3' The Prince and The Ex-Girlfriend [Edited]

4.6K 248 1
                                    

Playlist🎧
Shawn Mendes - Stitches

🍀🍀

Jakarta, 08 Agustus 2017.

Kila dan Adit resmi berpacaran.

Setelah seminggu mereka melakukan pendekatan, tepat pada hari ini, saat matahari siap tenggelam ke ufuk barat, akhirnya Adit nembak Kila.

Sebenarnya, sejak hari pertama mereka resmi menjadi tetanggaan, Kila sudah terlebih dahulu menaruh kagum pada laki-laki berwajah tampan itu. Dan ternyata, sama halnya seperti dirinya, Adit juga menaruh hati pada Kila dengan cara memulai langkah pertama dalam fase pendekatan. Yaitu, meminta nomor ponsel dan id line-nya.

Kila pun menerima Adit menjadi pacarnya dan itu sukses membuatnya berjingkrak senang.

Adit itu ibarat chocolate lava cake kesukaan Kila. Dari luar sudah terlihat lezat dan menggiurkan. Apalagi setelah dipotong, lelehan cokelat yang super nikmat akan mengalir keluar seperti lava - membuat Kila semakin menyukainya.

"RARA!" Kila memekik senang, sambil menghampiri adiknya yang tengah tertidur pulas dikamarnya.

Rara yang tadinya sibuk menulusuri alam mimpi, seketika harus membuka kelopak matanya saat mendengar pekikan khas nenek sihir menerjang gendang telinganya.

"Ah elahhh! Ila mah gangguin mimpi indah gue aja!" gerutu Rara jengkel, tubuhnya menggeliat diatas tempat tidur. Ia meringis kesal, kemudian menutup matanya kembali.

Dengan hati yang kelewat gembira, Kila menjatuhkan badannya diatas ranjang Rara. Memberi guncangan yang hebat pada ranjang tersebut. "Ra! Ra! Ada kabar gembira! Dengerin gue dulu! Sumpah, lo pasti kaget denger ini!" Kila mengguncang tubuh Rara dengan semangat.

Rara mengerang marah dan dengan terpaksa memasang telinganya untuk mendengar kabar yang katanya gembira dari Kila. "Apaan, sih? Kabar gembira apa? Kulit manggis ada ekstraknya?"

"Nggak lucu! Receh banget, sih, lo!" kekeh Kila.

"Yaudah, terus?"

Kila mengambil satu tarikan napas panjang, kemudian terdiam selama tiga detik.

"GUE JADIAN SAMA ADIT!"

Rara seolah sedang melihat anak kecil tengah menggeliat bahagia diatas tempat tidur karena akan diberi mainan baru kesukaannya.

Yaelah, gue kira abis kejatuhan duit dollar, pikir Rara.

Kemudian ia memasang tampang pura-pura kaget-nya. "Serius? Sama Adit?"

Kakaknya mengangguk semangat, bak anak kecil berumur tiga tahun. "Iya, duarius, Ra. Sama temen sekolah lo itu!"

Rara menatap Kila sejenak dengan tatapan kagetnya. Sejurus kemudian, ekspresinya berubah acuh. "Dan gue nggak peduli."

Rara kembali tidur.

Dengan kesal, Kila mengambil bantal yang ada di dekatnya, dan melemparkannya ke muka Rara.

"Dasar tukang molor!"

[.]

"Selamat siang, Kak Kila," sapa salah satu sahabat Rara yang bernama Khanza. Gadis itu muncul di ambang pintu rumah, mengagetkan Kila yang tengah sedang sibuk teleponan dengan Adit di ruang tamu.

"Yang, bentar ada temennya Rara dateng," kata Kila kepada Adit diseberang sana.

"Siapa?"

Sleeping Rara [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang