17' Pengakuan

2.8K 161 2
                                    

Kau tak pernah tahu
Betapa hati yakin untukmu
Kau tak pernah tahu
Betapa aku merindukanmu

[Intuisi - Yura Yunita]

🌸🌸

"Kamu udah makan?" Suara sok imut Vania terdengar dari telepon, cukup membuat perut Adit bergejolak pingin muntah.

"Udah. Kamu?" sahut Adit singkat dan malas.

"Belum... makan, yuk."

Adit menutup matanya. "Emang nggak ada makanan dirumah?"

"Ada, sih. Mama masakin. Tapi aku bosen makan masakan Mama mulu. Kita makan diluar aja, yuk. Sekalian jalan."

"Aku lagi nggak enak badan, nih. Lagian kasian juga Mama kamu udah masakin, masa gak dimakan?" bohong Adit.

"Ih, kamu mah. Aku kan pingin makannya diluar. Nggak ngertiin aku banget, deh," rungut Vania. Adit bisa membayangkan bibir cewek itu sedang menekuk sekarang.

Adit menghela napas, berusaha menahan emosi yang sedari tadi ia tahan. "Aku bukannya nggak ngertiin kamu, Van. Tapi aku juga lagi sakit--"

"Kalo kamu sayang aku, mau sesakit apapun, kamu tetep nggak bakalan biarin aku bolos makan. Sebenernya kamu sayang nggak sih sama aku?"

NGGAK!

Adit muak. Ia muak dengan tingkah laku jenis Vania seperti ini. Nggak ada bedanya sama Tara. Awalnya saja kelihatan polos, belakang-belakangnya?

Bitch.

"Udahlah, aku capek berdebat sama kamu. Aku lagi pusing, kamu malah tambah bikin pusing. Makan aja masakan Mama kamu kalo laper. Bye."

Adit mengakhiri sambungan tanpa menunggu jawaban Vania. Bodo amat.  Adit tidak peduli. Ia memang pusing, tapi bukan karena sakit. Adit pusing memikirkan Rara yang sudah hampir tiga hari tidak ada kabar. Line-nya tidak dibalas, pesan-pesannya tidak dibalas, ponselnya juga tidak diangkat, didatengin rumahnya nggak ada orang. Sebenarnya cewek itu kemana?

Semenjak hari dimana Rara memeluknya itu, gadis itu menghilang tanpa kabar. Lebih tepatnya, Adit merasa kalau Rara itu menghindarinya. Ia juga tidak tahu apa penyebabnya. Tapi kalau mengingat kejadian tiga hari lalu, dimana Adit menemukan sorot terluka di mata Rara ketika Vania muncul begitu saja, Adit jadi berpikir dua kali. Apa mungkin penyebabnya karena Rara... cemburu?

Adit menggelengkan kepalanya berulang kali. Nggak mungkin, batinnya. Rara tidak pernah memiliki rasa terhadap Adit. Cewek itu hanya menganggap Adit hanya sebatas teman, tidak lebih.

Ponsel Adit tiba-tiba bergetar. Adit melirik layar iPhone-nya.

Line : You have a new message!

Sleeping Rara [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang