36' Jemputan Dadakan

2.2K 125 5
                                    


FINALLYYY!!!

<•>

"Cut!"

Rara menghembuskan napasnya lega setelah mendengar sang sutradara menyerukan kata yang sejak tadi ia tunggu-tunggu. Kata yang menyudahi kegiatannya hari ini; syuting iklan salah satu produk makanan. Namun Rara hanya sendiri, tidak ditemani oleh anggota bandnya. Pasalnya, yang dibutuhkan di iklan ini hanyalah Rara seorang diri dan suaranya saja.

"Thank you, Rara. Seneng bekerja sama kamu," Rizki--sang sutradara--tersenyum seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan gadis itu.

"Sama-sama, bang Iki." Rara menyambut uluran tangan Rizki dengan senang hati, walaupun raut kelelahan tergurat jelas di wajahnya.

Tidak terasa sudah jam sebelas malam, padahal dia keluar dari rumah jam lima pagi. Seharian ini ia benar-benar tidak ada waktu untuk beristirahat. Pertama ia harus syuting musik video untuk lagu terbaru The Soulvibe, tentunya juga dengan anggota band lainnya. Setelah itu, ia lanjut ke Bandung bersama dengan Khanza--tempat dimana dia berada sekarang--untuk syuting iklan.

Ternyata, menjadi public figure tidak semudah yang Rara bayangkan. Bukan hanya kelelahan yang ia dapatkan, namun juga kehidupan pribadinya harus ikut terganggu. Kemana pun dia pergi, pasti akan ada paparazzi atau penggemar fanatik yang mengikutinya. Bahkan, kadang ia juga harus menerima cemohan-cemohan negatif dari para haters-nya yang pada dasarnya sama sekali tidak mengenal dirinya. Mereka hanya bisanya menghakimi tanpa tahu yang sebenarnya.

Namun kembali lagi, itulah resikonya menjadi seorang public figure. Semua pekerjaan sudah pasti memiliki resiko yang sebanding dengan hasil yang di dapat. Untuk itu, menjadi seorang artis, tidak hanya ketenaran yang dinikmati, tapi juga penghasilannya yang cukup besar. Apalagi menjadi seorang artis, Rara dengan mudahnya bisa mengekspresikan bakatnya dan menjadi berkat bagi semua orang yang menontonnya.

Setelah berpamitan dengan sang sutradara dan beberapa kru-kru lainnya, Rara melangkahkan kakinya menghampiri Khanza yang sudah menunggu di bawah tenda tempat Rara biasa beristirahat dan touch up selama syuting berlangsung.

Namun langkahnya lantas terhenti ketika matanya menangkap Range Rover hitam terparkir tepat dibelakang mobilnya, disusul dengan jendela mobil yang perlahan terbuka, menampilkan wajah Adit yang tengah tersenyum.

Rara membulatkan matanya, terkejut. Sesaat, napasnya tertahan melihat kehadiran laki-laki itu. Bagaimana bisa Adit ada disini?

Ya, Tuhan. Masih saja dadanya berdebar tidak karuan setiap melihat senyum Adit.

"Kamu ngapain kesini?" Rara bertanya heran, tanpa sadar membawa kakinya menghampiri mobil Adit.

"Jemput kamu," jawab Adit terang-terangan, sukses menerbitkan kerutan pada dahi Rara.

Rara yang sudah sampai di samping mobil Adit, membungkukkan badannya di depan jendela mobil untuk melihat Adit lebih jelas lagi. Pakaian laki-laki itu terlihat rapi; jas berwarna biru terang dengan dalaman kaos putih dipadu bersama jins berwarna gelap. Seperti style cowok-cowok korea pada umumnya. Wajahnya juga terlihat sangat segar dan rambutnya tertata rapi.

"Jemput aku? Jauh-jauh ke Bandung cuma mau jemput aku?"

Adit mengangguk.

Rara tidak bisa menutupi keterkejutannya. "Kamu gila, ya? Ngapain, coba? 'Kan aku udah ada Khanza."

Alih-alih menjawab, Adit malah balik bertanya, "Abis ini kamu masih ada kegiatan lagi, nggak?"

Rara menggeleng. "Nggak."

Sleeping Rara [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang