25. Aku tau yang sebenarnya

3.4K 164 1
                                    

Kelvin mengantarkan Thania ke ruangan pribadi Roy. Sebenarnya Kelvin tidak ingin memperlihatkan hal itu pada Thania namun Thania memaksanya untuk mengantarkannya pada kakaknya.

Ceklek...

Kelvin perlahan membuka pintu ruangan khusus yang sangat luas dan didesain sedemikian rupa layaknya bar.

"Itu ruangan apa sih rame banget?"

"Liat aja sendiri, katanya mau nyari Dennis."

Thania melangkah masuk ke dalam dan melihat kakaknya sedang mabuk karena terus saja meminta tambahan wine di gelasnya. Thania sangat terkejut melihat kakaknya yang mengoceh tak karuan saat mabuk.

"Heyy Dennis!! Kayaknya lo kebanyakan minum deh." Roy menepuk pundak Dennis untuk memperingatkan Dennis namun ia sendiri juga sedang mabuk.

"Diam! Lo jangan ngatur-ngatur gue! Lagian lo  sendiri kan tadi yang maksa gue untuk minum?"

"Udah gue bilang kan lo harus bilang semuanya ke Thania." Roy mengucapkan pertanyaan yang membuat batin Thania semakin penasaran.

"Ini semua ga segampang yang lo pikir! Lo kira gampang bilang ke dia kalo gue bukan kakak kandungnya?"

"Gampang lah. Dan pada akhirnya lo harus nyatain perasaan lo yang sebenarnya.

"Tapi dia bakalan ngejauh dari gue,Roy."

"Hallah! Kau terlalu banyak drama,Den. Perasaan mulu yang lo bawa! Sekarang gini ya, lo ama dia itu punya kehidupan masing-masing semasih lo berstatus jadi kakaknya dia. Mumpung masih ada waktu mendingan lo bilang semuanya ke dia daripada dia denger dari orang lain."

"Gue belum siap."

"Terserah lo! Yang jelas kalo ada apa-apa jangan salahin gue."

Tanpa sadar Thania menitikkan air matanya, pria yang selama ini ia ketahui sebagai kakaknya ternyata bukanlah kakak kandungnya. Kini menjadi nyata sudah kisah hidupnya yang hanya hidup seorang diri. Tanpa ayah, ibu maupun saudara. Kini semuanya benar-benar membuat hatinya begitu terpukul.

Bagai pondasi tak bertiang
Aku hidup tanpa penyangga
Seorang diri ku tempuh hidupku dengan keraguan
Namun hati ingin memiliki harapan
Jika suatu saat nanti dapat kutemukan kebahagiaanku sendiri
Pernah di suatu kondisi aku tak percaya diri
Namun aku sadar fisik bukanlah segalanya

Sampai akhirnya aku memiliki pondasi
Untuk menyangga hidupku
Namun semua pupus ketika sebuah kenyataan menyadarkanku
Sampai detik ini belum kutemukan kebahagiaanku sendiri
Seiring berjalannya waktu semua kian menghilang pergi meninggalkanku

Thania berlari meninggalkan ruangan itu, berlari meninggalkan pesta dan tak menghiraukan kerumunan yang memperhatikannya. Kelvin mengikuti Thania di belakangnya, memandang punggung wanita yang sedang menangis itu membuat hatinya terluka. Kelvin menyadari bahwa yang Thania alami saat ini bukanlah hal yang mudah untuk dimengerti. Bagaimana bisa Dennis bukan kakak kandungnya? Dan bagaimana bisa ia memendam perasaan cinta pada Thania?

"Thaniaa...."

Kelvin menarik tangan Thania, menyadarkan wanita itu betapa buruknya dia ketika sedang menangis.

"Tenangkan dirimu." Kelvin memeluk Thania dan mengusap lembut rambutnya. Thania yang masih terus menangis tanpa mengatakan sepatah kata pun membuat Kelvin semakin cemas.

"Berbicaralah Thania.. Jangan membuatku khawatir seperti ini."

"Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa semuanya begitu menyakitkan? Kapan aku mendapatkan kebahagiaanku sendiri?"

"Sudahlah Thania, semua pasti ada jalan keluarnya. Dennis pasti memiliki alasan lain untuk kejadian tadi. Kau tak harus memikirkan persepsi dari sisi dirimu sendiri. Kau harus memberikannya kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Hal baik akan terjadi pada saat waktunya tiba."

"Kelvinn aku ingin pulang..."

"Hah.. Sudah kubilang kan tadi jangan mencari kakakmu. Pada akhirnya kau akan merengek padaku untuk mengantarkanmu pulang."

"Tapi aku tidak tau akan seperti ini. Kenapa kau selalu saja menyalahkanku? Aku jadi pusing.."

"Kau sudah dewasa tapi masih saja manja, ya sudah kita pulang."

"Iyaa.."

"Dann yaaa, mau sampai kapan kau memelukku seperti ini?"

Thania melepaskan pelukannya dan berdiri sejauh mungkin dari Kelvin, Kelvin yang melihat Thania hanya bisa tertawa.

"Kenapa ketawa? Emangnya ada yang lucu?"

"Nggak, nggak ada. Aku cuma heran ya kalo emang butuh belaian yaa sini peluk aja aku gitu aja isi malu."

"Siapa yang malu coba? Kau yang cari kesempatan dalam kesempitan padaku, kau memanfaatkan kondisiku yang sedang sedih dan kau sok-sokan menghiburku."

"Hahaha.. Sudah..sudah jadi pulang ga?"

"Jadilah."

"Yaudah."

-iapd-
Jumat, 09 September 2016


OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang