20. Bangkitlah dari keterpurukanmu

5.4K 210 2
                                    

"Udah pulang kak?"

"Udah."

Thania menyapa Dennis yang baru saja pulang dari pekerjaannya menjadi seorang dokter. Thania segera mengambilkan air dingin dari lemari es untuk Dennis.

"Nih kak, minum dulu."

"Thank you baby.."

"You're wellcome honey." Sahutan tak terduga dari Thania membuat Dennis terperanjak dan tersedak saat minum. Kemeja putihnya sedikit basah dan rasa gatal di tenggorokan tiba-tiba mulai dirasakannya. "Kenapa sih kak? Kayak habis kesambet aja."

"Aduhh kemeja kakak jadi basah, kakak ke kamar dulu mau ganti baju. Kamu siapin makanan buat kakak sana."

"Iya iya.. Sante nae kak."

Dennis berjalan menuju kamarnya, dan tiba-tiba terdengar suara dari kamar yang dekat dengan kamarnya.

"Perasaan gaada tamu yang bakalan dateng dan masuk ke kamar itu deh. Pembantu aja nggak ada disini. Ga mungkin kan hantu? Hello.. Pria cool sepertiku tak akan berfikir sekekanak-kanakan gitu kali."

Kreettt....
Suara pintu yang mulai terbuka dan menampakan sosok di baliknya membuat Dennis penasaran sehingga ia terus saja menatap pintu itu.

Keluarlah sosok wanita dengan mata yang sembab dan wajah yang pucat.

"Siapa kau?"

Wanita itu tampak lesu dan mencoba untuk menatap pria yang ada di depannya sedang mempertanyakan keberadaannya.

"A..aku.."

"Dia Lina kak, temanku."

Thania datang dan melihat situasi canggung diantara mereka dan memutuskan untuk angkat bicara.

"Oh.. Kamu apain temenmu sampe pucat begitu? Heyy.. Thania! Apa kau menindas temanku ketika aku tidak ada?"

"Sembarangan!! Memangnya aku psikopat?"

"Siapa tau."

"Udah ah, yuk Lin. Kita makan dulu supaya kamu baikan."

"Hem.." Lina tersenyum lemas kearah Thania.

"Dia kakakku, maklum yaa dia memang agak kaku dan dingin  dengan orang baru. Tapi sebenarnya dia  sangat baik dan selalu memanjakanku."

"Pasti kau bahagia memiliki kakak seperti dirinya?"

"Yah begitulah. Tapi sejak remaja aku sudah berpisah dengan kedua orang tuaku dan kakakku memilih untuk merantau jauh dariku. Saat itu aku berfikir bahwa semua orang telah meninggalkanku dan aku merasa sangat kesepian."

"Benarkah?"

"Iyaa.. Maka dari itu kamu jangan memandang dari sudut pandangmu saja. Tapi lihatlah orang-orang disekitarmu, masih banyak yang jauh lebih tidak beruntung dibandingkanmu. Apa kau bisa membayangkan? Sekarang kau sudah merasa sangat menderita dan berfikir bahwa di luar sana hanya kau yang paling menderita. Tapi apa kau tau jika sangat banyak orang tidak beruntung di luar sana tapi masih bisa bahagia."

"Mudah untuk mengatakannya Thania."

"Tapi akan terasa lebih mudah dibandingkan kau hanya terpaku pada kekuranganmu saja."

"Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Mulai hidup baru."

"Caranya?"

"Perbaiki penampilanmu seperti semula agar cantik lagi. Apa pekerjaanmu?"

"Perawat."

"Bagus. Besok kau mulailah bekerja, jangan memikirkan mantan suamimu saja tapi pikirkan masa depanmu agar menjadi perawat yang baik dan berguna bagi pasienmu."

"Ta-tapi aku sudah diberhentikan dari rumah sakit tempatku bekerja."

"Tak masalah, kau bisa bekerja di rumah sakit tempat kakakku bekerja."

"Tidak. Aku sudah sangat banyak merepotkanmu."

"Tak apa, anggap saja ini hutang. Dan kau harus membayarnya dengan senyuman setiap harinya di wajahmu. Bagaimana?"

Lina memeluk Thania erat, betapa beruntungnya ia memiliki teman yang baru saja ia kenal tapi sudah sangat banyak membantunya. Tak bisa ia bayangkan jika saja Thania tidak membantunya saat ini mungkin hidupnya akan berakhir sia-sia.

"Terima kasih, Thania."

"Sama-sama."

Akhirnya Lina bisa tersenyum lagi, Thania sangat senang dengan perubahan sikap Lina. Dennis yang menatap mereka berdua dari kejauhan hanya bisa tersenyum dan mengagumi sosok wanita yang begitu dewasa dan baik hati seperti Thania.

-iapd-
Kamis, 25 Agustus 2016


OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang