26' What Just Happened?

2.4K 139 0
                                    

A/N

Pasang videonya ya yang pas Adit mau nyanyi. Biar lebih greget.

💕💕

Sepi.

Suasana itu yang dirasakan Rara kini sesampainya ia dirumah. Gelap, tidak ada orang. Seolah dia baru masuk kerumah yang kosong melompong dimana semua orang termasuk keluarga meninggalkannya.

Rara bertanya-tanya. Kenapa setiap ia masuk kerumahnya sendiri, hatinya mendadak kehilangan damai sejahtera? Padahal orang-orang banyak bilang rumah itu adalah tempat paling nyaman karena ada keluarga yang sayang sama kita apa adanya. Katanya rumah itu awal dari kasih sayang, harapan, dan mimpi. Tapi kenapa Rara merasakan sebaliknya?

Seakan ada yang hilang dari rumah ini. Entah apa.

Rara melangkahkan kakinya menuju lantai atas. Ia sempat berhenti di depan kamar Kila. Menatap kamar itu dengan sedih. Rara merindukan Kila. Sungguh, ia sangat merindukan kakaknya. Ia rindu suara toa gadis itu. Ia rindu kakaknya yang selalu mengganggu tidurnya. Dan ia rindu tawa gadis itu. Rara ingin semuanya kembali seperti semula.

Ia menghela napas berat. Kakinya kembali berjalan menuju kamarnya. Rara langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur sesampainya ia di kamar. Hembusan napas keluar dari mulutnya.

Drrtt...

Rara tersentak ketika ponselnya tiba-tiba bergetar. Tangannya bergerak mengambil benda berbentuk persegi panjang itu di dalam tasnya. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman ketika melihat siapa yang menelpon.

"Hai, belum tidur?" Suara lembut Adit terdengar diseberang sana.

"Belum. Baru juga nyampe tempat tidur."

Rara bisa mendengar helaan napas keluar dari mulut Adit. "Aku kangen kamu."

Senyum Rara mengembang. "Aku juga."

"Kita lebay nggak, sih? Baru juga pisah beberapa menit, udah kangen aja."

Rara terkekeh. "Banget, sih. Tapi emang kenyataannya gitu, mau gimana lagi?"

"Kamu nggak ngantuk?"

Rara memeluk guling disampingnya. "Belum. Aku nggak bisa tidur."

"Mau aku nyanyiin lagu, nggak?"

Alis Rara tertaut. "Kamu bisa nyanyi?"

"Nggak bisa, sih. Tapi aku usahain deh supaya gak jelek-jelek banget."

Rara tertawa kecil. "Yaudah. Awas aja kalo sampe bikin telinga aku jadi tuli."

"Anjir. Suaraku nggak sejelek itu kali," tandas Adit, yang langsung membuat Rara tertawa. "Kamu mau lagu apa? Aku pake piano, ya."

"Piano?"

Rara bisa mendengar Adit berpindah tempat dan tak lama kemudian ada suara denting piano terdengar diseberang sana. "Hm. Piano. I can play any instrument, remember?"

Sleeping Rara [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang