13. Jangan dekati dia

6.1K 275 3
                                    

-Sesampainya di hotel-

Tok tok tok...

"Thania?"

Dennis sudah mengambil ancang-ancang memeluk Thania dengan wajah yang khawatir, senang dan merasa bersalah. Tapi Thania melangkah mundur dan menghindar dari Dennis.

"Masuk kak."

Dennis berjalan masuk dan duduk di sofa. Thania memilih kamar VIP jadi cukup nyaman untuk ditempati. Kini mereka sedang berhadapan, baru saja kakak beradik ini bertengkar sekarang mereka terlarut dalam keheningan.

"Maaf."

Thania yang sedari tadi menunduk kini menaikkan dagunya dan mulai menatap Dennis yang memulai percakapan.

"Hmm.."

"Pulang ya?"

"Gamau."

"Kok?"

"Yang bener aja aku udah bayar hotel ini setidaknya nikmati saja dulu sehari besok baru check out."

"Hahahaha... Iya deh."

Dennis langsung memeluk Thania, ia sangat senang karena Thania sebenarnya sangat sulit marah-marah terlalu lama dengan kakaknya.

"Tapi aku ikut di sini ya?"

"Ihhh... Kasurnya ga muat."

"Muat kok."

"Aku gede jadi banyak makan tempat."

"Kalo aku kurang aku bisa tendang kamu supaya jatuh dan kasurnya milik aku seorang."

"Aaaa.. kakak jahat." Thania melempar bantal sofa ke arah Dennis. "Baru aja di maafin malah bikin kesel lagi."

Dennis tersenyum manis dan mulai mendekat ke arah Thania. Ia meletakkan tangannya yang kekar di atas kepala Thania.

"Kakak adalah kakak yang ngga sempurna, bisa marah dan bisa lemah. Tapi kalo kakak buat kesalahan atau ga bisa ngelindungin kamu, kakak harap kamu ngga kabur dari rumah lagi atau ninggalin kakak. Kakak ga sanggup jauh-jauh dari kamu."

"Thania juga bukan adik yang baik, masih labil dan seenaknya aja. Marah dikit langsung pergi dari rumah. Baru ada kakak, Thania jadi lupa kalo biasanya Thania sendiri dan pengen ada yang ngurusin. Walaupun di marahin juga gapapa karena Thania tau kalo Thania di marahin pasti karna Thania buat kesalahan. Tapi pas kakak udah ada sama aku di sini, Thania malah jadi besar kepala dan manja."

"Gapapa kok, kakak juga kangen sama kamu. Kangen sama sikap manja kamu. Sekarang kamu sudah dewasa dan bisa mengurus hidupmu sendiri aja kakak udah bangga kok. Tetep jadi diri sendiri ya sayang."

"Iyaa kakak."

"Kamu tidur duluan gih, besok kan kerja."

"Em... Goodnight."

"Night too my princess.."

******

Pagi-pagi sekali Dennis mengantar Thania ke kantornya. Dilihatnya Kelvin baru saja datang ke kantornya.

"Kenapa kak? Kok gitu banget ngeliatin Kelvinnya?"

"Gapapa.. Kamu jangan mau deket-deket sama dia."

"Kenapa emangnya?"

"Yah, di dunia ini gaada laki-laki yang benar-benar baik. Kecuali kakak."

"Ihh.. Kakak tuh bisa aja."

"Kakak serius Thania."

"Iya iya kak. Emangnya kakak kenal Kelvin?"

"Ngga sih, cuma sebagai kakak yang baik aku harus membatasi orang-orang untuk dekat denganmu. Jika lelaki hidung belang yang menggodamu bagaimana?"

"Emangnya menurut kakak gaada laki-laki di dunia ini yang baik kayak kakak lagi ya?"

"Hmm.. Buat kakak sih gaada, cuma kakak seorang." Sahut Dennis dengan percaya diri dan senyum jahilnya.

"Kalo gitu aku pacaran sama kakak aja biar aku bahagia."

DEG!!!

Satu kalimat yang mampu membuat Dennis terpaku dalam lamunannya. Thania mengatakan hal yang mampu mengguncang kembali hatinya.

"Tidak.. Ini tidak baik untukku! Aku harus melupakan perasaan ini secepatnya!" Batin Dennis.

Thania menggoyang-goyangkan tangannya di depan mata Dennis untuk membuyarkan lamunannya.

"Kak!! Helloo!! Kakak kenapa sih?"

"Ah.. eh.. Nggak kok. Udah gih turun ntar di marahin bosmu lagi."

Dennis menebarkan senyumannya seperti biasa, Thania sudah ke kantornya dan Dennis akan ke rumah sakit. Hari ini ada pasien VIP yang sedang kritis. Membuatnya pulang larut malam hari ini.

-iapd-
Minggu, 07 Agustus 2016

Update story kecepatan maksimal untuk segera melengkapi part yang kosong. Part kosong itu bagaikan target yang harus ditempuh. Mohon kritik dan sarannya jangan lupa tinggalkan jejak indah di gambar bintang kalo suka. Tengkyuuuu💕

OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang