Part 21 : Alexa's feeling[2]

1.2K 46 2
                                    

Author POV

"Kalo lo gak mau izin sama Daniel, kita gak akan jalan hari ini." ucap Marsha, sambil terus mengurus penampilannya didepan cermin.

"Apaan sih lo sha? Hari ini gue dibuat badmood sama dia, buat apa coba gue izin segala sama dia ? Jelas-jelas dia gak peduli gitu sama gue."jelas Alexa dengan emosi.

"Woi! Gak perduli gimana ? Jelas-jelas dia yang paling panik waktu lo belum sadar dirumah sakit kemaren."kata Marsha yang cukup membuat Alexa terkejut.

Panik ? Gak mungkin banget sih dia panik. Jelas-jelas tadi dimobil dia bilang gue ngerepotin. Batin Alexa.

"Yaelah, malah bengong. Gak percaya ya lu ?"kata Marsha yang membuat Alexa tersadar dari lamunannya.

"Ih! Pokoknya gue gak mau izin sama Daniel segala. Lagian gak mungkin juga dia marah, gue kan udah biasa jalan sama lo."Kata Alexa lagi.

Alexa bersikeras tak mau meminta izin dengan Daniel. Ia masih sebal dengan perlakuan pria yang berstatus suaminya dimobil tadi.

"Oh..gak mau ya ? Yaudah sih, gak maksa. Tapi jangan harap kita bakal jalan lagi." ancam Marsha

"Jadi sekarang lo mainannya ngancam gitu ya?"kata Alexa dengan tatapan tajam.

"Gue kek gini juga buat kebaikan lo, lo sama dia itu bukan cuman sehari dua hari doang jadi suami istri, tapi selamanya, Lex. Lo boleh marah, tapi apapun yang lo lakuin suami lo itu berhak tau. Dan demi apapun gue gak bohong soal dia panik dirumah sakit kemarin."jelas Marsha panjang lebar.

"Kalian tu gak ngerti.hiks! Ka..kalian gak ngerti gimana dia merlakuin gue! Lo b..b..bahkan gak taukan apa yang dia bilang dimobil sama gue tadi hiks! ? Dia bilang kalo gue itu ngerepotinlah, buang-buang waktulah. Emangnya yang nyuruh dia nolongin gue siapa si hiks! ?"Marsha yang mendengar hal tersebut langsung melebarkan matanya, ia tidak percaya seorang Alexa dibuat menangis oleh Daniel.

"Ya ampun, Lex. Seriusan dia ngomong gitu ke lo?"

"Emangnya, gue keliatan lagi bercanda ya, sha?"

"Gak sih, terus gimana lagi?"

"Ya...gue kan gak terima dikatain begitu, jadi ya gue marah-marah. Sampai akhirnya gue keceplosan ngatain dia om-om, terus gue juga malah jadi curhat ke dia. Gue bilang harusnya sekarang gue lagi ngumpul bareng temen-temen gue. Dan lo tau jawaban dia apaan? Dia malah hiks.. Bilang harusnya sekarang dia juga lagi makan siang bareng pacarnya. Hiks.."

"Hah?! Serius ? Sumpah ya itu orang keterlaluan banget." kata Marsha penuh emosi

"Tapi, lo yakinkan bisa tahan sama sikap dia Lex?"lanjut Marsha lagi.

"Gue gak tau lagi,Sha."jawab Alexa sambil menghapus air matanya.

Marsha langsung memeluk Alexa erat. Ia sendiripun dibuat kaget dengan apa yang Alexa bilang tadi. Benar-benar keterlaluan.

Namun, apa yang bisa ia lakukan untuk membantu sahabatnya ini selain menguatkan dan berdoa? Tidak mungkin Marsha meminta bantuan Adrian. Bisa saja Adrian menjadi emosi jika mendengar cerita itu.

"Lo harus kuat ya Lex, gue bakal tetep ada buat lo kok. Tenang aja." kata Marsha menenangkan Alexa.

"Sha, lo harus janji satu hal sama gue."

"Ya? Apa? Lo mau gue janjiin apa?"tanya Marsha yang sudah melepas pelukannya dan beralih menggenggam tangan Alexa.

"Jangan pernah ceritain hal ini ke siapapun termasuk kak Ian sekalipun. Gue mau cuman kita berdua yang tau. Gue harap lo bisa ngehargain keputusan gue. Gue juga berharap lo ikut mertahanin rumah tangga gue dengan cara ngerahasian masalah ini."

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang