34. Sebuah pilihan

3K 158 4
                                    

Dr. Rozy memeriksa hasil medis Thania dan memijat kedua pelipisnya. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Tok tok tok..

"Masuk."

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Mengenai kehamilan istrimu."

"Hemm.. Aku sangat berterima kasih padamu karena sudah menjaga istriku dengan baik. Kau dokter yang memberitahuku kabar gembira ini, jadi kapan kau memiliki eaktu luang untuk makan siang bersamaku?"

"Kelvin.."

"Kenapa? Ada apa dengan wajahmu?"

"Aku tak yakin jika Thania bisa mempertahankan bayinya."

"Maksudmu?"

"Jika kondisinya memburuk maka akan sulit baginya untuk melanjutkan kehamilannya."

"Apa maksudmu? Kau harus menyembuhkannya dan mempertahankan anakku! Akan ku bayar berapa pun tapi tolong usahakan yang terbaik. Aku tak ingin ada kesalahan."

"Hanya ada 1 cara, Thania harus kembali seperti dulu lagi. Berat badannya harus bertambah agar bayi dalam kandungannya dapat berkembang dengan baik."

"Baik, akan aku lakukan apapun asal anakku bisa selamat."

"Tolong pahami posisiku sebagai seorang dokter, bukannya aku ingin menakut-nakutimu. Tapi menjadi penderita anoreksia nervosa hal ini sangatlah sulit."

"Tak ada yang tidak mungkin jika sudah berusaha, aku permisi dulu untuk menemui Thania."

Kelvin menutup pintu dengan keras, membuat Dr. Rozy menghela nafas panjang. Begitu banyak rintangan yang harus ia hadapi untuk mendapatkan kebahagiaan bersama Thania.

Aku merasa pesimis
Duka begitu cepat datang dan pergi
Sulit untukku merangkul semuanya sendiri
Aku tau semua akan membaik
Tapi aku takkan menyerah
Kau sudah ada bersamaku
Tak ada yang lebih baik dari itu
Segala duka akan berlalu seiring berjalannya waktu
Seandainya aku bisa membuat permohonan padamu tuhan
Aku ingin kau tukarkan kehidupanku untuk kehidupan anakku
Aku ingin Thania bisa melahirkan anakku ke dunia ini, ini permintaan terakhirku tuhan..

Thania mendengar semuanya, ia begitu penasaran dengan ekspresi Dr. Rozy yang seperti menyembunyikan sesuatu. Ia mengikuti Kelvin ke ruangan Dr. Rozy. Ini semua salahnya, seandainya ia bisa memutar kembali waktu. Tak akan pernah terlintas dalam benaknya untuk mendambakan tubuh yang sempurna.

Dilihatnya Kelvin begitu cemas setelah keluar dari ruangan Dr. Rozy, ia tidak sanggup lagi melihat Kelvin yang terus saja dilanda rasa khawatir. Semua ia tinggalkan hanya untuk istri yang ia cintai yang bahkan belum sepenuhnya mencintainya.

Namun Kelvin begitu tulus dengan Thania dan selalu menunggunya sepanjang hari. Hari dimana Thania akan memanggilnya 'sayang', memeluknya di kala sedih, merangkulnya ketika terjatuh dalam duka dan tertawa bahagia ketika bersama. Semua akan terjadi jika saja Thania membuka sepenuh hatinya untuk Kelvin.

'Maafkan aku, semua ini salahku. Kau harus menanggung semua yang aku lakukan. Setelah ini tidak akan aku biarkan kau dilanda gundah lagi. Jika suatu saat nanti aku mulai mencintaimu, akan kuberikan seluruh kebahagiaanku hanya untuk kebahagiaanmu. Setidaknya aku ingin anak ini lahir agar Kelvin bisa bahagia. Aku rela memberikan seluruh kebahagiaanku hanya untuk kebahagiaan anakku. Jika anak ini bahagia, ayahnya pasti juga akan bahagia.' Batin Thania.

*********

7 bulan kemudian....

"Perkembangan Ms. Emerald dan bayinya sudah semakin membaik. Semuanya berjalan dengan lancar, dan sebentar lagi anak dalam kandungannya akan segera lahir."

"Terima kasih Dr. Rozy, saya sangat bahagia mengetahuinya. Ini juga berkat dirimu, aku sangat bahagia dengan perkembangan kondisi Thania sekarang."

"Baiklah sama-sama, jaga istri anda sangat baik."

Kelvin menatap Thania dan mengelus perutnya. Terasa gerakan di dalam perutnya, membuat hati Kelvin bahagia.

"Apa kau senang?" Thania tersenyum dan menyentuh rambut Kelvin.

"Sangat..."

"Siapa namanya?"

"Aku ingin memiliki anak laki-laki bernama David."

"Hmm.. Baiklah, kau yang membuatnya jadi terserah kau saja."

"Akhirnya kau mengakui kemampuanku dalam membuatnya."

"Kelvin...?"

"Iya?"

"Tidak jadi."

Posisi Kelvin berubah menjadi menatap Thania sekarang. Ia tidak terima jika Thania berbicara tidak sampai selesai.

"Katakan apa yang ingin kau katakan tadi."

"Tidak mau."

"Harus mau..."

"Aku...."

Kelvin mendekat kearah telinga Thania, dan mulai menggodanya. "Jika kau tidak mengatakannya aku akan...."

"Aku mencintaimu." Thania mengucapkannya dengan cepat dan pipinya merona merah.

Kelvin mematung dan langsung tersenyum. "Apa? Aku tidak mendengarnya dengan jelas."

"Aku mencintaimu."

"Aku tidak dengar!! Aduhh telingaku sudah mulai tuli, kau tidak jelas mengatakannya."

"Aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu.. Sangat sangat sangat mencintaimu jangan tinggalkan aku."

"Aku jugaaa... Lebih mencintaimu melebihi apapun. Aku tidak akan meninggalkanmu dan anak kita."

"Akkhhh..." Thania mengalami kontraksi dan merasakan sakit di perutnya.

"Kau kenapa? Tenanglah Thania aku akan memanggil dokter."

"Cepat Kelvin!! Aku sudah tidak tahan."

Tak sampai menunggu lama Dr. Rozy pun datang dan memeriksa keadaan Thania.

"Sepertinya kita harus melakukan operasi secepatnya untuk mengeluarkan bayinya. Jika tidak akan membuat bayi ini memiliki cacat permanen. Cepat panggilkan Dokter Spesialis Kandungan sekarang juga!!!" Teriak Dr. Rozy pada perawat yang ada. Thania dipindahkan ke ruang operasi.

Beberapa jam kemudian...

"Bagaimana keadaan anak dan istri saya dokter?"

"Anda tenanglah, anak dan istri anda selamat. Sebentar lagi juga istri anda akan sadar. Namun karena anak anda lahir sebulan lebih awal, maka dia harus mendapatkan perawatan terlebih dahulu."

"Lakukan apa saja asal dia baik-baik saja."

"Saya akan lakukan semuanya sebaik mungkin."

-iapd-
Minggu, 16 Oktober 2016

Yeyyy!! Tinggal 1 part lagi, aku sengaja ngebut updatenya. Maaf kalo ada typo di ceritaku dari awal sampai sekarang. Dan banyak part nya dikit-dikit banget. Itu karena aku ngetiknya di hp, hpnya cepet paness :'(( 

OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang