22. Hembusan suara hatiku

5.5K 213 2
                                    

Thania... Aku berharap angin mau menyampaikan padamu suara hatiku yang sangat menginginkan dirimu untuk bisa berada di sampingku dan mendukungku di kala suka maupun duka.

Thania POV

DEG!!!

Aku merasakan desiran angin ke tubuhku. Disini memang dingin karena AC, tapi aku rasa ini bukan karena AC. Aku juga tidak dekat jendela. Aku merasakan seperti ada yang menyebutkan namaku. Ah.. Mungkin itu hanya hayalanku saja.

Aku melihat pria itu sedang terbaring di tempat tidurnya. Menyebalkan sekali karena dia bosku dan aku terpaksa harus menjenguknya karena aku sekretaris pribadinya.

Dan anehnya bagaimana bisa CEO terkenal dan sesukses dirinya bisa mabuk di malam hari dan menabrak pohon?

Aku sangat lelah karena aku mengurus media yang ingin meliputnya dan memohon di hadapan polisi untuk tidak memperkarakan Kelvin. Huft.. Sungguh dia harus memberikanku hadiah setelah ini.

Tapi sebenarnya aku tidak tega dengannya. Entah kenapa dia bisa seperti itu, apa dia memiliki masalah? Sudah sejam lebih aku hanya berdiam diri menatapnya dan sesekali menatap seisi ruangan ketika matanya menyadari mataku yang terus saja meneliti setiap inchi tubuhnya itu.

"Bukankah aku sangat tampan walau sedang sakit?"

"Apa?"

"Bukankah aku sangat tampan walau sedang sakit?"

"Aku dengar dan kenapa kau ulangi perkataanmu?"

"Aku kira kau tidak dengar, lalu kenapa kau mempertanyakannya tadi?"

"Kata apa tidak hanya untuk bertanya dalam situasi tertentu. Ada yang menyebutkan bahwa Bahasa Indonesia itu harus digunakan dengan baik dan benar bukan? Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu, dan Bahasa Indonesia yang benar itu adalah bahasa yang sesuatu dengan KBBI loh."

Prok prok prok..

"Wah..wah.. Nona Thania, aku baru menyadari bahwa aku memiliki sekretaris yang jenius. Saking jeniusnya aku belum memahami apa yang kau katakan dan aku meragukan kebenarannya."

"Aku juga. Lupakan saja! Anggap saja aku tidak mengatakan apapaun."

"Aku mencintaimu dan aku ingin kau menjadi istriku."

"Apa? Apa kau sadar dengan apa yang kau katakan?"

"Tidak. Lupakan saja! Anggap saja aku tidak mengatakan apapun."

"Ih... Heh burung beo! Berhenti mengulangi kata-kataku atau..."

"Atau kau harus menikah denganku?"

"Kau benar-benar!!"

"Sudahlah Thania, suapi aku sekali saja. Aku sangat lapar."

Dia benar-benar menyebalkan! Dia terus saja mengulangi kata-kataku. Lihat saja aku tidak akan menjawab perkataannya.

"Hey.. Apa kau mendengar kata-kataku?"

"Yasudah aku akan makan sendiri."

Dia benar-benar tidak bisa membuat ketenangan saat aku berada di dekatnya. Selalu saja merepotkanku! Dan sekarang dia mau mengambil makanannya sendiri? Coba saja!

Brak!!

Belum sampai tangannya menggapai sendok, Kelvin sudah terjatuh ke lantai. Aku segera beranjak dan menghampirinya. Aku berusaha mengangkatnya dan melihat kondisinya. Oh tidak!! Dia sepertinya pingsan. Bagaimana ini?

"Kelvin!!! Hey!! Kelvin!!! Bangun!! Jangan mati dulu dong, masa mabuk aja bisa mati sih. Kamu gaada riwayat penyakit lain kan? Kelvin!!"

Aku berusaha menggoyang-goyangkan tubuhnya tapi tidak ada reaksi. Entah apa yang harus kulakukan sekarang. Kenapa orang ini begitu berat? Gimana caranya bangunin coba!

"Ah.. Aku panggil dokter aja deh."

Aku tersentak karena tangan dingin mulai menyentuh pergelangan tanganku. Dia sadar?

"Sudah kubilangkan untuk menyuapiku?"

"Hah!! Kau mengerjaiku?"

"Tidak."

"Yaudah deh bangun, pelan-pelan."

"Ehmm.."

"Apa perlu aku beliin tali biar ga jatuh lagi?"

"Gausah, aku udah suka kok walaupun habis jatuh yang penting aku bisa disuapin kamu."

"Hm.. Terserah deh."

-iapd-
Minggu, 28 Agustus 2016




OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang