36. Perjuangan terakhir - END

6.2K 182 14
                                    

"Bunglon?"

Rendy tersenyum melihat Thania yang masih mengingat dirinya.

"Kalian udah saling kenal?"

"Dia itu adik kelas kakak dulu."

"Serius? Kok kakak ga pernah bilang sih kalo kakak punya adik kelas cantik gini? Tau gitu aku deketin dari dulu deh."

"Husshh.. Kamu itu, sekolah aja belum bener udah mau ngerayu cewek."

"Oh iya, aku mau keluar dulu beli makan dulu. Sayang kamu disini dulu ya sama Rendy."

Setelah Kelvin meninggalkan ruangan itu yang hanya ada Thania dan Rendy. Begitu canggung, membuat mereka tak mampu mencurahkan isi hati masing-masing.

Thania yang masih terpaku menatap kearah pintu, pria yang dulu menyatakan cinta padanya di halte bus. Kini menjadi kakak iparnya, ia tidak tau betapa kehilangannya dirinya ketika ia harus pindah rumah karena perceraian orang tuanya.

"Hey.. Apa kabar?" Ucap Thania pelan.

"Kau tau? Tanpa dirimu hidupku tak pernah baik."

"Maaf. Jika aku tau kalau yang dulu itu hanya akan menjadi sebuah kenangan. Seharusnya aku terima saja cintamu walaupun aku akan dimarahi kedua orang tuaku. Setidaknya aku pernah memilikimu."

"Kau mencintaiku?"

"Entah, dulu mungkin iya."

"Begitu ya? Kau sangat mencintai Kelvin rupanya."

"Tidak, tepatnya mungkin belum. Aku menikah dengannya untuk menjauh dari Dennis. Dia adalah kakak angkatku dan dia malah berani mencintaiku setelah tau bahwa kami tidak sedarah. Kau tau? Perceraian kedua orang tuaku sangat membuatku frustasi, cobaan seakan datang bertubi-tubi padaku."

"Aku sangat putus asa atas kepergianmu."

"Apa kau sudah menikah?"

"Sudah, tapi dia meninggal karena kanker. Aku bertanggung jawab untuk menikahinya di sisa hidupnya karena dia sangat mencintaiku."

"Apa yang terjadi pada kita Rendy? Mencintai dan dicintai dalam hidup ini ternyata tak sesederhana yang kita bayangkan. Kenapa kedua orang yang saling mencintai harus terpisah dan akhirnya harus bersama oleh orang lain? Aku tidak tau apakah cinta satu orang saja cukup untuk menjalin sebuah hubungan pernikahan?"

"Aku tidak tau, nasib mempermainkan kita. Tunggu saja, apa yang sedang tuhan rencanakan untuk kita. Istirahatlah, aku akan menunggumu disini."

Thania memejamkan matanya dan menahan tangisnya. Ia berbalik dan memunggungi Rendy yang sedang duduk di sofa.

'Dari dulu kau tak pernah melihatku menangis dan akan selalu begitu.' Batin Thania.

***********

2 tahun kemudian....

Kelvin dan Thania pergi ke rumah barunya, keluarga mereka sudah lengkap sekarang. Memiliki dua anak, laki-laki dan perempuan sangatlah sempurna.

"Kelvin.." Kelvin yang sedang tertidur dengan kedua anaknya tiba-tiba Thania datang dengan wajah cemas.

"Kenapa sayang?"

"Aku takut. Tiba-tiba saja perasaanku tidak enak, bagaimana keadaan Dennis sekarang?"

"Jangan sebut nama bajingan itu Thania. Aku muak mendengar namanya."

"Tapi Kelvin aku takut."

"Tenanglah Thania... Ada aku disini..."

Kelvin memeluk Thania untuk menenangkan dirinya. Kelvin tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada istri dan kedua anaknya.

- Di sisi lain -

"Bagaimana Matthew? Apa kau sudah menyiapkan anak buahmu?"

"Tenang saja, kau akan mendapatkan apa yang kau mau."

"Ingat Matt.. Hanya Kelvin saja, aku tidak ingin Thania dan anak-anaknya juga kau lenyapkan."

"Tenang saja Dennis, aku sudah sangat professional dalam hal melenyapkan."

To Kelvin :

Haii.. Apa kabar? Bagaimana keadaan adik dan keponakan kembarku yang lucu? Apa mereka baik-baik saja? Ingin sekali aku mencari mereka dan menggendong kedua keponakanku.

Rahang Kelvin mengeras setelah membawa pesan yang dikirimkan Dennis. Ia langsung memencet tombol merah dan menelepon Dennis.

"Kurang ajar!!! Apa mau mu bajingan?"

"Mauku? Tidak ada, aku hanya ingin menemui adik dan keponakanku. Apakah ada hal lain yang bisa aku lakukan saat ini?"

"Dimana kau? Akan ku bunuh kau sekarang juga."

"Hey hey... Jangan terlalu emosi Kelvin, aku akan mengirim alamatku."

Dennis mengirimi Kelvin pesan, Kelvin pun segera mengambil kunci mobilnya. Ia sangat terburu-buru sampai meninggalkan ponselnya di kamar.

Thania melihatnya dan merasa sangat khawatir. Untung saja Rendy datang dan Thania meminta agar Rendy menemani kedua anaknya itu sebentar.

"Apa yang terjadi Thania?"

"Tidak ada apa-apa Rendy, tolong jaga sebentar mereka. Aku akan pergi ke supermarket karena aku kehabisan bahan makanan. Tolonglah."

"Baiklah.. Jangan terlalu lama."

Dengan kecepatan tinggi Thania menyusul Kelvin dan menghentikannya. Namun ia terkena macet di jalan, Thania mengerang kesal.

Sudah setengah jam ia terjebak macet karena ada kecelakaan. Ia langsung melaju ke jalan pintas dan akhirnya sampai. Thania menyelinap dan melihat semua perlakuan Dennis dan teman-temannya sedang menghajar Dennis.

"Bunuh saja aku!!! Tapi biarkan Thania dan kedua anakku tetap hidup!! Jangan ganggu mereka!"

"Tenang saja Kelvin, aku tidak akan mengganggu mereka. Hanya saja aku akan memiliki Thania seutuhnya dan tidak akan pernah melepaskannya."

"Brengsekkk!!!"

"Selamat jalan Kelvin, sampaikan salamku pada penghuni surga. Awalnya aku ingin kesana namun karena cintaku terlalu besar untuk Thania maka aku rela jika harus pergi ke neraka sekalipun."

DOR!!!

Kelvin tertembak dan tersungkur ke lantai beton itu. Thania merasakan jiwa dan hatinya bergetar. Seluruh darahnya seakan berhenti mengalir, matanya tak mampu mempercayai apa yang ia lihat hari ini.

"Kelvin?" Air matanya menetes deras mengaliri pipinya. Seketika matanya memerah memancarkan dendam pada Dennis.

Ia keluar dari pabrik bensin tua yang sudah tak terpakai itu dan mengambil sisa bensin tak terpakai. Ia menyirami seluruh gedung itu ketika yang ada di dalam sedang tertawa atas kemenangannya.

Thania melemparkan korek api yang ada di mobil para penjahat itu dan meleparkannya kearah gedung. Api menjalar begitu cepat, dan Thania duduk bertimpuh melihat kobaran api yang begitu besar di hadapannya. Dengan segera ia mengirimkan pesannya pada Rendy.

To Rendy :

Maafkan aku Rendy, dari dulu aku sudah membuatmu sakit hati dan sekarang aku harus merepotkanmu. Katakan pada kedua anakku nanti bahwa aku sangat mencintai mereka. Jaga mereka Rendy, karena Daddy dan Mommynya tidak akan bisa menjadi orang tua yang baik. Jujur saja, aku sudah mulai mencintai adikmu namun selama ini aku tidak mampu mengakuinya.

DOR!!!!!

Seorang penjahat yang berjaga di luar gedung menembak Thania. Dan Thania tersungkur ke bawah. "Aku mencintaimu Kelvin, aku mecintaimu." Kalimat terakhir yang diucapkan Thania sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.

THE END

-iapd-
Senin, 24 Oktober 2016

OVERWEIGHT ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang