32. Ambisi VS Obsesi

3K 140 4
                                    

22.00 pm

Kelvin menatap punggung Thania yang sedang tertidur. Kini Thania sudah menjadi miliknya, tak ada lagi yang perlu ia khawatirkan. Ia hanya akan fokus pada kesehatan Thania saja.

Kelvin mendekatkan tubuhnya, memeluk dan mencium aroma rambut istrinyaa yang khas. Pikirannya begitu tenang ketika ada disisi wanita yang ia cintai.

"Apa kau yang lakukan Kelvin? Aku tak bisa bernafas."

"Kau belum tidur?"

"Hmm.."

Kelvin mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya di punggung Thania. "Lepas Kelvin, sudah kubilang aku tak bisa bernafas!" Thania terus berusaha melepaskan diri dan membalikkan tubuhnya. Thania mengerahkan seluruh kekuatannya dan akhirnya Kelvin melonggarkan pelukannya.

Namun ketika Thania membalikkan tubuhnya, matanya dan mata Kelvin saling bertatapan. Beberapa menit mereka bertatapan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Mari kita lakukan malam ini."

Perkataan Kelvin membuat Thania membulatkan bola matanya. Tatapan Thania seperti meminta penjelasan maksud dari kata-katanya tadi.

"Hayolah Thania, jangan menatapku seperti itu."

"Tidak mau."

"Ya sudah, padahal nanti bisa saja Dennis datang dan merebutmu kembali. Kau akan menikah dengan kakak angkatmu itu."

"Cukup!! Jangan coba-coba untuk memanas-manasiku."

"Kenapa?"

"Aku butuh waktu, berhentilah berbicara."

"Kau tau? Aku ingin segera memiliki anak."

"Aku tak perduli."

"Kau harus perduli."

"Bukan urusanku."

Kelvin mencium bibir Thania dan memeluknya erat. Thania mencoba melawan tapi tidak bisa. Kelvin benar-benar tidak memberikan kesempatan Thania untuk kabur.

"Emmpphh.."

Kelvin membuka pakaian yang dikenakan Thania, Thania melemas dan mencoba bangun. Namun Kelvin menghempasnya ke ranjang sampai Thania benar-benar tak memiliki tenaga lagi untuk bangun. Pasrah adalah pilihan yang terbaiknya untuk malam ini.

*******

Thania terbangun dari tidurnya dan melihat terik matahari yang mulai terlihat sinarnya di balik korden. Tubuhnya terasa sangat sakit, ia tak bisa bergerak sama sekali. Ia sangat kesal dengan Kelvin yang bertindak semaunya.

"Eghh.. Kau sudah bangun?"

Thania tak mengatakan apapun dan kembali menyelimuti tubuhnya. Kelvin bangun dan bersiap-siap ke kantor. Ia melihat Thania yang tak ingin menatap ataupun berbicara dengannya.

"Aku mandi dulu dan aku akan pergi ke kantor sebentar."

01.00 pm

Thania berjalan ke ruang tamu karena ada seseorang yang memencet bel. Thania membuka pintunya dan terlihat sebuah kotak berwarna cokelat di depan pintu.

"Kotak apa itu? Tidak mungkin kan bom."

Thania mengambilnya dan membawanya masuk. Ia duduk di sofa panjang di depan televisi dan membuka isi kotak itu.

"Aaaaaaaaaaakkkkkhhhhh!!!!!" Thania berteriak histeris ketika melihat isi dari kotak itu, boneka laki-laki berlumuran darah dan ditusuk oleh pisau yang sangat tajam. 2 bodyguard berjas hitam datang kearah suara teriakan Thania.

OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang