Part 41

9.7K 612 42
                                    

Pekat malam semakin merayap.semilirnya sampai terasa menusuk tulang terdalam,rasa dinginya menjalar di tiap pori yang terseka.mobil Reynand terhenti di sebuah bangunan yang berdiri tenang.keadaanya lengang.hanya beberapa pijaran sinar lampu yang seolah ingin menunjuk-kan ada kehidupan di dalamnya.korne mata Ken mengais keadaan sekitar.mempertajam kegelapan malam yang berbalut kelam, membuat Ken tak banyak kesah.ada garis keraguan di pelipis Ken.mata itu sangat terlihat gamang.Ken menyibak tatapan lemah pada gurat wajah tampan di hadapanya.Ken menggigit bibir bawahnya seraya melempar pandanganya ke Reynand.

"Apa kau yakin ingin menemui dia sekarang...aku sangat gugup Reynand,aku tidak yakin dia akan bersikap baik padaku."Ken mengadu tatapanya.wajah tampan di depanya seakan tak bergeming.Reynand hanya tersenyum culas.

"Tak ada yang perlu kau takutkan selama ada aku..apa yang sedang kau lakukan?" Kening Reynand terlipat menyaksikan ulah Ken yang buatnya aneh.

"Aku sedang melakukan bagian dari meditasi..aku lakukan seperti ini untuk mengurangi perasaan gugup jika aku bisa fokus mempusatkan pikiran dan mengatur nafas dengan benar itu akan sangat membantuku berfikir lebih baik.kecemasanku akan hilang.aku mendapatkan artikel ini di internet." Ken terlihat mengatur nafasnya dengan baik.menyimpan sementara di dadanya yang terlihat membusung,kemudian membuangnya melewati desisan panjang di mulutnya.ia gunakan ke dua tanganya untuk membantu menyeimbangi nafasnya,persis saat Ken melihat meditasi yoga di internet.ia mengulanginya beberapa kali sampai nampak seraut wajah penuh nyalak seakan akan hendak menelan dirinya.Reynand mengusap wajah frustasi mendapati anak adam di sampingnya yang bertingkah di luar batas kenormalan,Reynand hanya berdecak kesal dengan pemandangan konyol di depanya itu.

"Apa kau sengaja ingin mempermalukan dirimu sendiri dengan tingkah bodohmu itu..ibumu tak salah mengambil keputusan dengan memberikan pendidikan tinggi padamu..kurasa ini salah satu alasanya selebihnya kau butuh psikiater untuk menghilangkan sisi abnormalmu."

"Apa kau pikir aku tidak normal.ku yakin semua orang tak akan pernah mempercayai ucapanmu itu.mereka tidak buta.mana ada orang tak waras dengan penampilan sekeren aku ini,hanya dengan sekilaspun mereka sudah mampu menebaknya...penampilan itu menjawab segalanya.apa kau tak pernah meditasi sebelumnya pantas saja kau mencemoohku." Ken menggerutu.ia berdecak kesal.

"Menurutmu itu meditasi?kurasa kau harus banyak membaca buku mengenai cara menangani gangguan psikis itu akan sangat membantumu...cepatlah turun kita harus menemui Jen sekarang."

"Apa sebaiknya kita pulang saja.mungkin dia sedang melakukan sesuatu yang penting.mungkin saja dia sudah tidur atau barangkali dia sedang tak ingin di ganggu."

"Kau jangan konyol..itu alasan terbodoh yang pernah kudengar.aku tak punya banyak waktu untuk mendengar kau berkelakar..ayo..."Reynand hanya tersenyum miring.keadaan itu membuatnya jengah.ia menarik pergelangan tangan Ken membawanya keluar mobil.setempa rasa kesal melipir di ujung mata Ken.ia bersungut.Ken mengekori Reynand patuh.ia berjalan di belakang punggungnya yang kokoh,berharap menjadi tameng disaat Jen tiba tiba bertindak garang di luar kontrol pikiranya.mengambil pistol dan menembak keduanya lalu memasuk-kan mayatnya ke dalam plastik besar dan membuangnya.hal semacam itu bisa saja terjadi,seperti di tv yang Ken lihat.otak Ken terselubung perasaan ngeri.ia kehabisan darah di wajahnya.wajah itu terlihat pias.rasa takutnya kentara di tiap garis keningnya.kini mereka berdiri di mulut pintu.Reynand menekan tombol merah kecil di kanan pintu.suara nada yang dihasilkan sukses membuat pemilik rumah menghampiri.suara kaki yang terseok menjadi pertanda bahwa ia mulai menghampiri dan ingin segera membuka pintunya.

"Rey...kau kah itu?"nada seorang wanita terdengar lunak.bola matanya mempertajam seorang pria berdiri kokoh di depanya.

"Aku datang kesini untuk Ken..bukankah kau yang mengajaknya untuk bertemu.." Setelah Reynand mengatakan demikian Ken muncul perlahan dari balik punggung Reynand.bukan tanpa alasan Ken menampak-kan dirinya.tangan itu.ya..ternyata Reynand menangkup tanganya di sela jemari Ken lantas menariknya perlahan.alhasil tubuh Ken ikut tersentak.ada wajah yang menatapnya intens.Jen menatapnya dengan wajah datar.sedangkan Ken masih menyimpan jemarinya dalam genggaman Reynand.baginya itu adalah kenyamanan.Ken tak banyak ekspresi.tatapanya ia buat sedemikian teduh.

HEART ATTACK ( BL Stories )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang