24. Sekali ini saja

3.6K 158 3
                                    

Thania menatap dirinya di depan cermin, setelah sekian lama dirinya berkutat dengan pakaiannya dari 2 jam yang lalu. Hari ini Dennis mengajaknya untuk pergi ke pesta pernikahan temannya. Dennis mengajak Thania agar ada wanita yang mendampinginya.

"Thania kau lama sekali."

"Bentar kak ini udah selesai."

Thania keluar sembari memakai aksesoris di tangannya. Dennis yang melihat penampilan Thania malam itu membuat mataku tak bisa lepas dari Thania. Wanita yang ada di hadapannya, yang dulu adalah gadis kecil yang selalu mengekorinya dan bersikap manja kini telah tumbuh dewasa layaknya wanita.

Namun bayang-bayang masa lalu terus saja menghantui, entah kapan ia dapat mengungkapkan kenyataan yang lebih dulu ia ketahui. Tak bisa ia bayangkan bagaimana reaksi Thania, mungkin ia akan nekad lagi seperti dulu. Sekarang mungkin tak pernah terlihat sikap Thania yang dulu sangatlah berbeda dengan sikap anak lainnya. Tapi semoga saja sekarang Thania sudah berubah.

"Hello kak kenapa bengong?"

"Ahh? Engg.. engga kok."

"Aku cantik ya kak?"

"Ii..iyaa kamu cantik."

"Hmm.. tapi lenganku tetep aja gede kak."

"Ngga Thania, kamu cantik. Udah yum berangkat."

"Bentar dulu ya kak aku bilang ke Reva dulu."

"Hah... Iyadeh. Kakak tunggu di mobil ya."

"Iyaa kak."

*******

"Ramai kak."

"Iyalah ramai namanya juga pesta."

"Aku ga percaya diri nih kak."

"Udah kamu pegang tangan kakak aja, kamu wanita yang paling cantik di sini jadi gausah takut."

"Ihh.. kakak ini!! Mana ada yang seperti itu, yang ada aku jauh di bawah standar mereka. Hmm kalo aku pegang tangan kakak terus ntar kakak gaada yang ngelirik lagi."

"Biarin.."

"Yahh kakak ga bosen apa jomblo terus?"

"Nggak. Udah yuk kakak kenalin sama temen kakak."

Seorang laki-laki tegap agak berisi melambaikan tangannya kearah Dennis. Dennis membalasnya dengan senyuman dan menggandeng Thania untuk menghampirinya.

"Heyy bro.. Siapa nih? Pacar lo?"

"Iyaa pacar gue."

Thania mencubit pinggang Dennis pertanda ketidaksetujuan dan keterkejutannya atas pernyataan yang dilontarkan Dennis mengenainya yang diakui Dennis sebagai pacar dihadapan temannya.

"Kakak apaan sih pake acara bilang kalo aku ini pacar kakak?"

"Udahlah,Than. Ini demi ketentraman hidupmu selama di pesta ini. Kakak gamau yaa kamu digodain sama temen-temen kakak. Asal kamu tau aja temen-temen kakak itu mesum-mesum."

Dennis sengaja mengatakan bahwa Thania adalah pacarnya, ia tahu bahwa Thania akan merasa tidak nyaman.

"Tapi untuk kali ini saja biarkan aku merasakan rasanya mengakuimu sebagai kekasihku. Setidaknya aku pernah merasakannya bukan? Walaupun hanya sekali tapi aku ingin diberi kesempatan kedua untuk menjadi kekasihmu di kehidupan selanjutnya." Batin Dennis.

Thania menghela nafas panjang dan melirik kearah kakaknya dengan pasrah.

"Benar juga sih kata kakak, tapi kak aku mau ke toilet dulu yaa sebentar aja.."

"Kakak anter."

"Nggak.. Aku bukan anak kecil kak, sebentar aja kok."

Ketika aku menyadari bahwa kau tak mampu untuk ku gapai
Saat itu juga aku mencoba untuk merelakanmu
Namun setiap aku berusaha selalu saja aku merasa telah gagal
Pernah ku mencoba mengejarmu di suatu kesempatan
Namun lagi-lagi aku harus menelan pahitnya kegagalan
Sempat aku berfikir mungkin aku hanya bisa menjadi bayanganmu
Tapi kini yang aku inginkan cukup sederhana
Mencintaimu dalam khayalanku
Dan bermimpi untuk memilikimu di kehidupan selanjutnya...

******

Thania membuka pintu toilet dan segera mencari kakaknya namun nihil. Dennis tak terlihat di sudut manapun. Thania bingung entah apa yang harus ia lakukan. Ponsel Dennis pun tak dapat dihubungi.

Seorang laki-laki yang sepertinya ia kenal menghampirinya dengan senyum tipisnya.

"Thania..."

"Kel...Vin.."

"Dengan siapa kau kesini? Kakakmu?"

"Ii.. yaa.. Dan kau kenapa di sini?"

"Karena temanku yang mengundangku."

"Roy temanmu?"

"Yahh.. Jika kau dan kakakku memiliki teman yang sama apakah kau berteman juga dengan kakakku?"

"Hmm.. Sepertinya kau sudah tidak marah padaku?"

"Hey!! Aku masih marah denganmu!!"

"Benarkah? Jadi begini nona sekretarisku yang cantik. Perusahaan sedang mengalami masa kritis dan kau malah lari dari tanggung jawab hanya karena masalah kecil? Dimana kata-kata manismu saat kau baru menjadi sekretarisku dulu?"

"Aakk..aku.."

"Kembalilah besok ke kantor, dan bantu aku Thania. Kumohonn..." Kelvin memberikan wajah memelas terbaiknya di hadapan Thania.

"Hmm.. Baiklah. Tapi ini bukan karenamu, ini karena aku sudah berjanji akan bertanggung jawab penuh pada perusahaan dann..... Yahh pasti aku akan membantumu."

"Terimakasih." Senyum Kelvin sangat manis malam itu, membuat Thania tersipu malu dan menatap pria itu dengan intens.

"Ah.. Aku sampai lupa ingin mencari kakaku."

"Tadi aku melihatnya dengan Roy."

"Bisakah kau mengantarku?"

"Hmm.. Sepertinya tidak."

"Kenapa? Jangan macam-macam ya hanya karna aku baru saja memaafkanmu."

"Bukan itu, berhentilah negatif thingking padaku!! Aku hanya tidak ingin kau kesana."

"Tapi aku ingin bertemu kakakku, aku takut disini sendiri."

"Ada aku, sebaiknya aku mengantarmu pulang jika kau tidak betah disini."

"Tidak!!! Aku tidak percaya padamu."

"Ohh yaa tuhan!! Apa aku terlihat seperti laki-laki bejat? Baiklah! Aku akan mengantarmu pada kakakmu dan jangan merengek untuk ku antarkan pulang jika kau sudah melihat apa yang sedang pria-pria itu lakukan di dalam sana."

"Antarkan aku pada kakakku, titik!"

"Iya iya dasar wanita manja."

"Apa?"

"Manja.."

"Ihhh.. Setelah aku bertemu dengan kakakku akan ku suruh dia meremukkan tulang-tulangmu."

"Coba saja.."

-iapd-
Selasa, 06 September 2016

OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang