I don't like the way he's looking at you
I'm starting to think you want him too[ Nick Jonas - Jealous ]
🌿🌿
"Nggak boleh."Tanpa berpikir panjang, Adit menjawabnya dengan tegas dan dingin. Tatapan tajamnya menghunus tepat ke manik mata cowok labil itu.
Adit tidak akan pernah membiarkan cowok belagu itu masuk ke bandnya dan menjadi anggota The Soulvibe setelah penolakannya kemarin. Ada dua alasan yang menjadi penyebab Adit menolak mentah-mentah cowok itu, walau sebenarnya, tidak bisa dipungkiri, mereka sangat membutuhkan drummer baru.
Pertama, cowok itu labil. Kemarin saat di kantin, ia jelas-jelas dengan belagunya menolak ajakan Adit untuk masuk ke bandnya. Dan sekarang? Mentang-mentang Rara sudah menjadi vokalis bandnya, dengan seenaknya ia berubah pikiran.
Dan kedua, Adit yakin tujuan cowok itu mendadak berubah pikiran adalah karena Rara. Tentunya ia tidak akan membiarkan cowok belagu itu merebut Rara darinya.
Perlu ditebali dan digarisbawahi?
Tidak akan.
"Lo kemarin udah seenaknya nolak ajakan kita, senior lo. Sekarang gue tanya, alasan lo berubah pikiran kenapa?" Sebagai leader The Soulvibe, Loki angkat bicara. Nadanya berubah serius, tidak seperti biasanya.
Dio memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dengan acuh. "Karena Rara," sahut Dio blak-blakan.
Adit mendadak jadi naik pitam. Dadanya bergemuruh mendengar jawaban Dio. Sementara yang disebut-sebut, tampak terkejut dengan kefrontalan lelaki itu.
"Gue nggak peduli alasan lo apa. Intinya lo nggak diterima. Gue nggak mau se-band sama cowok sok belagu kayak lo," Adit berujar dingin. "Dan sekarang, gue minta lo keluar. Kita mau latihan."
Cowok itu manggut-manggut. "Oke..." Ia berbalik, namun gerakannya terhenti. Selang beberapa detik, Dio memutar badannya kembali. Kali ini, dengan seringaian. "But, kalau gue nggak salah lihat," Ia lalu melirik ke drum yang saat itu tidak memiliki pengguna, sebelum kemudian melanjutkan dengan angkuhnya, "you still need a drummer. You guys, need me."
Asu. Disini ada mesin pemotong rumput nggak, ya? Rasanya pengen gue cabik-cabik itu muka.
Rahang Adit kontan mengeras, giginya bergelemutuk menahan emosi yang sudah siap meletus kapan saja. "Sekolah ini isinya nggak cuma lo doang, kocak. Masih banyak yang jago dan nggak sebelagu lo."
"Buktinya sampai sekarang lo belum nemu?"
"I make sure to find it, but surely not you."
"Sampai kapan? Sampai acara natalnya selesai?"
"Anjing! Lo, tuh ngajak berantem, ya?!" Adit kalap, ia refleks melepaskan tali gitar dari pundaknya, meletakkannya dengan asal, dan sudah bersiap-siap untuk menerjang Dio kalau saja Rara tidak segera menghadangnya.
"ADIT!"
Rara bisa merasakan dada Adit naik turun karena emosi. Ia menengadah hanya untuk melihat kilat api yang melewati iris mata lelaki itu, menatap lurus kedepan, ke cowok yang sejujurnya juga membuat Rara hampir saja melayangkan sepatunya ke wajah angkuhnya itu.
Ia bahkan baru sadar kalau Dio ternyata bisa semenyebalkan itu.
"Sabar, Dit. Apa-apa jangan pake emosi. Tenang dulu," Rara berbisik pelan sambil terus menatap lelaki itu. Jarak mereka yang terbilang sangat dekat, membuat Adit bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Rara [On Editing]
Fiksi RemajaRara (15) hanya memiliki dua hobi, yaitu tidur dan... Tidur. Tidak terhitung berapa kali Rara tidur dalam waktu 24 jam. Makanya Rara dijuluki Sleeping Rara oleh seantero sekolah karena kebiasaannya yang suka tidur di sekolah. Tapi ini aneh dan la...