Part 10 : Poor Alexa

1.5K 57 0
                                        

Dua hari kemudian.

"Mah, kakak kok gak ikut jemput aku ?" tanya Alexa pada Viona.

"Mana mama tau, tadi diajakin katanya sibuk." jawab Viona tanpa menengok kearah Alexa.

"Ya ampun, jahat banget sih. Emang kakak masih marah ya mah ? Kemarin pas ketemu sama aku kakak gak ada ngomong apa-apa." tanya Alexa lagi.

"Loh ? Belum baikan ? Kirain udah."

"Kalau udah pasti dia dateng."

"Palingan juga sibuk, kamu musti inget kakakmu itu bentar jadi CEO."

"Tapi mah--"

"Permisi." tiba-tiba pintu kamar Alexa terbuka.

Awalnya Alexa berharap kalau itu kakaknya, tapi salah. Itu adalah dokter beserta perawatnya. Sudah dapat ditebak oleh Alexa, apa yang akan dilakukan oleh dua orang ini.

"Ya, nona Alexa hari ini sudah boleh pulang. Ada beberapa makanan & minuman yang tidak boleh dikonsumsi dulu dalam waktu dekat ini yaitu makanan pedas, alcohol, kopi, ketan, selebihnya tertulis disini. Dan satu lagi istirahat yang cukup agar proses penyembuhannya maksimal. Ini resepnya." ceramah dokter itu sambil memberi kertas.

Alexa hanya mendengus, tak ada satupun kata-kata dokter itu yang masuk dipikiran Alexa, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Alexa suka sekali melanggar aturan dan tidak suka dikekang.

"Baik, kalau begitu saya permisi. Semoga lekas sembuh." ucap dokter itu lalu menghilang dibalik pintu.

"Tuh dengerin. Gak boleh makan sembarangan. Baru di izinin jalan sama tunangan aja udah mabok." kata Viona dengan nada bercanda.

"Idihhhh..apaan sih ma ? Lexa itu cuman gak sengaja minum doang, eh keterusan." jelas Alexa.

"Udah deh, mama pernah muda kok. Tau banget rasanya falling in love itu gimana." goda Viona lalu tak menghiraukan ocehan Alexa.

***

"Ya, kamu data semua jadwal saya untuk besok." kata Daniel pada seorang wanita cantik, yang tak lain adalah sekertaris barunya.

"Baik pak, akan saya urus semuannya." jawab wanita bernama Elsa itu.

Ponsel Daniel berbunyi, saat melihat nama yang tertulis di kotak pesan itu, Daniel langsung membaca pesannya.

From : Azka Aldric

Aku tau aku bersalah atas kejadian yang menimpa Alexa beberapa hari lalu. tapi aku sama sekali tidak berniat melakukan itu pada Alexa. Aku disuruh oleh seorang wanita untuk membawa Alexa minum. Wanita itu bilang kalau Alexa sedang patah hati karna melihatmu mengobrol dengan perempuan lain, setelah ku pastikan perkataan wanita itu, ternyata benar. Kau sedang mengobrol dengan perempuan yang mungkin adalah Lucy-rekan kerja Daniel-. Tanpa pikir panjang aku melakukan hal yang diperintahkan oleh wanita itu. setelah tau kalau wanita itu hanya ingin memperalatku, aku merasa sangat bodoh melakukan hal itu. Aku hanya ingin kau tau siapa wanita itu, wanita itu adalah orang yang kau kenalkan padaku 4 tahun yang lalu.

Pikiran Daniel langsung mengarah pada kejadian 4 tahun yang lalu, dimana dia memperkenalkan wanita yang ia cintai pada Azka.

Wanita bernama Luna itu sebenarnya adalah kekasihnya, namun kedua orang tuanya tidak metujui hal itu dan lebih memilih Alexa yang menjadi pasangan hidupnya. Alexa yang sama sekali tak dicintainya.

***

From : Mama

Kak jangan lupa ya! Hari ini Alexa pulang. Dari tadi dia nanyain kamu terus. Baikan gih

Adrian menghela nafasnya berat, ia memang kecewa dengan Alexa, tapi bukan berarti dia harus semarah itu. Sudah 2 hari dia tak berbicara dengan Alexa, bahkan untuk menjenguk saja harus menunggu Alexa tertidur agar dia tidak tau bahwa Adrian menjenguknya. Padahal Marsha sudah menyuruhnya untuk memaafkan Alexa, namun emosinya lebih menguasai dirinya. Ia menyayangi Alexa namun begitu tau Alexa menyembunyikan penyakitnya ia sangat kecewa meskipun ia tau benar alasan Alexa melakukan itu.

Adrian menelpon sekertarisnya.

"Vania ? Tolong kosongkan semua jadwal meeting saya hari ini. Saya ada urusan mendadak."

Begitu mendapatkan jawaban dari sekertarisnya, Adrian langsung menuju lobby gedung Aileen's corp dan menuju parkiran khusus pemilik dan petinggi perusahaan.

Adrian menancap pedal gasnya dan mengarah ke rumah sakit tempat Alexa dirawat kemarin.

***

"Alexa, mama pulang duluan ya, ini mama mau bawain barang-barang kamu. Nanti kamu dijemput kok." kata mama seraya mengambil beberapa tas yang berisi pakaian Alexa selama dirumah sakit.

"Ih, mending sekalian aja mah. Aku dijemput sama siapa coba ?" tanya Alexa dengan wajah merengut.

"Udah nanti kamu tau siapa yang jemput kamu. Mama duluan yaa! Dahh." ucap mama lagi setelah itu menghilang dibalik pintu.

Alexa hanya mendengus kesal, ia sangat takut jika yang menjemputnya nanti adalah Daniel. Ia malas harus bertatap muka apalagi adu mulut dengannya.

Tiba-tiba pintu kamar rawat Alexa terbuka menampilkan sosok pria tampan dengan pakaian formal yang membalut tubuhnya, wajah pria itu tak jauh beda dengan wajah Alexa, ya.. Itu adalah Adrian.

Namun ekspresi Adrian membuat Alexa sedikit canggung, tak ada raut wajah bahagia atau raut jahil diwajah kakak kembarnya itu. Melihat Adrian yang berubah cuek seperti itu membuat Alexa harus berusaha menahan air matanya. Setelah 2 hari tak bertemu membuatnya rindu, namun yang dirindukan malah acuh.

"Jika sudah siap turunlah ke parkiran." ucap Adrian dingin lalu pergi keluar ruangan tanpa menunggu Alexa.

Alexa menangis tersedu-sedu sepeninggalan kakaknya.

"Ka-kak.."ucap Alexa disela tangisnya.

Alexa menghapus air matanya, dan berjalan keluar ruang rawatnya seorang diri menuju parkiran rumah sakit.

Alexa takut membuat kakaknya tambah kesal karna menunggunya. Sebelum itu Alexa sempat ke toilet untuk mencuci wajahnya agar tak terlihat habis menangis.

***

"Karna aku tau bagaimana rasanya tak dianggap."-Author.

Tbc

Maaf banget slow update :( soalnya baru ada ide wkwkwk. Apalagi banyak banget kegiatan lomba menjelang dan sesudah 17-an.

Ara juga mengucapkan selamat hut- RI ke 71 :)

Jangan lupa Vomment ya :( jangan sider dong. Ara masih butuh saran dan support kalian semua :)

-thank's

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang