23. Itukah alasanmu?

6.7K 203 3
                                    

Thania POV

Aku mengemas barang-barang Kelvin dan menyuruh para bodyguardnya membawa ke mobil. Dokter sudah memperbolehkan Kelvin keluar dari rumah sakit. Dan akhirnya aku bisa bernafas lega karena tidak lagi mengurus atasanku yang manja itu.

Selama aku di rumah sakit dia sangat cerewet dan banyak maunya sampai kepalaku mau meledak rasanya menahan kesal. Sesekali dia menggodaku dan mengatakan hal-hal yang aneh. Kadang aku merasa terhanyut dalam rayuannya, namun aku masih sangat sadar untuk menyadari bahwa semua itu tidaklah nyata.

Aku dan dirinya sangatlah berbeda, dia memiliki keluarga yang bahagia, pria yang sukses dan juga tampan. Banyak wanita memujanya dan rela melakukan apa saja asal Kelvin mau melirik padanya.

Aku merasa seperti wanita yang bahkan tak pantas jika disandingkan dengan dirinya. Aku bukanlah wanita yang akan terlena begitu saja dengan dirinya. Aku akan tetap menjalani hidupku dan meningkatkan karirku.

Untuk sekarang, dia untukku hanyalah langit yang tak pernah bisa aku bayangkan bagaimana caraku untuk menggapainya meskipun aku menginginkannya.

"Hey.. Kenapa melamun aja daritadi? Ga mau masuk ke mobil?"

"Eh.. aa.. emm... anu.. Gapapa" aku melangkahkan kakiku dengan berlari-lari kecil ke dalam mobil.

"Kenapa lama banget sih jalannya? Trus tadi kenapa bilang gapapa aja ribet banget isi acara gagap segala."

Aduhh kenapa sih isi senyum-senyum gitu? Sok manis banget sih. Lagian aku kenapa lagi malu-maluin aja isi salah tingkah segala kan dia jadi ke-GR-an.

"Udah gausah cemberut gitu."

"Kapan? Aku gaada cemberut."

"Itu tadi kenapa bibirnya kayak gitu?"

"Emang bibirku kenapa?"

Dia mendekat kearah wajahku dan menatap lekat mataku. Mataku merasa panas ketika matanya tak berkedip mendekat ke arahku.

"Manis."

Aku terpaku dan tenggelam dalam tatapannya, aku tak bisa berkata-kata maupun bergerak. Seperti seluruh indraku dikuasai oleh dirinya. Aku tak mengerti apa yang sedang aku rasakan, namun matanya begitu meneduhkan hatiku.

Lamunanku membuyar ketika ia menjentikkan jarinya di depan wajahku. Aku mengedipkan mataku beberapa kali sampai akhirnya aku kembali memasang wajah datar tanpa sepatah kata pun keluar dari bibirku.

Cittt...

Suara decitan mobil membuatku tersentak dan melihat keliar jendela mobil. Bukankah ini bukan di rumahnya?

"Kita mau kemana?"

"Ke mall."

"Whatt? Ke mall?"

"Iyaa.. Gausah kaget gitu juga sih."

"Tapi kan kamu baru aja keluar dari rumah sakit dan sekarang mau ke mall?"

"Udah deh ikut aja."

Dia menarik tanganku dan menggenggam jariku begitu erat. Ya tuhan, aku tak bisa membayangkan bagaimana manusia ini bisa berfikir untuk pergi ke mall setelah beberapa hari di rumah sakit. Aku yang hanya menemaninya saja sangat ingin pulang dan tidur di kasurku tercinta. Tapi dia? Malah bersenang-senang di mall, dasar orang kaya.

"Aku ingin makan makanan yang enak dan sangat banyak hari ini. Setelah itu aku akan membelikanmu baju."

"Gausah, bajuku banyak di rumah."

"Tapi gaada yang bagus."

"Apa? Gaada yang bagus? Maksudnya apa?"

"Seleramu itu kurang feminim dan kurang menarik. Untuk menjadi sekretarisku, kau harus tampil cantik, berbeda dan menarik di mataku maupun di mata orang lain."

"Emang aku wanita murahan yang harus tampil menarik di depan orang banyak? Denger ya, aku akan tetap menjadi aku yang sekarang! Bukan wanita yang mau begitu saja dibelikan barang-barang mahal hanya untuk tampil menarik di hadapan banyak orang. Aku bukan barang! Sekarang aku ngerti, semua ucapanmu itu cuma bualan semata! Kau tidak benar-benar tertarik padaku!"

"Eh.. Tunggu Thania maksudku bukan seperti itu, aku hanya....."

Aku melepaskan genggamannya dan pergi keluar mall. Aku menahan tangisku di sepanjang jalan. Aku menelepon kakakku dan menjemputku.

Aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan
Kadang aku merasa dirimu begitu dekat
Kadang juga aku merasa dirimu begitu jauh
Ketika matamu mengarah kepadaku
Aku merasa seakan aku mulai menggapaimu
Namun ternyata aku salah
Kau menjatuhkanku begitu dalam
Begitu dalam sampai aku tak mampu untuk bangun dan berdiri sendiri lagi
Aku berharap ini yang terakhir kali
Sudah cukup sampai disini

-iapd-
Jumat, 02 September 2016


OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang