12. Keinginan tak terduga

6.6K 264 4
                                    

"Kak."

"Hm.."

"Aku boleh minta sesuatu gak?"

"Boleh aja. Emangnya mau minta apa?"

"Tapi jangan marah ya?"

"Iyaaaa..."

"Beliin obat pelangsing." Thania mengucapkan kata-kata itu dengan hati-hati pada kakaknya. Sebenarnya ia bisa saja membelinya sendiri tapi jika ada persetujuan dari kakaknya maka kakaknya mungkin akan mencari obat pelangsing terbaik dan aman untuk dikonsumsi Thania.

Dennis menatap tajam Thania dan mencerna kembali permintaan Thania yang ingin membeli obat pelangsing.

"Nggak."

Wajah lesu Thania mulai tampak ketika Dennis menolak permintaannya. Tapi untuk kali ini Dennis tak perduli karena hal itu ia lakukan demi kebaikan Thania sendiri.

"Tapi aku pengen beli kak."

"Nggak! Buat apa sih,Than? Kamu kan nggak gemuk-gemuk amat. Bisa kurus sendiri nanti lagian lagi dikit aja kok. Olahraga dikit kenapa sih? Maunya instant doang. Yang instant itu biasanya ga baik! Kenapa ga sekalian aja kamu panggil peri atau ngeluarin jin dari botol dan buat 3 permintaan yang salah satu adalah keinginanmu untuk langsing."

"Biar aku lebih percaya diri kak, aku pengen punya badan yang bagus."

"Trus kalo badan kamu udah bagus kamu mau apa?"

"Yaa lebih leluasa lah beli baju yang bagus buat aku pake."

"Trus kalo udah cantik pake semua baju kamu mau apa? Supaya kamu bisa dapet pacar ganteng? Atau kamu mau cari perhatian cowo-cowo dan kamu mau dipuja-puja gitu? Kakak ga nyangka ya kamu bisa berfikiran seperti itu? Kakak kira kamu itu sudah dewasa tapi ternyata masih kekanak-kanakan!"

"Kakak kenapa sih ga mau ngerti perasaan aku? Aku males tau ga kak dianggap rendah waktu aku masih sekolah dulu. Selalu aja jadi bahan perbandingan. Kakak gatau gimana rasanya waktu temen sekelas aku kecil-kecil dan cuma aku yang paling gemuk diantara mereka. Aku juga pengen cantik kak! Gaada di dunia ini cewek yang ga pengen cantik!"

"Itu cuma pemikiran sepihak kamu aja!! Kamu gendut karna ada pembandingnya. Coba kamu bandingin badan kamu sama yang lebih gemuk lagi pasti kamu ga bakalan kayak gitu. Coba kamu mau mensyukuri apa yang kamu punya! Kamu mau jauh lebih baik? Ya usaha!"

"Kenapa sih kakak sekarang udah ga sayang lagi sama aku? Sejak kakak pulang dari Aussie kakak jadi pake nada tinggi sama aku. Kakak emang udah ga sayang lagi sama aku."

"Bukannya gitu Thania.."

Thania meninggalkan Dennis begitu saja, ia pergi ke kamarnya dan memberesi barang-barangnya dengan membawa keperluannya secukupnya. Ia akan pergi ke hotel karena kesal dengan Dennis.

Ketika Dennis ingin meminta maaf pada Thania ke kamarnya, ia sudah mendapati keadaan kamar Thania yang kosong. Dennis mencari Thania kemana-mana namun tak ada hasilnya. Ia lalu mengambil kunci mobil dan mencari Thania.

Dennis mencoba untuk menelepon Thania berkali-kali namun ponselnya tidak aktif. Dennis sangat khawatir pada Thania. Ia membanting setir mobilnya dan menyusuri jalanan namun nihil.

"Kamu kemana sih Thania? Aku sangat khawatir padamu, maafkan aku karena tadi aku sudah kelewatan. Aku tau itu pertama kalinya aku bersikap seperti itu makanya kamu jadi sedih dan meninggalkanmu. Maafkan aku Thania."

Dennis memutuskan untuk kembali ke rumah dan mencari Thania ke kantornya besok.

Titt.. titt..

Thania mengaktifkan ponselnya dan mendapatkan 50 missed calls dan 5 massages

Kak Dennis :

Kamu dimana Thania?

Maafin kakak tadi kakak sedang marah.

Kakak nyari kamu kemana-mana tapi kamu gaada. Kamu kemana sih? Kakak khawatir.

Kakak akan lakukan apapun asal kamu jangan minta aku untuk merusak tubuhmu dengan membeli obat-obatan begitu.

Yaudah kalo kamu ga mau pulang, kakak ga akan maksa kamu. Kakak tau kakak bukan kakak yang baik. Kamu jaga diri baik-baik. Maaf karena kamu punya kakak bodoh sepertiku.

Thania membaca semua pesan dari kakaknya dan menitikkan air mata. Tak seharusnya Thania melakukan itu semua hanya emosinya yang sedang meluap sesaat.

Titt..titt..

Suara getaran ponselnya membuatnya terperanjak dari lamunannya. Dengan sigap Dennis mengambil ponselnya dan membaca pesannya dengan terburu-buru.

Thania :

Maaf udah buat kakak khawatir. Aku di Hotel Marika Yoni di Jln. Kamboja.

Dennis tak membalas pesan dari Thania tapi ia langsung bergegas ke hotel itu dan mencari adiknya.

-Sesampainya di hotel-

Tok tok tok...

"Thania?"

Dennis sudah mengambil ancang-ancang memeluk Thania dengan wajah yang khawatir, senang dan merasa bersalah. Tapi Thania melangkah mundur dan menghindar dari Dennis.

-iapd-
Minggu, 07 Agustus 2016


OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang