Alexa menatap langit malam yang mendung. Setelah makan malam tadi, ia merasa ada yang aneh dengan perasaanya. Ntah kenapa perasaan tidak enaknya kali ini benar-benar berkepanjangan. Bahkan ia sendiri tidak tau, apa yang membuat perasaanya khawatir terus bergejolak.
Daniel baru saja keluar dari ruang kerjanya. Ia melihat kearah pintu balkon utama yang terbuka, membuat hawa dingin dari luar masuk begitu saja. Ia yakin pasti ada seseorang disana.
Daniel berjalan kearah balkon untuk memastikan dugaannya dan ternyata benar saja, Ia melihat Alexa dengan raut wajah cemas sedang memandang kearah langit malam.
"Kamu ngapain disini? Sudah malam, masuk sekarang Alexa!"
Alexa terlonjak dari lamunannya saat mendengar perintah Daniel yang tiba-tiba. Ia memegangi dadanya yang berdegup kencang karna terkejut.
"Kalo dateng jangan kaya hantu dong! Kalo aku reflek loncat gimana?" cerca Alexa dengan wajah kesal.
Daniel terkekeh pelan melihat ekspresi Alexa yang berubah drastis.
"Lagian ngapain juga kamu disini malam-malam begini? Disini dingin Alexa." balas Daniel sambil terkekeh.
"Aku.."
Alexa menggantung kalimatnya, Ia ragu ingin berbagi cerita dengan Daniel.
"Aku kenapa?" desak Daniel tidak sabaran.
Alexa menatap Daniel. Ia takut dan sudah dapat membayangkan bagaimana respon Daniel nantinya.
"Aku... mengantuk. Aku ingin tidur." jawab Alexa cepat sambil melangkah hendak meninggalkan Daniel.
Sayang langkahnya kalah cepat dengan tangan Daniel yang sudah lebih dulu menahannya.
"Apa yang kamu cemaskan Alexa?"
Alexa menatap Daniel tidak percaya, Daniel mengetahuinya? Bagaimana bisa?
"Apa? Aku mencemaskan apa? Tidak ada." sangkal Alexa samnil menggeleng dan mengalihkan pandangannya.
"Jangan coba-coba berbohong Alexa." tajam Daniel.
"Aku ngantuk, Aku mau tidur sekarang."
Alexa berusaha melepaskan genggaman Daniel dari tangannya, dan tentu saja itu sia-sia.
"Apa susahnya bercerita? Apa begitu menyenangkan menyimpan kecemasan sendirian?" kali ini Daniel berusaha membujuk Alexa.
Mata Alexa memanas. Apa ini? Kenapa tiba-tiba rasanya ingin menangis?, Ntah kenapa beberapa hari terakhir moodnya benar-benar mudah sekali berubah.
Oh ya tuhan! Kenapa aku harus terlihat selemah ini didepan Daniel? Batin Alexa.
Alexa menundukkan kepalanya berusaha menyembunyikan air matanya yang tiba-tiba saja turun tanpa diperintah.
"Orang-orang selalu bertanya soal perasaanku... tapi setelah mendengar jawabanku mereka hanya merespon dengan kata-kata yang sama. Mereka terlalu menggampangkan perasaanku! Seolah dengan jawaban mereka, masalahku terselesaikan. Disitu aku sadar bahwa sebagian orang hanya ingin tau, bukan ingin membantu..."
"lalu untuk apa aku menjelaskan panjang lebar tentang perasaanku yang sebenarnya?, Memangnya siapa yang peduli?" jawab Alexa dengan nada bergetar.
Alexa mati-matian menyembunyikan isakannya, tapi ternyata sulit juga. Biarlah kali ini saja ia terlihat lemah, bepura-pura kuat juga tidak ada gunanya saat ini.
Daniel menatap iba Alexa. Jujur gadis ini memang terlalu pandai menyembunyikan kesedihannya.
Daniel merengkuh tubuh Alexa yang bergetar sejak tadi karna tangisnya. Ia mengerti saat ini bukanlah waktunya untuk gengsi. Saat ini perannya sebagai pria gantle dibutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Romance[OnGoing] .Sequel MY FIRST LOVE STORY. (bisa langsung dibaca) Memimpikan seorang pria tampan, baik hati, penyayang dan selalu melindungi tentu saja menyenangkan bukan? Bahkan tidak sedikit orang yang akan memohon agar ia menjadi sosok yang nyata. Ta...