Part 11

17.7K 1.2K 6
                                    

     Pagi belum terlalu beranjak naik.namun Ken sudah mulai membuat suasana menjadi gaduh.Ken nampak kebingungan.sepertinya Ken mencari sesuatu. Mendapati suara berisik yang menganggunya,alhasil Am pun terbangun dengan sedikit mengumpat.

"Ken..tak bisakah kau tenang,apa yang kau lakukan sepagi ini" Am menggerutu tajam ke arah Ken.Am terlihat seperti ingin memakannya hidup hidup.ada nada geram disana.Am berceracau tak jelas.kelopak mata Am masih setengah sadar.rasa kantuk masih bergelayut di bawah ke dua matanya.

"Apa kau lihat handphone ku Am..sepertinya aku lupa menaruhnya dimana " Ken masih saja mencari di setiap celah sudut kamarnya.di bawah bantal,di laci meja belajar,sampai di dalam tasnya.namun hasil tetap nihil.

"Apa kau ingat terakhir kali kau menaruhnya."

"Kalau aku tahu,buat apa aku mencarinya.pertanyaanmu aneh sekali "Ken merasa sedikit kesal.

"Ini..pakai handphone ku untuk memastikan apa semuanya baik baik saja.kalau masih bisa terhubung.itu bagus.handphone mu akan aman. Tapi kalau tidak..kau harus relakan itu untuk orang lain.anggap saja itu amal" Am memandang Ken sambil menyerahkan handphone pribadinya ke tangan Ken.ucapan Am terdengar seperti petuah.namun bagi Ken ,lebih ke sebuah sindiran yang pedas.

Ken agak gusar.Ken mulai mendial nomor pribadinya.ada bunyi tut..tut..tut disana.sampai yang ke tiga kalinya,bunyi yang sama masih terdengar begitu jelas.

"Masih tersambung...kenapa tak ada yang mengangkat.." Ken bergumam sendiri tanpa ada ketenangan di sekilas wajahnya.

"Coba kau kirim pesan ke nomor itu,mungkin dia akan membalasnya " Am mulai beranjak mendekati Ken yang terlihat tidak tenang.

"Aku tak yakin dia akan membalas pesanku.dari tadi panggilanku saja tidak di respon balik..apa dia sengaja mengambil handphone ku,apa kau juga berfikir seperti itu?"

"Aku tak berfikir sampai ke arah situ,dan aku tak berfikir pula ada seseorang yang sengaja mengambil handphone mu,bukankah itu keteledoranmu?" Ucapan Am tidak begitu Ken perhatikan.
Hingga membuat Ken tersontak untuk mengingat sesuatu.

"Restoran itu..Am,kau ingat kan,aku masih membawa handphone ku disitu". Sekilas Ken menatap Am seakan menginginkan sebuah jawaban.

"Mungkinkah tertinggal disana..bisakah nanti kita kesana Am..aku harus menemukan handphone ku kembali,aku tidak akan merasa tenang jika seperti ini.kau harus mengantarku"

"Iya nanti aku temani kau kesana.jangan terlalu cerewet.kau seperti perempuan saja ." Mendengar hal itu rona kekhawatiran Ken drastis berubah menjadi garang.

Pupil Ken mengecil menatap penuh ancaman.

"Kau tak tahu betapa bingungnya aku bila ibuku memberi kabar.sedang aku sendiri tak tahu harus berbuat apa"

"Sudahlah..kita akan segera ke kampus.kau siapkan dirimu sekarang.aku akan mandi dlu" Am beringsut dari tempat tidurnya ,melangkah gontai ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian,Ken sudah terlihat rapi.wajahnya tak lagi terlihat kusut.jam dinding milik Ken yang berbentuk beruang warna pink itu,sudah bergerak ke arah angka delapan di jarum pendeknya.Dan dengan segera,Ken dan Am bersiap keluar kamar.

"Nanti kau ke kelas duluan saja,biar aku cari sendiri ke Restoran yang semalam "

"Baiklah " Am menjawab singkat sambil membuka tangkai pintu kamar dan beranjak keluar.Baru saja Am ingin mengunci kamarnya,nampak dua sosok laki laki keluar dari kamar sebelah.sontak Am mengingat kejadian semalam.

"Bagaimana kalian semalam.." nada Am terdengar seperti mengintrogasi.ada senyum tipis di ujung bibirnya.Ke dua laki laki itu terlihat begitu salah tingkah.mukanya merah menahan malu.ke duanya tak mengeluarkan sepatah katapun,kemudian beranjak meninggalkan Ken dan Am.Ken memasang tatapan kosong.Ken terlihat kebingungan.

"Jadi...mereka yang semalam bercinta?"

"Kalau bukan mereka siapa lagi" Am menjawabnya santai.kemudian beranjak meninggalkan Ken yang mengekori dari belakang.pertanyaan pertanyaan aneh Ken terlontar begitu saja.namun tak di gubris Am sama sekali.Am tak mau membuang waktunya yang tak begitu penting baginya.

Ken semakin banyak bertanya.membuat Am mempercepat kakinya.membuat Ken terlihat setengah berlari.terlihat kepayahan.

Bersambung...




HEART ATTACK ( BL Stories )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang