Part 45

7.5K 583 27
                                    


        Reynand mengecil di sudut ruangan.Perasaanya di penuhi kekalutan yang meraja,ia tak habis pikir kenapa Ken bertingkah seperti itu.ia ketakukan melihat dirinya seakan akan ia bagai orang asing yang menjadi momok.Reynand mampu melihat ketakutan di mata Ken yang sangat kentara.hati Reynand sangat menolak untuk menerima semua ini.bagi Reynand itu bukanlah Ken yang periang,Ken yang senantiasa mampu membuatnya melewati hari hari yang penuh kejutan dengan segala tingkahnya,namun sekarang kenyataan itu sepertinya sirna oleh fakta yang membuat hati Reynand miris.

Ibu Ken keluar dari kamar, wajahnya terbalut oleh garis kegamangan.ia menghampiri Reynand yang masih dengan sikap diamnya.Reynand memperhatikan sekali urat kecil di wajah Ibu Ken,garis usia itu menyimpan banyak perasaan yang kian membuat Reynand tak karuan.Ibu Ken mendekat dan dan memegang lembut bahu kokoh itu,Reynand menerima dengan tatapan datar.

"Ibu tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ken..ia begitu takut padamu.Ibu tak pernah melihat wajah Ken yang setakut itu..ia tidak cerita tentang apa yang membuatnya menderita seperti itu tapi ketika ia melihatmu dengan cara yang tak biasa itu memaksa Ibu untuk bertanya juga padamu,apa yang sebenarnya terjadi..."Reynand mengumbar tatapanya tepat di bola matanya.tatapan sayu Reynand membuat Ibu Ken semakin menyimpan banyak kosakata.

"Ibu..aku juga tidak mau menerima keadaan seperti ini.aku sakit diperlakukan Ken seperti ini.buatku itu lebih menyakitkan dari semua apa yang pernah menderaku.kalian bukan lagi orang lain bagiku.Ibu..kalaupun aku tahu masalahnya,aku pasti sudah bertindak cepat untuk menyelesaikanya..ini masih mengambang di otak-ku,aku bingung harus berbuat apa.."

"Apa memang tidak ada pertengkaran di antara kalian..tak selamanya persahabatan itu berjalan mulus.terkadang hal sepele pun akan menjadi suatu masalah jika dua isi kepala saling berseberangan..kau kemana waktu itu Rey mengapa kau buat Ken keluyuran sendirian,jika ia bersamamu pasti dia tak akan seperti itu..kau teman dekatnya Ibu sangat mempercayakan itu..jika ada kau mereka pasti tidak memukuli Ken seperti itu.."

"Siapa yang memukulinya Ibu.."bola mata Reynand menghunus tajam.

"Katakan padaku Ibu, siapa yang memukuli Ken.."

"Ibu juga tak tahu persis Rey,Ken hanya mengatakan pada Ibu jika ia di pukuli pemabuk jalanan.."

"Tapi mengapa Ken bersikap padaku seperti itu seolah olah aku yang membuat dia teraniaya..aku sangat bingung Ibu,aku akan bicara padanya.."

"Jangan Rey..dia tidak akan menerimamu justru kau akan perlakuan yang kurang baik dari Ken,Ibu khawatirkan hal itu.."

"Biar aku hadapi Ibu..aku akan menerima apapun resikonya nanti."Reynand berdiri.ia sudah menarik badanya menuju kamar Ken.tekad kesiapanya sudah benar benar ia tangguhkan.Reynand menyimpan itu di dalam niatnya yang begitu kuat.Reynand mengetuk pintu kamar.

"Ken bisakah aku masuk...sampai kapan kau akan tetap bersikap seperti ini padaku..bicaralah padaku.."

"Pergi kau!aku tidak mau melihatmu..kenapa kau masih saja disini.aku tidak butuh kau.."suara lantang Ken bergema.ia tak menghendaki seseorang di balik pintu menyeruak masuk.

"Jangan pernah lagi kau datang padaku..sekarang berusahalah untuk menjauhi aku...aku tidak ingin lagi kau ada di kehidupanku." Sesaat setelah Ken melontarkan kalimat itu,sepasang mata merah menyalak masuk.Reynand memaksa dirinya melesak ke dalam.ia dorong pintu itu agak keras hingga sukses membuat Ken berdecap kaget.wajah Reynand sangat mengenaskan,amarah di wajahnya berkali kali lipat membuat ketampananya pudar.lipatan amarah itu menumpuk di tiap garis wajahnya.

