Part 17

15K 853 7
                                    

** Flashback **

-Reynand POV -

"Rey..apa kita mau makan di tempat ini?"

Sebuah pertanyaan meluncur dari mulut Agam.sesaat mereka berdiri di depan sebuah Restoran yang bernuansa klasik.Aku hanya melirik Agam sebentar.Agam paham.itu sebuah isyarat.bahwa itu tak perlu jawaban lagi.

"Oke Rey...aku tahu matamu mengatakan iya.kau orang susah di tebak orang.untungnya aku kenal kau lama.jadi aku tak begitu terlihat bodoh kan.." ocehan Agam hanya berlalu begitu saja.Aku sudah masuk ke dalam Restoran.Ku tinggalkan dia.

Tidak terlalu rame.terlihat ada beberapa pasangan yang memang sengaja menghabiskan waktu berdua.suasana masih sama.unsur klasik masih menjadi dominan di restoran ini.

"Apa kau sudah menemukan tempat duduknya?!!"

Bicara Agam sengaja dibuat tak bertempo.sejurus pandanganya,Aku menyisir tempat yang dirasa nyaman dan tak terlalu banyak orang.tatapan ku terhenti pada meja yang teralihat agak memojok.bola mata kecil ku sengaja kugerak kan.kupicingkan untuk membenarkan apa yang ku lihat.

"Orang bodoh itu lagi !"

Aku hanya mampu menggumam lirih

"Hei ..kenapa kau diam Rey.kita mau duduk dimana.orang akan terus terusan menatap kita kalau kita masih saja berdiri seperti ini.kau malah melamun.apa ada yang sedang kau pikirkan.."

"Tak ada apa apa.kau bisa ikuti aku !"

secepat Akuberkata,secepat pula  ku langkahkan ke dua kaki ku ke sebuah meja yang agak belakang.pojok.suasananya begitu damai.ini menjadi alasan kenapa Aku menyukai tempat ini.

Tepat di depan ku duduk.sepasang pria sepertinya sedang berdebat.namun argumen yang di keluarkan.sangat tidak berisi sama sekali menurut ku.sama sekali tidak penting.mereka pikir aku tidak mendengar apa yang mereka ucapkan.tanpa harus menguping.seperti banyak di katakan orang,suara pria di depan itu sudah mampu membuat ke dua telinga ku terasa pekak.jelas itu Ken.

"Apa yang dilakukan bocah bodoh itu.dasar tak tahu malu."

batin Ku terus saja mengumpat.menatap ulah Ken yang terkesan memalukan.

"Rey..kau dengar itu.dua orang yang duduk di depan meja kita." Reynand menatap Agam sesaat.ia paham arah pembicaraannya kemana.

"Emm...!"

Aku hanya bergeming.Aku tak mau ambil pusing dengan suatu hal yang tak begitu penting bagiku.

Agam kembali mengurai ucapannya.

"Bodoh sekali pria itu kelihatannya.ekspresinya terlalu berlebihan.mungkin lagi kesal.andai saja pria itu dekat dengan kamarmu.pasti sebentar lagi ditelingamu akan terpasang alat bantu dengar.aku yakin Rey.karena suara itu akan merusak gendang telingamu."

Agam tertawa lepas.sambil sesekali mencuri ekspresi wajah Ku.tak ada garis apapun.tak ada ekspresi.Aku mengakui akan mimik ku sendiri.

"Dia memang orang yang tinggal di seberang kamarku.dia yang sudah aku ceritakan padamu.itu Ken!"

Tukas ku.Agam merasa agak sedikit kurang nyaman di saat tatapan Ku seakan menelanjanginya.Mungkin Agam juga paham reaksi wajah ku yang seperti ingin menceritakan gamblang bahwa orang konyol itu memang tetangga kosku.Orang yang super aneh itu pernah ku kenal.Bagi ku sungguh hal yang memalukan sekali mengenal tipe orang seperti itu.yang bertingkah menyebalkan.

"Kau mau pesan apa..!?"

Aku membuka buku menu dan melempar tatapan ke arah Agam.

"Seperti biasa!"

sebuah jawaban singkat diutarakan Agam.

"Rey lihat..temanmu pergi."

Tiba tiba Agam meluncurkan ucapannya.Aku mengikuti sumber objek yang Agam maksudkan.

"Biarkan saja.tak ada urusannya denganku."

Jawaban Ku seperti terkesan mengindahkan.tak memperdulikan.Tapi nyata nya aku ingin sekali tahu tentang dia,tentang pria kecil aneh itu.

"Kau lihat tadi Rey,teman Ken itu sepertinya melihat kita.dia benar benar terlihat terburu buru.sesaat ia melihatmu.mungkin dia merasa tak enak "

kembali Ku edarkan sorot mataku untuk sekilas menatap Agam.Dan tanpa meninggalkan ekspresi sedikitpun.

Aku biarkan diriku untuk tetap terlihat tenang dengan duniaku sendiri.setelah hidanganya tersedia di depan mata,Aku menikmatinya sekali.lidahku menari di ikuti suap demi suap.Karena merasa tak ingin banyak berfikir,Aku acuh kan Agam yang mengoceh dari tadi.

"apa itu sebuah Ponsel!?"

Aku setengah bergeming.Sampai nada ku nampak tak begitu jelas.ada makanan yang sebagian belum ku telam,aku menangkap sebuah meja kosong di depanku,itu meja yang tadi di tempati Ken dan temanya.

"Rey..kau mau kemana??!"

Agam sedikit terkejut ketika Akuberdiri dan melangkah ke arah benda yang ku maksud.Ku raih handphon itu dan membawanya dan kembali duduk dan melanjutkan selera makanku.

"Kenapa kau mengambilnya?!"

pertanyaan Agam sukses membuat makan ku terhenti sejenak.

" akan jauh lebih aman kalau aku yang memegangnya."

Jawaban singkat Ku membuat Agam tak bisa mengatakan sesuatu lagi.

Perlahan Agam pun tahu maksud Ku memintanya bertemu.namun yang sempat membuat Agam terhentak.hubungan asmara Ku bersama Jen kandas.sebuah keputusan yang pasti akan di ambil laki laki apabila satu posisi yang sama dengan Ku.Merasa di permainkan dengan nama selingkuh.Agam tak mampu mencerna akal sehatnya.Ia berfikirPria setampan diriku saja bisa di selingkuhi.bagaimana dengan nasib dirinya yang jauh di bawah Ku.cinta itu buta memang.Itu salah besar.Menurutku tiap pria memiliki kesamaan dalam hal.

Agam kembali membuka sebuah percakapan.isyarat mata Agam memancarkan keseriusan.Agam menghargai keputusan Ku.tugasnya hanya membuat Ku tak rapuh.

"Aku yakin Rey..Jen akan menyesal melakukan ini padamu.kau pria yang hampir tanpa cela.semua gadis pasti menginginkan menjadi kekasihmu.aku tahu biarpun kamu ya sedikit menjengkelkan.tapi kau tipe pria yang setia."

Aku hanya menatapnya sekilas.wajah Agam menangkap ketidaksukaan Aku padanya ketika ia mengutarakan sedikit keburukan Ku.tatapan yang sebenarnya tanpa maksud apa apa.

"Aku sudah melupakan semuanya.melupakan pernah mengenal dia."

Aku sambil melirik ke jam di tanganku.

"Sudah malam.ayo kita pulang"

"Kau jangan menginap di kamarku malam ini.aku sedang ingin ketenangan.jangan sampai aku memaksamu.aku hanya tak ingin aku terjaga semalaman karena dengkuranmu yang seperti seekor babi."

Aku sedikit tersenyum mengungkapkan itu.

"Sialan kau Rey!"

ungkap Agam di sertai pukulan kecil pada lengan Reynand.Agam mendengus kecil.menahan kekesalan.

"Aku antar kau sampai rumahmu.aku tahu kau tadi naik taxi"

Aku melihat wajah Agam yang seolah menjadi penurut.tak seperti biasanya yang harus ada sebuah perdebatan yang tak berarti.

"Baiklah"

jawaban singkat meluncur dari mulut Agam.sejurus kemudian.Akupun bersama dia melangkah keluar restoran.membawa ketengan dihati masing masing.Aku setidaknya bisa sedikit lega.muram hatinya sedikit membinar.Aku beruntung bisa mengajak Agam untuk berkeluh kesah.apalagi diriku,yang jarang bisa membagi keluh pada siapa pun.Aku  terbilang orang yang jarang berucap dan lebih aktif bertindak.tak ayal membuat Agam merasa senang terhadap ku.Dibutuhkan dan membutuhkak.Dua kalimat yang saling bertalian dalam sebuah persahabatan.



Bersambung...

HEART ATTACK ( BL Stories )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang