31. Kau penting untukku

3.2K 147 4
                                    

Dennis merebahkan tubuhnya di sofa, memijat keras pelipisnya dengan penuh amarah.

"Kali ini kau sudah mengambil milikku yang paling berharga Kelvin. Kau tak akan aku maafkan!"

Dennis mengambil ponsel di sakunya dan menelepon teman lamanya.

"Hallo.."

"Heyy.. How're u Dennis?"

"So bad!"

"Why?"

"Akan aku jelaskan, kita bertemu di Cafe Tezco jam 7 malam."

"Ada apa? Kau membuatku penasaran."

"Temui saja aku, kau akan mengetahui segalanya."

"Baiklah.. Baiklah.. Aku mengerti."

19.00 pm

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?"

"Adikku, maksudku Thania. Sudah menikah dengan direktur di Perusahaan Geeks."

"Really? Aku terlalu lama di New York sampai aku tak tahu akan hal itu. Lalu, bukankah kau seharusnya bahagia?"

"Kau seperti tidak mengenalku, Matthew."

"Jadi kau masih menyukainya? Aku kira kau hanya cinta monyet dengan adik tirimu itu."

"Aku benar-benar mencintainya, Matt. Jangan memandang rendah cintaku."

"Heyy Dennis, you're a good boy!! Kau bisa mendapatkan yang lebih dari Thania. Bukankah Thania terlalu berisi? Kau bisa mendapatkan yang lebih sexy darinya."

"Kurang ajar!!" Dennis menarik kerah Matthew dengan tatapan yang tajam seperti anjing yang siap membunuh mangsanya.

"Lepaskan aku Dennis, aku hanya bercanda."

"Jangan pernah katakan hal itu lagi di hadapanku jika kau ingin selamat."

"Ughh.. Kau terlihat seperti monster setiap kali orang membicarakan hal buruk mengenai adikmu itu. Kau tak pernah berubah Dennis, tapi kurasa semuanya sudah sia-sia. Kau menyuruhku kesini hanya untuk curhat masalah ini? Sungguh kau sangat mengecewakanku kawan."

Dennis melepas kasar cengkramannya di kerah Matthew, membuatnya hampir terjatuh ke lantai.

"Aku menyuruhmu kesini untuk membuat rencana agar Thania kembali padaku."

"What? Aku bukan seorang biro jodoh Dennis."

Matthew merapikan bajunya yang sedikit berantakan dan beranjak keluar cafe namun Dennis menghalanginya.

"Aku perlu bantuanmu, aku sudah memikirkan sebuah rencana."

Matthew menaikkan sebelah alisnya dengan senyuman menantang. Entah apa yang sedang direncanakan seorang Dennis, tatapannya sama sekali tidak dapat ditebak.

*******

Thania masih menatap wajah Kelvin yang datar sedang menonton tv di ruang tamu. Thania sangat kesal karena Kelvin yang masih saja tak menghiraukannya, saking kesalnya Thania sudah menghabiskam 2 kotak besar ice cream vanilla dan cokelat di kulkas.

Mr. Geeks dan Ms. Geeks hanya tersenyum melihat anak dan menantunya itu sedang bermusuhan seperti kucing dan tikus.

Sedangkan Kelvin hanya bisa menahan senyumannya karena Thania menghabiskan ice cream yang sengaja ia siapkan. Kelvin menyuruh Bi Inah untuk memasak makanan yang sangat enak di meja makan. Jika habis maka ia harus membuatkannya lagi. Ini semua ia lakukan agar Thania tidak kekurangan nutrisi lagi, vitamin dan mineral harus selalu masuk ke dalam tubuhnya. Rencana Kelvin sukses berat karena Thania sudah terperangkap pada jebakannya.

"Kelvin... Aku sudah makan banyak jadi bisakah kau berhenti merajuk seperti itu?"

"Hmm.."

"Aku ingin tidur, bisakah kau menemaniku."

"Hmm.."

"Ayolah Kelvin, kau sangat egois!"

"Hmm.."

"Ah!! Terserah kau saja! Ya sudah kalau kau masih tetap tidak ingin menatap dan menghiraukanku. Jadi begini kelakukanmu setelah kita menikah? Dulu kau selalu mengejarku sekarang kau bahkan tidak ingin menjawab pertanyaanku. Apa kau sudah bosan denganku? Padahal kita baru saja menikah." Thania pergi ke kamarnya dengan penuh amarah. Namun ketika Thania pergi dan tak terdengar lagi derap langkahnya, Kelvin tertawa terpingkal-pingkal karena sudah berhasil membuat Thania jatuh dalam perangkapnya.

Mr. Geeks hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya akan tingkah laku anaknya yang kelewat kekanak-kanakan.

"Kau sangat keterlaluan,nak." Ms. Geeks menghampiri anaknya yang sedang tertawa tiada henti sedari tadi.

"Aku sudah putus asa membuatnya mengerti, namun aku harus membuatnya makan dulu. Baru aku akan mengajaknya ke rumah sakit, rencananya sih tadi ke rumah sakit tapi dokternya lagi ke luar kota jadi ga bisa deh."

"Tapi jangan begitu sayang, nanti dia akan merasa jika kau benar-benar tidak mencintainya. Itu akan membuatnya semakin tidak percaya diri."

"Tidak akan seperti itu, ma. Mama tenang saja karena anak mama yang tampan ini punya solusi di setiap masalah yang ada."

********

Keesokan harinya Thania dan Kelvin pergi ke mall untuk meredakan kemarahan Thania.

"Wahai istriku yang cantik, apa kau masih marah pada suamimu ini setelah 2 kantong belanjaan itu sudah ada di tanganmu?"

"Masih."

Kelvin menghela nafas dan merangkul erat Thania. "Kau sangat menggoda hari ini, aku merasa gerah hati saat mata para lelaki disini dengan bebasnya melihat wajahmu."

"Mereka punya 2 mata jadi biarkan saja."

"Kau memang tidak pernah bisa mengerti perasaanku Thania."

"Aku memang tidak bisa mengerti dirimu yang sangat labil. Kemarin kau marah dan membentakku sekarang kau bersikap sok romantis padaku. Kau tau? Kau membuatku frustasi."

"Apa seorang wanita yang menghabiskan 2 kotak besar ice cream terlihat seperti wanita yang frustasi? Tak baik mengatakan jika kau frustasi setelah menikah dengan pria tampan nan mempesona sepertiku."

"Hah? Kau membuatku geli."

"Benarkah? Apa kau ingin lebih geli lagi?" Kelvin mendekatkan wajahnya pada Thania dan membuat wajah Thania bersemu merah.

"Banyak orang Kelvin." Thania menjauhkan wajahnya dan memalingkan pandangannya.

"Lalu kenapa? Kau kan istriku."

"Kau memang tidak bisa mengerti perasaanku Kelvin."

"Kau memang pandai mengulangi kata-kataku Thania."

"Lalu kenapa? Kau kan suamiku."

Kelvin tertawa kecil mendengar Thania yang sudah mulai tertawa lepas dan bercanda bersamanya. Tak ada yang lebih penting lagi selain membuat wanita yang ada di sampingnya ini bahagia.

-iapd-
Senin, 10 Oktober 2016

Maafkan part yang sebelumnya karena pendek. Aku merasa harus update jadi menurutku gapapa kalo pendek yang penting update. Yaudah lain kali updatenya lebih panjang ya, hari ini segini dulu.

OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang