Ken bersemangat sekali hari ini.wajahnya berseri seri.keadaan Ken terlihat jauh lebih baik dari kemarin.hanya saja luka kecil di kening itu belum terlalu kering benar.memperjelas sakit Ken yang belum sepenuhnya sembuh total.Reynand baru saja memainkan telpon-nya.memastikan bahwa sopir pribadinya telah benar benar berada di luar dan tengah menunggunya.
"Ibu..mari kita pulang,sopir Rey sudah menunggu di luar" tukas Reynand sambil menyimpan kembali handpon itu dalam saku celananya.
Ibu Ken telah merapikan semua barang bawaan-nya.hanya menunggunya untuk dibawa saja.di sana,di atas tempat tidur itu Ken pun mulai menyela.mengikuti obrolan itu yang dari tadi di dengarnya.
"Ibu..rasanya tidak mungkin kalau Ken harus berjalan sendiri.badan Ken rasanya masih lemas.Ken kan baru saja sembuh.Ibu tak mau kan Ken jatuh sakit lagi.."nada Ken di buat sedemikian rupa.suara yang Ken buat benar benar mengundang simpatik orang yang mendengarnya.
"Apa kau tega menyuruh Ibumu untuk membopongmu "sergah Ibu Ken heran.
"Tak ada yang mengatakan itu" Ken balik menimpali ucapan Ibunya.
"Lalu..?" Ibu Ken makin dibuatnya untuk berfikir.ia pun tahu setelah Ken menatap tajam ke arah Reynand berdiri.Ken menatapnya dalam dalam.
"Aku ingin kakak baruku menggendongku..kau tak keberatan kan.anggap ini tanggung jawabmu sebagai anak tertua " ulah Ken membuat Reynand geli.panggilan yang baru saja di dengarnya membuat sedikit wajah Reynand masam.wajah itu menolak.memperlihatkan rasa tidak nyaman.
"Kenapa kau jadi manja seperti ini Ken,kasihan Reynand dia juga pasti kelelahan " Ibu Ken sedikit mengomel.namun nadanya terdengar ringan saja.
"Ah tak apa apa Ibu..biar Ken saya gendong." Reynand menghampiri Ken.memposisikan tubuhnnya yang akan membopong Ken.Reynand sedikit condong untuk bisa merengkuh tubuh Ken.mengatur keadaan senyaman mungkin.di raihnya tengkuk Ken,kemudian Reynand melingkarkan tangan kirinya disana.sebelum Reynand mengangkatnya,ia sempat berucap lirih di ujung telinga Ken.Reynand berkata pelan dan terdengar berbisik.
"Aku tak suka kau memanggilku dengan sebutan itu.apa tak ada nama lain.jangan paksa aku untuk mencium mu di depan Ibu jika kau tetap saja memanggilku seperti itu."
"Kau gila apa.." umpat Ken kesal.suaranya juga terdengar pelan namun tak setenang ucapan Reynand.
"Jadi menurutlah..." suara Reynand terasa menggema di telinga Ken.sukses membuat Ken tak banyak tingkah.Reynand mengangkat tubuh Ken.membopong layaknya seorang wanita.ke dua tangan Ken bergantung pada leher Reynand.mengait mencegahnya terlepas.kini justru Ken yang memasang muka masamnya.perkataan Reynand tadi baginya adalah sebuah ancaman.di cium Reynand di depan Ibu?bagi Ken adalah kiamat besar.belum saatnya Ibu mengetahui hubungan ini.
Ibu Ken tersenyum kecil menyaksikan dua putranya itu.ia membuka pintu itu memberi jalan untuk Reynand yang terlihat kepayahan.
"Ibu ..Rey duluan ya" ia meninggalkan Ibu Ken yang sedang mulai menenteng bawaanya.
"Iya hati hati " jawaban singkat keluar dari Ibu Ken.ia terus saja memandangi dua putranya itu.tak ada pikiran lain selain kebahagiaan yang dirasakannya saat ini.
"Apa kau suka aku gendong seperti ini.kau terlihat tenang seperti seorang bayi." Reynand terkekeh kecil mengatakan itu.Ken tak mengatakan apa apa.ia hanya meninju pelan di dada Reynand yang bidang.kemudian Ken menampak-kan wajah semu nya.
Hingga seorang pria yang sedang berdiri menatap Reynand,dengan sigap membukakan pintu mobil hitam itu.
"Kau tak perlu menatapku seperti itu" Nada Reynand terdengar tegas.mendapati sopir pribadinya memandanginya dengan cara aneh.
"Maaf Tuan muda ..maaf" terlihat ia ketakutan.beberapa kali ia bungkuk-kan badannya untuk meminta pengampunan.
"Apa kau tak ingin turun..lepaskan tanganmu di leherku.kalau tetap seperti ini kau tak dapat masuk ke dalam mobil " Reynand seperti menyadarkan Ken dari lamunan-nya.Ken tergerak.tersadar dengan suara Reynand yang seakan mengganggunya.Ken tersenyum bodoh.menampak-kan gigi gigi putihnya.menjadikan dirinya berada dalam situasi yang kikuk.
Reynand melepaskan tangan Ken yang seolah melilit kuat di lehernya.membuat posisi Ken senyaman yang di kehendaki.Ken telah masuk ke perut mobil.di ikuti Reynand yang mengambil tempat di sebelahnya.Ken akan selalu paham.Reynand pasti menjaganya sampai ia benar benar merasa nyaman.Ken sedikit merasa jengah.apalagi kalau bukan pandangan sopir Reynand yang begitu intens menatapnya.berada di samping Reynand,membuat Ken merasa seperti di introgasi oleh mata hitam tajam itu.walau ia terkesan sembunyi sembunyi namun mata Ken lebih jeli.lebih tahu bahwa tatapan itu membuat Ken tidak nyaman.
Terlihat Ibu Ken masuk dan duduk di sebelah kanan di samping Ken.Mesin mobil berderu.kemudian membawa mereka meninggalkan plataran Rumah Sakit.sungguh tak sepengap yang di perkirakan.tak panas juga.mobil Reynand di lengkapi banyak fasilitas plus pengharum ruangan yang bisa sesuka hati pemilik menggunakannya.
Ken seperti terlarut oleh pikirannya sendiri.kenyamanan mobil itu membuat Ken rileks.
"Ken...kau istirahat beberapa hari dulu dirumah.jangan kau paksakan untuk kuliah dulu.pulihkan kesehatanmu.kau harus mengikuti kata kata Ibu.kau harus menurut." Ken terkesiap menerima anjuran itu.Ken hanya memandang wajah sekilas Ibunya.dan kembali memainkan angan-nya.
"Masalah itu biar nanti aku bantu mengurusnya." Ken kaget mendengar penuturan Reynand.bukan karena niat ucapan-nya.namun karena sebuah jari yang kuat menyelinap masuk di sela jari jemari Ken.Reynand menggenggamnya erat.seolah sedang tidak terjadi apa apa.ia masih juga mengobrol kecil dengan Ibu.Reynand tidak menunjuk-kan apa apa di wajahnya.sekali ia terlihat menaik-kan ujung bibirnya menatap Ken.Reynand menyembunyikan genggaman itu di balik sweater yang ia kenakan.
"Sepertinya kau sudah lama mengenal Ken,apa benar begitu Rey.." ucapan Ibu ken terdengar pelan.
"Sebenarnya tidak terlalu lama juga.hanya saja di asrama kamar kita berdekatan jadi memungkinkan kita lebih sering bertemu."
"Maafkan Ken ya kalau sering merepotkan mu"
"Tak apa apa Ibu.."balas Reynand sambil menatap lemah Ibu Ken.
"Kau kenapa Ken..kenapa dari tadi kau terdiam.kau mual?pusing?" Sempat Ibu Ken memastikan keadaan Ken dengan meraba dahi,sekitar tengkuk dan lehernya.
"Tak demam.." Ibu Ken bergumam lirih.
Reynand sangat mengerti wajah itu.wajah yang sedang terkekeh geli.dengan tampang bodohnya Ken membuat Ibu nya kebingungan.tak ada cara lain yang harus di lakukan Reynand selain menekan keras jari Ken di genggaman tangan-nya.alhasil Ken mengaduh keras.Ibu Ken semakin tak mengerti situasinya.ia hanya menggeleng kecil menyaksikan tingkah Ken.
"Ken hanya kangen rumah saja.makanya Ken melamun.kangen sekali dengan tempat tidur Ken.dan kangen sekali ingin memeluk panda kecilku " ucapan yang terakhir tadi terdengar samar dan lirih.Ken menyadari kebiasaan aneh itu.ia merasa malu.Ken menatap wajah Reynand sebentar.lalu memalingkan tanpa ekspresi.
"Kau masih suka boneka..." pertanyaan Reynand berhasil membuat Ken blingsatan.mata Ken jelalatan seperti sedang ingin mencari sebuah alasan.jelas Ken merasa terpojok.
"Kau pria yang unik..apa dengan ukuran boneka sekecil itu bisa nyaman saat kau peluk" Ken tak siap menerima pertanyaan itu.ia masih kaku.lidah Ken serasa kelu untuk mengatakan sesuatu.
"Ken memang begitu.kesenangannya sangat berbeda dengan orang lain.Ken tak punya saudara.mungkin itu bentuk perhatian dia.Ibu tak pernah kawatir selama dia tak memakai gaun" sontak isi mobil terdengar riuh.Ibu Ken begitu lepas tawanya.Ken bersungut.Reynand hanya tersenyum.ia tak melepas tatapan-nya pada Ken..orang yang senantiasa membuatnya untuk selalu tersenyum.
Bersambung....
• met pagi cemua,,,minta vote+coment ya
• Doain moga ceritanya makin bgus
• happy reading guys
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART ATTACK ( BL Stories )
FanfictionApa jadinya bila seorang pria tampan yang menjadi idola gadis gadis di kampus,kini justru terjerat oleh hati seorang pria.inilah yang terjadi pada Reynand,seorang pria tampan nan tajir yang akhirnya bertekuk lutut cintanya pada Ken,pemuda sederhana...