7. Seorang pelindung

8.9K 356 4
                                    

"Maafkan aku Thania aku tidak bermaksud.."

"Tak apa-apa aku mengerti. Maaf aku jadi curhat mengenai masalah pribadiku padamu."

"Tak apa. Aku bisa menjadi teman baikmu, jadi santai saja."

"Hm.. baiklah."

******

Thania sudah merapikan barang-barangnya, dan Kelvin pun mengantarkannya ke rumah. Thania merasakan letih yang teramat sangat. Bekerja sepanjang hari di rumah atasannya sendiri membuatnya sangat letih. Ia pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang menatap langit-langit yang terhiasi bintang-bintang.

Walaupun ia sudah dewasa namun ingin rasanya kembali menjadi anak kecil lagi. Dimana ia bisa bersenang-senang melewati hari tanpa ada beban di hatinya. Tak perduli jika orang-orang bersikap manis di hadapannya, ia takkan mengerti.

Setidaknya hidup ini terasa lebih indah dibandingkan menjadi wanita dewasa yang harus mandiri dan bersikap dewasa. Melakukan segalanya dengan pikiran yang logis tanpa kesalahan.

"Kenapa aku bisa menceritakan segalanya seperti itu pada Kelvin? Aku seharusnya tidak melakukan itu. Arghh.. aku sangat ceroboh jika sedang sedih."

Thania POV

Aku tak ingin seperti ibuku, aku ingin mendapatkan pria yang mencintai kekurangan dan kelebihanku. Hal itu membuatku makan sangat banyak ketika aku memutuskan untuk tidak tinggal bersama ayah maupun ibuku.

Aku ingin hidup sendiri, lebih baik aku hidup sendiri daripada aku harus melihat orang-orang yang aku sayangi bertengkar di sekitarku.

Tapi kenapa sekarang aku merasa menyesal karena berat badanku yang sekarang sudah melebihi batas idealku. Aku sangat muak dan letih melihat wanita langsing di luar sana. Mereka membuatku iri, aku ingin menjadi seperti mereka yang dipuja-puja oleh setiap lelaki yang melihatnya.

Aku benci ayahku yang pergi dengan wanita lain yang langsing, berpakaian modis serta mampu memanjakannya setiap saat. Tapi aku muak dengan wanita seperti itu. Apa kekurangan ibuku sampai ia melakukan hal itu? Ibuku adalah ibu yang baik dan bertanggung jawab, ia selalu menjaga dan memenuhi kebutuhanku.

Sedangkan ayah? Pergi pagi dan pulang pagi. Ia hanya melihatku tapi mengacuhkan ibuku. Entah kapan terakhir kali aku melihat mereka bersama...

Tok tok tok...

"Aduh siapa sih yang bertamu di saat aku sudah mulai terlelap dalam tidur cantikku ini?"

Tok tok tok...

"Iya tunggu seben-..." Thania tak dapat menyelesaikan kata-katanya ketika siapa tamu yang datang ke rumahnya. "Kakak..."

"Thania..." pria itu langsung memeluk erat Thania sampai kehabisan nafas.

"Aaaa... Kangen banget sama kakak."

"Kakak juga kangen sama kamu."

"Masuk kak, padahal tadi maunya tidur tapi kangen sama kakak tapi hilang deh ngantuknya."

"Kamu nihh masih aja manja, kamu gapernah berubah yaa.."

"Aku berubah banyak kak." Thania menekuk wajahnya, membuat Dennis menatap intens ekspresi Thania.

Dennis mengelus lembut pipi Thania. "Heyy.. hey.. Kenapa mukanya sedih gitu sih? Ga seneng ya kalo kakak pulang?"

"Bukan gitu kak."

"Nihh badan aku gendutan.."

"Hmm.. masa sih? Coba kakak liat dulu." Dennis menatap tubuh Thania dari atas sampe bawah.

"Uhhh..." Thania mengerucutkan bibirnya dengan manja.

"Kamu nih masih aja manja, imutnya banget lagi. Kakak kangen banget sama kamu, pengen meluk kamu.."

"Iyaa kakakku tersayang."

"Kakak tinggal disini ya sama kamu?"

"Loh kok? Emangnya gapapa?"

"Kakak pindah tugas kok kesini sayang. Aku akan menjadi dokter yang hebat di Indonesia kan sayang?"

"Iyaa kakak.. Kakak emang yang terbaik."

******

-Keesokan harinya-

"Kakak hari ini ada pasien gak?"

"Kenapa memangnya?"

"Pengen jalan-jalan."

"Loh emangnya kamu ga kerja? Kakak dengar kamu jadi sekretaris di perusahaan yang besar. Bagaimana jika bosmu marah?"

"Nggak lah kak. Aku udah kerja lembur selama beberapa hari jadi aku meminta cuti, itu juga karena ada kakak sekarang. Aku saaaangaatttttttttt senang karena kakak mau tinggal denganku disini. Kakak tau? Aku sangat kesepian kakak."

"Kesepian? Memangnya kamu tidak punya pacar?"

"Nggak kak. Aku gaada waktu buat punya pacar, aku gamau punya pacar yang gabisa nerima aku apa adanya."

"Kamu jangan terlalu memikirkan hal itu sayang, nggak setiap laki-laki seperti itu."

"Iya memang. Kecuali kakak kan? Kakak yang akan selalu ada buat aku."

"Iyaa sayang. Aku akan selalu ada untuk adikku yang cantik ini."

"Janji ya kak?"

"Iyaa sayang."



-iapd-
Kamis, 04 Agustus 2016


OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang