9. Jauhi adikku

7.8K 321 2
                                    

"Huft.. Capek banget hari ini."

"Kakak yang nyetir, bayarin kamu shopping, beli bensin, trus bayarin makan. Kakak yang capek ditambah bangkrut nih."

"Ihh.. Aku kan gak maksa kakak buat bayarin semuanya. Aku tadi udah ga mau beli tapi kakak yang maksa."

"Tapi kamu seneng juga kan?"

"Yah dikasi gratis ya mau ajalah."

"Tuhkan.. Tadi aja sok-sokan gengsi."

"Kakak sih yang gitu."

"Iya iya.. Ini barang-barang mau di taruh di kamar kan?"

"Iyaa.."

Buukss..

"Aduhh gini ya rasanya kasur cewek."

"Emangnya kakak ga pernah tidur di kasur pacar kakak?"

"Nggak."

"Jangan bilang kakak belum bisa move on dari mantan pacar kakak yang dulu itu. Siapa yaa namanya.."

"Aulia."

"Yupss itu dia."

"Kakak tidur di sini aja ya?"

"Hah? Ihhh.. kakak kan udah besar. Tidur di kamar kakak aja sana." Thania menarik-narik Dennis dengan paksa tapi Dennis mempertahankan diri dan terlalu kuat untuk Thania lawan.

"Waktu kecil juga kita tidur bareng, mandi bareng, trus ngapa-ngapain bareng. Sekarang mau tidur di sini aja ga boleh."

"Bukannya gitu tapi kan sekarang lain."

"Gaada bedanya!!" Dennis berusaha keras untuk tetap bertahan tidur di kasur Thania tanpa ada niat sedikitpun untuk meninggalkan kasur itu dengan alasan apapun.

"Kakak.. Thania ngerti perasaan kakak yang udah kelamaan jomblo dan masih belum bisa move on dari mantan. Tapi ga gini juva caranya!!"

Dennis tertawa dan bangun dari kasur itu. Ia mendekati Thania dan menggendong lalu menaruhnya di atas kasur.

"Akkhhh... Kakak!!!"

Dennis tak perduli dengan jeritan adiknya itu. Ia lalu menaruh Thania di atas ranjang dan menyelimutinya. Setelah itu, ia pun menyusul untuk tidur di samling Thania.

"Beres!!"

"Apasih kakak!!" Thania mengacak-acak rambut kakaknya dengan sangat kesal.

"Udahan ah aduh... Katanya tadi capek, ya udah tidur aja susah. Lagian kakak ga bakal perkosa kamu jadi kamu tenang aja."

"Iiiii... Tauk ah gelap. Tapi awas aja kalo macem-macem, kakak akan aku pecat jadi kakak kesayanganku."

"Iyaa adik kesayangan."

******

Kelvin POV

Hampir saja aku melampiaskan kekesalanku tadi di cafe. Hatiku terasa panas melihat Thania dengan pria lain. Aku sedang berusaha menahan diri agar dia tidak menjauhiku tapi aku malah melihatnya dengan pria lain.

Tapi aku merasa bernafas lega karena pria itu adalah kakaknya. Aku tak bisa bayangkan jima ternyata pria itu adalah kekasih Thania. Jiwaku akan terasa hampa dan berantakan karena kehilangan dirinya.

Aku mengerang frustasi saat aku berusaha menstabilkan pikiranku karena memikirkan Thania. Aku tidak ingin kehilangan dirinya. Jika saja aku bisa memilikinya secepatnya mungkin hatiku tidak akan kebingungan seperti ini.

Oh tuhan.. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku benar-benar khawatir. Sebaiknya aku meneleponnya untuk mendengar suaranya sekali saja agar aku bisa beristirahat dengan tenang malam ini.

Drett.. drett..

Suara ponsel Thania berdering dan membuat Dennis terbangun. Ia tak bisa tidur dan tetap terjaga. Ia mengambil ponsel Thania dan melihat siapa yang menelepon adiknya malam-malam begini.

"Halo."

"Ada urusan penting apa sampai kau menelepon adikku malam-malam begini?"

"A..aku hanya ingin menanyakan apakah dia sudah mengurus jadwal rapatku besok."

"Tak bisakah kau membiarkannya istirahat sebentar saja? Apa kau adalah atasan yang suka menindas keryawannya?"

"Bukan seperti itu. Kau salah paham! Aku tahu kau kakaknya tapi tak seharusnya kau mencampuri urusan pekerjaan adikmu. Aku hanya ingin menanyakan itu saja, tak bisakah kau memberikan teleponnya sebentar saja?"

"Tidak! Dia sedang tidur. Oh ya dan satu lagi, aku tau kau adalah orang yang seperti apa. Jadi jangan kau coba-coba mendekati adikku lebih dari seorang atasannya. Bersikaplah layaknya seorang pria jantan."

"Tau apa kau soal diriku? Memangnya kau siapa?"

"Aku? Aku adalah mantan kekasih Aulia."

"Aulia?"

"Yah.. Aulia. Apa kau sudah melupakannya? Atau pura-pura melupakannya?"

"Lalu apa? Kau merasa aku sudah merebut kekasihmu?"

"Bukan..bukan itu. Aku tau apa saja yang telah kau lakukan padanya."

"Apa yang aku lakukan? Aku tidak pernah melakukan apapun padanya."

"Bohong!!"

"Aku tidak mengerti maksudmu."

"Dan aku juga tidak perduli denganmu! Yang ku tahu hanyalah kau bukanlah pria yang baik untuk berada di sisi adikku. Karena aku tau dan mengerti bahwa kau menganggap adikku lebih dari karyawanmu yang lainnya. Jangan kira aku tidak tau hanya karena aku bersikap baik padamu tadi."

"Aku tidak perduli padamu tapi aku akan tetap berjuang mendapatkan Thania semampuku apapun yang terjadi."

-iapd-
Sabtu, 06 Agustus 2016


OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang