Part 26

11.4K 838 14
                                    

     Reynand terlihat gelisah.ia masih saja berjalan kesana kemari di depan pintu ICU.menunggu seseorang keluar dari dalam dan memberi tahu keadaan Ken sekarang.batin Reynand kacau.keadaanya pun tak lebih buruk dari sekarang.penampilan Reynand berantakan.wajahnya menampakkan begitu banyak ekspresi.walaupun Reynand cenderung tenang,namun wajah itu sudah mampu menjawab perasaanya sekarang.Reynand tak tenang.kadang ia duduk,kemudian ia berdiri,dan terkadang mondar mandir di depan pintu yang sesekali mengamati daun pintu manakala seorang dokter yang segera memberinya kabar.

Maya dan Agam menunggu dengan tenang.walau sebenarnya batin mereka sama kacaunya.keadaan belum memberinya jawaban.sudah hampir tiga puluh menit mereka semua menanti dengan harap harap cemas.

"Apa perlu kita memberi tahu Ibunya Ken..." Agam melempar sebuah pertanyaan dimana Reynand terlihat masih gelisah.nampak pandangan Reynand datar.sepertinya ia belum siap mendapat pertanyaan itu.

" tak ada salahnya.Aku tidak ingin terjadi hal lebih buruk jika beliau tidak mengetahuinya dari awal.akan jauh lebih baik memberi tahu daripada tidak sama sekali" tukas Reynand.ia kemudian mengambil handphon Ken yang sedari tadi di simpannya,lalu mencari nama yang akan segera di hubunginya.

Sambungan sudah terhubung.ada sapaan ringan dari seberang sana.Reynand memberi sapaan yang berkesan untuk memulai obrolan itu.

"Halo selamat sore Bibi,maaf telah menganggu waktunya Bibi.maaf sebelumnya saya teman sekampus Ken.."belum selesai menyapa,sepertinya suara disana telah memotongnya.

"Bukan bibi.aku bukan Am..aku Reynand teman baru Ken...iya bibi..Aku menghubungi Bibi ingin memberitahu perihal keadaan Ken" nada Ibu Ken terdengar cemas.tak biasanya ia mendapati kabar Ken yang mendadak.apalagi dari temanya bukan dari Ken langsung.Reynand menghela nafas sejenak mengatur deru nafasnya supaya tidak terdengar gugup.Pertanyaan Ibu Ken mengharuskan Reynand melakukan itu.ia sangat cemas menanyakan kabar Ken.dengan satu tarikan nafas,Reynand pun mengatakan keadaanya yang sekarang.

"Ken sekarang ada di Rumah sakit.sedang dalam perawatan.Bibi jangan terlalu kawatir.keadaanya sudah membaik sekarang.sekali lagi maaf kalau ini membuat Bibi cemas.aku pikir Bibi harus mengetahuinya." Sejenak tak ada balasan dari seberang sana.Ibu Ken terdiam.Reynand tahu,Ibu Ken menangis.dari jawaban singkat yang Reynand terima.suara yang terdengar parau dan penuh kesedihan.Reynand segera memberi alamat lengkap Rumah Sakit dimana Ken di rawat,tak berapa lama sambungan disana terputus setelah ucapan terima kasih Reynand terima.

"Apa semuanya baik baik saja.." Maya mengatakan itu sambil menatap Reynand.

"Ibu Ken akan kesini.beliau dalam perjalanan.ku harap ini yang terbaik " Reynand menebar pandangannya.Ia menyusuri wajah Agam dan Maya.reaksi yang sama di tunjuk-kan.semua dalam keadaan cemas.

Pintu ICU terbuka.seorang dokter bersama dengan seorang perawat keluar dengan tatapan yang bingung.

"Apa ada pihak keluarga atau saudara dari kalian.kalau ada silakan ikut saya ke dalam "Seorang dokter mengamati satu per satu wajah Reynand,Agam dan Maya.belum ada yang bergeming hingga sebuah suara membuat keadaan berbeda.dokter menatap wajah itu.

"Aku saudaranya.dan aku yang akan mengurus semuanya" jawaban Reynand sangat singat.nada keseriusan begitu terdengar.tak ada yang meragukan atas jawaban itu.Dokter mengamati Reynand.kemudian tersenyum simpul dan mengajaknya masuk.

Ruangan yang memang besar.dan terbilang mewah untuk sebuah ruang perawatan.lengkap dengan berbagai fasilitas dan pemenuhan pasien.ada pendingin dan tv flat.lengkat dengan lantai yang beralaskan beludru.ruangan semewah itu sekilas nampak bukan untuk ruangan orang sakit.nyatanya tak demikian.Reynand sengaja memesan khusus VVIP.segala kelengkapan yang akan membuat Ken merasa nyaman.bagi Reynand itu hal yang tak seberapa.keuangan adalah nomor sekian.baginya adalah keadaan Ken yang di utamakan.

HEART ATTACK ( BL Stories )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang