38' Yes (END)

3.1K 150 24
                                    

INILAH AKHIRNYA SODARA SODARA!

HAPPY READING, GAES!

Mainkan medianya pas Adit nyanyi yaa, gaess! Biar feel-nya dapet walaupun cuma dikit;)

[.]

Jadi ini yang dirasakan orang-orang setelah ciuman bibir.

Jantung berdebar keras dan berkepanjangan, sulit sekali untuk berhenti. Napas terasa berat, dan ruam merah masih membekas di pipi.

Dan terakhir, suasana diantara dua pelaku berubah menjadi super canggung.

Rara tidak bisa mengendalikan gejolak yang ada di dalam dadanya, cukup menyiksa sebenarnya. Dengan ruangan tertutup, tanpa ada suara apapun, membuat Rara untuk bernapas saja sulit. Ia bahkan tidak berani menoleh ke kanan agar tidak bertemu pandang dengan Adit yang sedang menyetir.

"Ehem," Adit berdeham, kemudian menyalakan radio untuk mencairkan suasana.

I unzip the back to watch it fall
While I kiss your neck and shoulders
No, don't be afraid--

Cowok itu kontan mematikan kembali radionya saat mendengar lagu Bruno Mars mengisi kesunyian mobil, sukses menambah kecanggungan menjadi berkali-kali lipat.

Sialan.

Adit menelan ludah. Sekalipun ia sering gonta ganti cewek, bukan berarti ia sering melakukan pertemuan bibir. Sejujurnya, ini pertama kalinya ia berciuman.

Kaget?

Bukannya gimana, hanya saja Adit tidak menganggap ciuman itu main-main, yang bisa dilakukan dengan semua wanita. Baginya, ciuman itu spesial, yang hanya boleh dimiliki oleh satu orang yang juga spesial di hatinya.

Yaitu Aurora.

Astaga, Adit tidak tahan dengan kecanggungan ini.

Adit berdeham. "Aku minta maaf," ucapnya tiba-tiba, kontan membuat Rara menoleh menatapnya bingung. "Karena udah cepet ngambil kesimpulan soal hubungan kamu sama cowok itu."

Rara diam, kemudian menghela napas seraya mengalihkan pandangannya kedepan. "Itu udah masa lalu, nggak penting juga dibahas sekarang."

"Jadi?" Adit malah bertanya, sukses membuat Rara semakin bingung dibuatnya.

"Jadi apanya?"

Cowok itu menoleh sekilas ke Rara. "Hubungan kita gimana?"

Well, Rara tidak menduga kalau Adit akan menanyakan hal itu. Ia belum kepikiran bagaimana kelanjutan hubungan mereka sampai detik ini. Kalau dipikir-pikir, kesalahpahaman diantara mereka, bisa dibilang sudah terselesaikan. Hanya saja... Rara belum siap untuk memulai hubungan lagi. Klise, sih, alasannya.

Takut untuk terluka kedua kalinya.

Yang namanya kaca sudah pecah, akan sulit untuk diperbaiki.

Semua butuh waktu.

"Kita temenan dulu, boleh? Aku belum siap untuk ini," jawab Rara pada akhirnya.

Adit balas menatap Rara, kemudian menganggukan kepalanya, tanda mengerti. "Fine. Kita mulai ini dari awal. Dari pertama kita kenalan di depan rumah."

Sleeping Rara [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang