Playlist🎧
•The Overtunes - Yours Forever🍁🍁
Jakarta, 5 November 2017.
"Rara, BANGUN!"
Sepasang mata Rara sontak terbuka lebar, ketika suara lantang dan besar itu menyerang gendang telinganya. Ia terduduk di ranjangnya--terkejut bukan main--dan mendapati Karin, Ibunya, tengah berdiri di samping tempat tidur dengan mata melotot tajam.
"Kamu ini! Tidur paling cepet, bangun paling lama! Ini udah jam setengah 7, dan kamu belum apa-apa? Astaga... cepetan mandi sana!" teriak Karin dengan nada paling tinggi yang biasa dia keluarkan hanya untuk Rara.
Rara berdecak dengan wajah cemberutnya. "Elah, kirain ada apaan. Mama nih, aku sengaja telat juga biar gak masuk sekolah!" keluhnya.
Ia lantas kembali membaringkan tubuhnya diatas kasur tercintanya dan menarik selimut sampai ke kepala. Sudah akan bersiap-siap untuk bertemu Shawn Mendes di alam mimpinya, kalau saja Karin tidak tiba-tiba menarik selimutnya dengan kasar.
"Heh, Mama udah bayar mahal-mahal buat kamu sekolah, ya!" bentak Karin, bola matanya nyaris keluar. "Dan kamu malah bilang mau sengaja bolos? Dasar anak gak tau diri, cepet mandi sana! CEPET!" teriak Karin, bahkan lebih keras dari sebelumnya. Dia sudah habis kesabaran melihat anaknya bersikap semena-mena.
Erangan kesal yang berasal dari anaknya itu terdengar jelas di telinga Karin. "Yaudah, iya! Aku mandi! Elah, rese banget, sih!" sahut Rara dengan suara yang tidak kalah tinggi dengan Ibunya.
"Cepet, nggak pake lama. Kalau lama, Mama akan mogok ngasih kamu uang jajan selama sebulan," ancam Karin, kemudian dengan judesnya melenggang pergi meninggalkan kamar Rara.
Rara mengusap wajahnya dengan kasar, dan mengerang sekali lagi untuk melampiaskan emosinya yang menumpuk. Selalu saja hatinya memanas tiap kali berhadapan dengan Ibunya yang judesnya minta ampun.
Satu tarikan napas ia ambil untuk meredakan amarah. Kemudian ia
memutuskan untuk bangkit dari kasurnya dan berjalan malas menuju kamar mandi.Hubungan Rara dengan Karin memang tidak pernah akur. Selalu saja ada pertengkaran hebat diantara mereka. Sifat yang sama keras kepalanya membuat mereka selalu tidak mau mengalah. Karin yang selalu kesal karena kebiasaan Rara yang suka tidur dimanapun dia berada. Dan Rara yang menyimpan pahit setiap melihat Ibunya selalu membanding-bandingkan dirinya dengan Kila--kakaknya.
Kalau saja, Rara memiliki kesempatan untuk menyebutkan satu keinginan yang sudah pasti akan dikabulkan, ia pasti akan memilih untuk dilahirkan kembali dengan Ibu yang baru.
Terkesan jahat, memang. Namun dia sudah cukup muak dengan ketidakadilah Ibunya terhadap dirinya.
Setelah sepuluh menit Rara bermeditasi di dalam kamar mandi, akhirnya ia keluar dengan balutan handuk biru. Dengan begitu tenangnya, ia memakai seragamnya, menyisir rambut cokelat tua-nya yang dibiarkan terurai melebihi bahu, dan terakhir ia mengambil lip tint untuk dipakaikan di bibir. Kemudian ia berjalan keluar kamar.
Keluarganya sudah menunggu di meja makan ketika Rara turun ke lantai bawah. Semuanya ada, kecuali Kila, kakaknya. Kila pasti sudah berangkat sekolah sejak tadi. Dia memang terkenal rajin dan pintar, jauh berbeda dengan Rara. Makanya Kila menjadi anak kesayangan Mama-Papanya.
Rara duduk dihadapan Karin dengan wajah datar. Baru saja Rara ingin mengambil roti, Karin memukul tangannya.
"Mama udah siapin kamu bekal. Kamu makan di sekolah, bukan disini," ujar Karin dingin sambil menunjuk kotak makan warna biru di tengah meja dengan dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Rara [On Editing]
Teen FictionRara (15) hanya memiliki dua hobi, yaitu tidur dan... Tidur. Tidak terhitung berapa kali Rara tidur dalam waktu 24 jam. Makanya Rara dijuluki Sleeping Rara oleh seantero sekolah karena kebiasaannya yang suka tidur di sekolah. Tapi ini aneh dan la...