Am merengkuh tubuh Ken erat.mengepak-kan ke dua lenganya menyambut teman terbaiknya itu.jelas Am merasa sangat bahagia.kini kamar itu tak lagi bagai kamar mati.Sekarang Ken bisa mengacaukanya dan membuat hidup kembali ruangan itu."Kau lama sekali.aku sudah dari tadi menunggumu...itu kenapa dengan matamu Ken.bisa merah dan bengkak seperti itu.apa ini bagian dari sakitmu kemarin?" Am mengamati lebih dekat kelopak mata Ken.seakan ingin membenarkan rasionya dengan apa yang ia lihat.Am makin di buatnya bingung dengan suara Ken yang terdengar serak dan parau.
"Aku tak apa apa Am..bisa kau lepaskan pelukanmu?..ini membuatku tak nyaman" ucap Ken seolah menyadarkan Am yang masih melilit tubuhnya.Am nyengir.kemudian membiarkan tubuh Ken untuk bisa bernafas lega.
"Apa kau tak kangen padaku.kangen pada temanmu ini.aku punya banyak cerita untukmu.aku sekarang sudah punya pacar".
"Oh ya...ayo ceritakan padaku" Ken sembari masuk dan meletak-kan tas yang dibawanya. ucapkan Am membuatnya antusias untuk banyak berkata.
"Tidak! Aku tidak akan cerita apapun sebelum aku tahu ada cerita apa dibalik matamu yang menyedihkan itu.apa ada hubunganya dengan Rey..."
"Iya " Nada Ken terdengar melemah.ia tak mampu menyembunyikan kenyataan itu.Am terlalu pintar mengorek akan pribadinya.
"Sudah ku duga" Am mengungkapkan itu sambil memainkan kepalanya.sepertinya ia paham benar dengan keadaan Ken yang sekarang.
"Kenapa kau begitu yakin sekali.apa kau pikir hidupku selalu menderita jika bersama Reynand?kau sekarang seperti peramal saja Am,jadikan itu profesi barumu,mungkin suatu nanti jalan hidupmu akan berubah " Ken sudah bisa tersenyum.ia rindu suasana seperti ini.Am menimpalinya dengan ucapan lain.
"Aku hanya merasa aneh saja,kemarin saat bicara di telpon kau terdengar bahagia sekali.telingaku masih sangat normal untuk mendengar jika kemarin itu kau sangat bahagia.apa kau tidak ingin berbagi bebanmu padaku.aku temanmu.jika kau tak berkeluh kesah pada seorang teman lalu siapa lagi..." Ken sedikit membuang nafasnya perlahan.Am menggeret sebuah kursi dan duduk mengambil tempat di depan persis di dimana Ken terduduk tenang.
"Ayo ceritakan padaku,aku tahu kau sedang dalam masalah." Am begitu intens menelanjangi wajah Ken.sementara tak ada riak tanda darinya.Ken mengigit bibir bawahnya masuk ke dalam.menyimpan wajahnya dalam raut sedih yang tertahan.
"Apa menurutmu aku begitu menjijik-kan?"
"Kau bicara apa Ken,aku sungguh tak mengerti maksud perkataanmu itu."Am memperhatikan sekali ekspresi Ken saat mengatakan itu.Ken menyurutkan pandanganya memberinya jeda untuk lebih memberi keberanianya untuk mengatakan lebih.
"Aku dan Reynand berhubungan dekat,kau tahu maksudku kan?" Ken memandang Am dengan tatapan lemah.
"Reynand menganggapku lebih dari sekedar teman.dia menyukaiku"
"Apa kau juga menyukainya?" Pertanyaan Am membuat Ken terdiam sesaat.Ken justru balik menatap Am.
"Entahlah Am..aku tidak memungkiri bahwa aku juga merasa nyaman denganya.tapi di sisi lain aku juga harus sadar diri dengan keadaanku.aku sadar dia berasal dari kalangan apa"
"Kau jangan merendahkan dirimu seperti itu,cinta itu tak memandang kasta.cinta itu universal.Cinta itu tak dapat di paksa.Dan ia akan datang sendiri tanpa siapapun tahu,seperti yang kau rasakan sekarang ini,Apa Rey sudah menyatakan perasaanya padamu?"
"Sudah."
"Lalu apa jawabanmu"
"Aku belum memberinya jawaban"
"Ah kau payah.lalu apa yang kau tunggu dari dia,apa menunggu sampai ada seorang gadis mendekatinya?jangan buat dirimu menyesal Ken.lagipula aku tidak terlalu kaget jika kau berhubungan dengan Rey.aku sudah menebaknya dari dulu bagaimana cara kau memandang dia.itu sebuah pandangan lain.dan perkiraanku benar.kau menyukainya kan..aku tak masalah dengan itu.karena itu pilihanmu.hanya saja aku merasa di bohongi"
"Maksudmu?" Ken memandang Am heran.
"Kenapa kau tak jujur padaku kalau kau menyukai Rey.jangan kau merasa ini sebuah aib.siapa yang bilang ini menjijikan akan ku bunuh yang mengatakan itu" Am menyeringai tajam.matanya seolah mau keluar.sukses membuat Ken terkekeh lepas.ada saja ulah Am yang membuat Ken mengurai senyumnya.
"Apa kau benar benar ingin mengetahui ceritaku?"
"Apakah aku harus mengulang pertanyaan yang sama?apa wajah ini tidak cukup membuatmu yakin jika benar benar mengharapkan penjelasanmu itu." Am sedikit merutuk.ia membuang rasa kesalnya pada Ken yang tak begitu peka.
"Apa kau masih ingat saat kejadian Reynand terluka pada tangan-nya,yang kala itu kita mendapat pengusiran dari kamarnya..apa kau masih mengingatnya?" Ken menohok Am dengan tatapanya.seperti ingin membuat ingatan Am kembali menjelma,Ken tak hentinya berceracau berniat membantu untuk mengingatnya.
"Oh ya..aku mengingatnya.aku sangat ingat betul ketika emosimu meluap kau berteriak lantang sambil memaki maki Reynand dengan sumpah serapahmu itu.." Ken mendengus kecil mendengar itu.ke dua pipi Ken menggembung ada rasa kesal yang tertahan.
"Kenapa malah itu yang kau ingat,menyebalkan."
"Kau suruh aku untuk mengingatnya.kenapa sekarang kau marah padaku" Am menaik-kan ujung alisnya.ia sangat bingung.
"Aku tak menyuruhmu untuk mengingat hal itu.aku ingin kau mengingat seorang gadis yang bersama Reynand saat itu.apa kau ingat?biasanya otakmu encer kalau bicara soal perempuan.kemampuan radarmu sangat tinggi" Ken memperhatikan gerak mimik Am.terlihat oleh Ken Am sedang memainkan ujung telunjuk pada sisi kepalanya,mengetuk kecil kepala itu berharap keajaiban akan muncul.
"Gadis yang bersama Rey?aku hanya mengingat dari suara pertengkaran mereka saja.memangnya kenapa dengan gadis itu.apa kau mengenalnya?"
"Dia Jen.dia yang membuatku seperti ini.dia begitu membenciku.hubunganya dengan Reynand kandas,dia pikir aku merebut Reynand darinya.kau tahu sendiri aku mengenal Reynand pun setelah mereka putus.dan sekarang Jen berniat ingin menghancurkan hubunganku ini.dia mengatakan banyak hal padaku supaya aku menjauhi Reynand.sekarang kau tahu bagaimana aku bisa seperti ini.apa yang harus aku lakukan..."
"Jadi yang mengatakan kau menjijikan itu Jen,gadis itu?" Ken berangguk pelan mendapat pertanyaan itu.
"Apa kau takut denganya?"
"Takut?dengan gadis itu?hhh...kenapa aku harus takut denganya secara fisik aku juga jauh lebih kuat.aku tak akan gentar walaupun wajah dia sangat menyeramkan"
"Lalu kenapa kau menangis hingga matamu bengkak apa itu bukan sebuah bentuk kelemahan.." mendapat sergahan pertanyaan yang terlontar dari Am,sesaat membuat Ken hening.kemudian Ken menimpali.
"Aku hanya tak mau kehilangan Reynand.aku menangis bukan karena takut dengan iblis betina itu.kau jangan terlalu menyudutkanku dengan pertanyaanmu yang tak berkelas itu."
"Bagaimana hubunganmu dengan Rey setelah kejadian ini,apa ia tahu?"
"Tidak.."
"Kenapa?bukankah seharusnya kau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.jangan kau buat keadaan ini berlarut.bagaimana ini akan baik baik sedangkan kau sendiri tak ada niat untuk menyelesaikanya." Ken merubah posisinya.sekarang ia terlentang.membuang rasa kepenatanya di tempat tidur yang beberapa hari tak di tempatinya.ia merentangkan kaki dan badanya.
"Aku saat ini butuh waktu sejenak untuk bisa berfikir lebih jernih.mungkin saat ini aku tak akan menemui Reynand dulu.sampai aku sudah siap mengatakan semuanya"
"Yasudah kalau begitu,eh apa kau tak ingin dengar cerita tentang pacar baruku,aku ingin tahu pendapatmu tentang gadisku yang satu ini." Am menggerak-kan tanganya pada tubuh Ken yang terlihat mulai meredup.Ken sepertinya mengantuk.
"Ya sudah kau tidur saja dulu.kau terlihat kelelahan" Am beranjak,kemudian duduk di kursi meja belajarnya.membuka beberapa buku dan sekarang ia terlihat serius.tak ada tanda kehidupan dari Ken .ia telah tertidur pulas.
Bersambung...
• coment nya ya temen"
• INGAT! semakin sedikit coment yg masuk,semakin LAMA untuk up date
• enjoying
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART ATTACK ( BL Stories )
FanfictionApa jadinya bila seorang pria tampan yang menjadi idola gadis gadis di kampus,kini justru terjerat oleh hati seorang pria.inilah yang terjadi pada Reynand,seorang pria tampan nan tajir yang akhirnya bertekuk lutut cintanya pada Ken,pemuda sederhana...