mungkin itu dia.

Aku langsung berlari menuju pintu utama atau pintu keluar rumah ini dan melihat sesosok yang sedang berdiri di pintu dengan tangan yang masih memegang gagang pintu.

Aku tak bisa melihat wajahnya karena gelap. Yang hanya kulihat sosoknya yang tertutupi gelapnya ruangan ini.

"Aldri? Apa itu kau?" Panggilku ragu-ragu mencoba memastikan apa itu dirinya atau bukan.

"...." tidak ada jawaban. Malahan sosok itu melangkah maju menghampiriku.

Aku mundur selangkah mengikuti ketika ia maju selangkah.

"Siapa kau?" Aku memberanikan diri untuk bertanya walau sedikit gemetar takut.

Tetap tidak ada jawaban, sosok itu malah mempercepat langkahnya menujuku.

A-apa yang harus k-kulakukan?

Falling In Love With An AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang