[OnGoing]
.Sequel MY FIRST LOVE STORY.
(bisa langsung dibaca)
Memimpikan seorang pria tampan, baik hati, penyayang dan selalu melindungi tentu saja menyenangkan bukan?
Bahkan tidak sedikit orang yang akan memohon agar ia menjadi sosok yang nyata.
Ta...
Setelah makan siang selesai mereka semua berkumpul di ruang keluarga yang juga merupakan salah satu bagian termewah dari pesawat ini.
Alexa, Adrian dan Marsha dibuat sedikit takjub dengan konsep dari ruangan ini yang didominasi warna hitam dan putih dsn terkesan sangat mewah.
"Seleramu oke juga." ucap Adrian.
"It's my favorite colour." kata Daniel sambil tersenyum melihat hasil desainnya sendiri.
Jujur pesawat ini adalah pesawat yang sangat jarang dipakai, mengingat ada berapa jumlah pesawat yang dimiliki keluarganya dan ini adalah salah satu pesawat termewah dengan hasil desainnya.
Daniel tak membiarkan banyak para karyawannya ini semua. Biasanya pesawat ini hanya digunakan saat keluarga Arthur hendak berpergian ke luar negeri, ntah itu urusan pekerjaan ataupun hanya sekedar untuk liburan.
Alexa menatap Daniel.
Lagi-lagi rasa bersalah itu menghinggapinya. Apasih yang sebenarnya dari tadi ia fikirkan? sampai harus membuat masalah baru?. Sedaritadi Alexa hanya mempertanyakan hal itu dalam fikirannya.
Dari jauh Marsha memperhatikan gerak-gerik Alexa yang terlihat gelisah.
"Alexa?" panggil Marsha.
seolah tersadar dari lamunanya, Alexa menoleh kearah kanannya, yaitu tepat mengarah pada sahabat kesayangannya itu.
"Ya?"
"Lo kenapa? ada masalah?"
"Ya begitulah."
"Daniel ya?" Marsha menanyakan hal tersebut dengan nada berbisik. Ia takut dua pria yang berada beberapa meter dihadapan mereka itu dapat mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
"Hmm. Kita bicara ditempat lain aja, sha. Gue takut kak Ian denger. Gue gak mau Daniel kena semprot lagi." ajak Alexa sambil berbalik hendak membuka pintu yang membatasi ruangan itu dengan ruangan lain.
"Lex tunggu." Marsha berhasil menghentikan pergerakan Alexa dan membuat yang dipanggil menoleh kembali kebelakang.
"Sayang, aku sama Alexa ke ruangan sebelah ya?, Daniel pinjem istrinya bentar ya." ucap Marsha sambil tersenyum dan melambai, sebelum akhirnya ia juga membalikkan badannya.
Marsha membuka knop pintu dan segera keluar ruangan mendahului Alexa, sedangkan Alexa masih terpaku ditempatnya.
Saat Marsha berpamitan tadi ia sempat bertatap mata dengan Daniel, tapi sayang pria itu dengan cepat memutus kontak mata mereka.
Alexa semakin merasa bersalah dan terpojok disini.
"Alexa ayo." teriak Marsha yang sudah berada diruangan berbeda.
"Iya bentar." balas Alexa lalu pergi menyusul Marsha.
Hal yang pertama kali dilihatnya adalah suasana ruangan yang begitu nyaman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.