Playlist💿
• Ariana Grande - Santa Tell Me🍂🍂
Bisa dibilang selama berhubungan dengan Adit, ini pertama kalinya Rara mengunjungi rumah cowok itu. Padahal rumah Adit hanya sejengkal dari rumahnya, tidak sampai sedetik dia sudah sampai. Hanya saja dia belum ada keperluan penting untuk datang kerumah laki-laki itu, sampai akhirnya hari ini.Sepengetahuan Rara, Adit hanya tinggal bersama dengan orang tuanya dan satu adik perempuan. Sebelumnya ia sudah pernah bertemu beberapa kali dengan Amanda - Ibunya Adit - dalam arisan ibu-ibu yang diadakan dirumahnya. Kalau Ayahnya belum, mungkin karena Ayahnya Adit bekerja di perusahaan dan selalu pulang malam. Sedangkan adiknya yang perempuan, Rara tidak pernah melihat wajahnya namun pernah mendengar suaranya yang menggemaskan berteriak kencang dari rumah sebelah.
"Ayo, masuk," ajak Adit, setelah sukses memarkirkan motornya di garasi. Ia kemudian menuntun Rara untuk masuk.
Ketika Adit membuka pintu rumah, Rara langsung disambut oleh Bibi Nana, yang sudah sepuluh tahun mengurusi rumah keluarga Philip. Kesetiaan dan kejujurannya mendapatkan nilai plus di mata keluarga mereka.
"Mama mana, Bi?" tanya Adit sambil membuka sepatunya, begitu pun juga yang dilakukan oleh Rara.
"Itu diatas, Mas Adit," jawab Bibi Nana dengan sopan.
"Pasti lagi sibuk nge-gambar garis," ujar Adit jenaka. "Terus ada makanan nggak, Bi? Adit laper."
"Itu ada sayur kangkung sama ayam goreng kesukaan Mas Adit buatan Nyonya Amanda."
"Wadaw! Enak, tuh, Bi," komen Adit excited, kemudian menoleh ke Rara. "Kita makan dulu ya, Ra. Gue laper," katanya kepada Rara.
Rara mengangguk setuju. Ia sudah daritadi menahan rasa lapar yang bergejolak dalam perutnya. Sudah waktunya untuk memberi makan perut buncitnya ini.
Ia lalu mengikuti Adit dan Bibi Nana menuju ruang makan yang melewati ruang tamu dan ruang keluarga yang seluruhnya bernuansa Scandinavian atau seperti rumah-rumah Swedia yang dominannya berwarna putih.
Gadis itu hanya bisa diam selagi dirinya tersanjung melihat betapa astetik dan teraturnya rumah ini, berkebalikan dengan rumahnya yang rapih namun jauh dari kata indah. Memiliki Ibu yang berkerja sebagai arsitek, ternyata ada keuntungannya juga, ya.
Sesampainya di ruang makan, Adit langsung mengambil piring dan menimba nasi, mengambil makanan kesukaannya diatas meja, namun terlebih dahulu menaruhnya di piring Rara, baru di piringnya.
"Bibi udah makan?" Adit bertanya lebih dulu sebelum menyantap makanannya. Ia sudah menganggap Bibi Nana sebagai orang tua keduanya.
"Baru aja saya makan, Mas," sahut Bibi Nana yang saat itu sedang mencuci piring. "Mas Adit sama pacarnya mau minum apa?"
Adit dan Rara yang baru saja ingin memasukkan sesendok kedalam mulutnya, kontan menghentikan gerakannya secara bersamaan. Mereka saling bertatapan satu sama lain selama beberapa detik, kemudian Adit menoleh ke Bibi Nana.
"Saya air dingin aja, Bi," sahut Adit, lalu kembali menatap Rara dengan seringai nakalnya. "Nggak tau kalo pacar saya, Bi. Kamu mau minum apa?"
Seketika perut Rara bergejolak mendengar Adit memanggilnya dengan kata 'pacar' dan 'kamu'.
Gadis itu lantas menabok lengan Adit seraya memberinya pelototan tajam. "Jangan ngaku-ngaku deh, Dit. Bi, saya bukan pacarnya, cuma temen!"
Bibi Nana tertawa kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/81933868-288-k231581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping Rara [On Editing]
Novela JuvenilRara (15) hanya memiliki dua hobi, yaitu tidur dan... Tidur. Tidak terhitung berapa kali Rara tidur dalam waktu 24 jam. Makanya Rara dijuluki Sleeping Rara oleh seantero sekolah karena kebiasaannya yang suka tidur di sekolah. Tapi ini aneh dan la...