"Apa kau serius mengatakan itu..."mata nyalang Reynand tak bergerak mengawasi gurat wajah di depanya.Reynand pandang wajah Ken dalam dalam.

"Apa menurutmu aku tidak bisa serius..aku akan tenang jika kau tidak mengangguku lagi"

"Aku tidak akan pergi jika kau tidak mengatakan yang sebenarnya.."

"Kau tidak tahu dan tidak akan pernah tahu."

"Mana aku tahu jika kau sendiri bungkam dan tak berniat memberitahu padaku."

"Itu masalahmu dan aku tidak peduli..pergi kau dari sini aku muak denganmu."

"Sejak kapan aku tidak peduli padamu..aku menaruhkan perasaanku karena aku menyukaimu.aku dekat denganmu karena aku menyayangimu..aku korbankan perasaanku karena aku memang mencintaimu jadi dimana letak ketidakpedulianku padamu..sampai kapan kau akan membuatku gila seperti ini.apa kau pikir aku tidak peduli dengan keadaanmu sekarang..aku sangat tidak memperdulikan hal lain selain keadaanmu.aku acuhkan keluargaku yang tiap menit memintaku untuk pulang,aku acuhkan kuliahku karena kekhawatiranku padamu.aku tidak peduli semua itu..namun sekarang kau mengatakan jika aku tak peduli,apa perasaanmu tercipta dari batu..jangan pikir jika aku tak bisa menangis.."Ken terdiam beku.ia sangat melihat wajah tampan itu berair.mata merah Reynand mengucur setitik bening yang menembus dari kornea matanya.untuk beberapa detik Reynand pandang bola mata Ken dalam dalam.tanpa ada kata kata yang tersemat.kemudian Reynand pun berkata..

"Sekarang aku akan turuti keinginanmu..aku tidak akan pernah lagi menaruh rasa peduliku padamu..kau harus ingat.ini keinginanmu bukan aku..."Reynand palingkan wajahnya dan hendak meninggalkan kamar Ken.

"Aku sudah tahu kau akan mengatakan itu padaku..ada baiknya aku jauh darimu,tidak akan ada lagi wanita seperti Jen yang akan membuat hatiku sakit dan menangis seperti orang bodoh..tak akan ada lagi seseorang yang menghajarku tanpa manusiawi seperti yang dilakukan mantan sopirmu yang brengsek itu,apa kau pikir aku tidak menderita karena itu..aku hampir mati karenanya,sudah cukup disini aku merasakan itu." Langkah Reynand terhenti oleh kalimat itu.refleks Reynand memutar wajahnya untuk menangkap bola mata Ken.di tatapnya sejurus gurat wajah Ken.dan Reynand pun mendekat dengan gerak lambat.

"Apa yang baru saja kau katakan...mantan sopir?dia memukulmu?benarkah apa yang baru saja kau katakan.."

"Apa kau tak mengerti juga..dia mantan sopir pribadimu yang kau pecat tempo dulu,dia menuntut balas.dia memukulku,menendangku,mencekik-ku dan membantingku ke tanah...kau tidak pernah tahu rasanya di perlakukan seperti itu.merasakan kesakitan tanpa tahu sebab masalahnya.."Reynand bergegas meninggalkan Ken yang masih berkomentar.ia menarik tubuhnya dari dalam kamar.Reynand menghampiri Ibu Ken.

"Ibu..aku pulang dulu,ada hal yang harus aku selesaikan..aku sudah menghubungi dokterku,dia akan memeriksa Ken..sebentar lagi kesini Ibu tak perlu khawatirkan keadaanya..aku pulang dulu."Ibu Ken berangguk pelan seraya mengumbar sedikit senyumnya.ia tatap tubuh Reynand sampai hilang bersama mobilnya yang melaju.

Bersambung....

[  jangan lupa baca juga ceritaku yang berjudul ESCAPE FROM THE CHICKEN...kisah pelarian seekor ayam. ]



HEART ATTACK ( BL Stories )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang