21. Sangat membutuhkanmu

5.4K 216 3
                                    

Kelvin POV

Aku mengendarai mobilku tanpa arah yang jelas. Aku tak tau apa yang sedang aku pikirkan hingga membuatku begitu cemas. Entah perasaan apa ini seperti suatu pertanda bahwa akan terjadi sesuatu nanti.

Ku tatap jam di pergelangan tanganku tanpa henti, waktu terus saja berjalan namun aku belum juga menemukan arah tujuanku. Aku merasakan pusing yang teramat sangat dan perutku terasa mual.

Terlihat sebuah cahaya yang sangat menyilaukan mataku. Entah darimana asalnya aku tak tau dan...

BRAKK....

Aku tak sadarkan diri dan aku mulai melupakan yang telah terjadi hari ini.

Perlahan kubuka mataku dan mulai sadarkan diri. Terlihat sosok wanita di samping kananku sedang menatapku cemas.

"Kau sudah sadar?"

Dia bertanya padaku, aku ingin segera menjawabnya namun aku terlalu lemah untuk melakukannya. Tubuhku lemas tak berdaya seakan mati rasa.

"Kau terlalu banyak minum. Dasar bodoh!"

Dia menampar lembut pipiku pertanda marah padaku. Namun tak terasa sakit karena aku hanya terfokus pada pesona wanita itu. Dengan pakaian kantor seperti biasa ia datang dihadapanku.

"Sakit. Gajimu akan ku potong bulan ini."

"Silahkan saja jika kau menginginkannya, dan aku akan pergi dari sini."

"Tunggu Thania."

"Bukankah kau akan memotong gajiku? Jadi untuk apa aku masih di sini?"

"Jangan begitu, aku tak serius akan perkataanku."

"Yaudah.. Jadi sekarang udah bisa bilang kan kenapa semuanya bisa terjadi?"

"Terjadi apanya?"

"Aduhh.. Ni atasan bego atau lemot sih?"

"Aku ga tau."

"Maksudnya?"

"Aku juga gatau kenapa aku kayak gini. Aku hanya frustasi karena pekerjaan dan aku ingin minum sedikit saja."

"Dan kau mabuk?"

"Yah.. Untuk pria sepertiku apa yang bisa kulakukan jika berada di posisi seperti itu? Memiliki uang yang banyak tanpa seorang wanita di sisiku semuanya takkan lengkap. Terasa hampa dan tak ada tujuan untuk melangkah."

"Hanya itu?"

"Hanya itu? Tak semudah kau berkata nona."

"Tinggal cari apa susahnya?"

"Jika yang kucari menyuruhku untuk mencari yang lain, bagaimana?"

Aku sudah memberikan kode yang sangat kontras padanya. Ekspresi di wajahnya menandakan bahwa ia sebenarnya sudah mengerti. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Apakah dia malu untuk membalas perasaanku?

"Hmm.. Apa kau lapar? Aku akan menyuruh perawat untuk membawakan makanan."

"Kau memang tidak peka."

"Bodo amat."

Thania bergegas keluar memanggil seorang perawat. Dan beberapa menit kemudian seorang perawat membawakan makanan ke ruanganku.

"Apa kau sudah menambahkan banyak garam ke dalam makananku? Biasanya makanan rumah sakit terasa hambar."

"Jika aku menambahkan banyak garam maka anda akan sakit perut Mr.Kelvin."

Perawat itu tersenyum menahan tawanya yang seakan ingin meledak. Aku mengerti hal itu, karena aku sengaja melakukannya agar Thania mau bertindak dan memprotes prilakuku.

"Jika begitu bawa kembali makanannya dan aku tidak akan mau makan hari ini."

"Kau seperti anak kecil yang baru saja belajar merangkak Kelvin."

"Bodo amat."

"Ka.. kau! Mengulangi kata-kataku?"

"Bukan urusanmu."

Kupu-kupu terasa berterbangan di perutku saking senangnya bisa membalas sikap Thania dan membuat wajahnya memerah karena kesal. Aku merasakan kemenangan dalam diriku karena berhasil membuat wajah wanita itu sangat kesal dan wajahnya tampak lebih sexy seperti biasa.

Sudah lama aku tak melihatnya, namun tadi malam aku merasakan frustasi yang luar biasa. Perusahanku terancam bangkrut karena salah satu karyawan kepercayaanku mengkhianati perusahaan dan menjual ide produk baru yang akan aku luncurkan ke pasaran.

Pantas saja ia sering meminta izin keluar kantor dan meminta cuti. Ternyata dia sedang merencanakan sesuatu. Dan ketika aku berada di posisi ini entah siapa yang bisa membantuku. Aku bahkan tak punya kekuatan lagi untuk memiliki wanita yang kucintai.

Aku terancam tak memiliki apa-apa dan aku takut terkhianati lagi. Rasanya sangat menyesakkan sampai aku tak tau harus berbuat apa. Aku menginginkan dirinya untuk berdiri di sampingku namun aku tak memiliki hak untuk memintanya.

Thania... Aku berharap angin mau menyampaikan padamu suara hatiku yang sangat menginginkan dirimu untuk bisa berada di sampingku dan mendukungku di kala suka maupun duka.

-iapd-
Minggu, 28 Agustus 2016



OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang