Edited: July, 8th 2019
***
PERLAHAN, kedua lengan Raka bergerak, membalas pelukan gadis itu, Araa.
Dari atas, ditatapnya wajah gadis itu, mata indahnya sudah berubah merah dan membengkak. Beberapa kali isakan memilukan gadis itu tertangkap telinganya, bahka tanpa menunggu lama kemeja putih Raka sudah basah oleh air mata.
"Eh so-sori," ucap Araa ketika tersadar ia sudah menangis di pelukan orang.
Ia menengadah dan betapa kagetnya Araa saat menemukan wajah Raka begitu dekat darinya. Dengan cepat ia menjauhkan diri seraya menghapus sisa-sisa air mata dari wajahnya.
"Tunggu-tunggu, gue kenapa nangis?" tanya Araa membuat kening Raka mengkerut kebingungan.
"Gila, gue freak banget ya?" lanjutnya lalu tertawa yang entah kenapa bagi Raka terdengar dipaksakan. "Duh tolol, tolol. Sekali lagi sori ya, lupain aja yang tadi." Araa berdiri lalu membersihkan bagian belakang roknya.
Sekilas tapi Raka yakin ia melihat pergelangan tangan Araa memar menjadi ungu kemerahan.
"Tap-tapi-"
"Sekali lagi sori, bye Raka!" potong Araa lalu berlari meninggalkan Raka.
Di ujung koridor ia berbelok lalu bersandar ketika melihat suasana lorong yang sepi. Di sana, tangisnya kembali pecah. Araa menangis sejadi-jadinya, mengeluarkan semua emosi yang ia rasakan.
"Gue benci sama lo, lo tuh jahat tahu nggak?!"
***
Sekali lagi, Raka membetulkan posisi tidurnya. Sedari tadi Raka tidak bisa tidur padahal ia sudah menutup matanya sejak lebih dari satu jam yang lalu.
"Bodo ah," umpatnya pada diri sendiri ketika usahanya untuk tidur tak kunjung berhasil.
Raka bangkit dari tidurnya lalu mengambil ponsel hitam pipihnya dari atas nakas. Bulatan merah bertuliskan 12 terlihat di sudut atas ikon LINE-nya.
Group LINE : DUO SERIGALA
Fauzan Prasetyo : oii
Fauzan Prasetyo : PAMELA!!!
Fauzan Prasetyo : Pam
Fauzan Prasetyo : pam ih! Bales line.
Fauzan Prasetyo : pamela cepet ovi ga bisa ngedribble sendiri.
Fauzan Prasetyo : Raka -_-
Fauzan Prasetyo : set dah nih anak. Bales napa? Gue kepo oiii. Cewe tadi siapa?
Fauzan Prasetyo : ka
Fauzan Prasetyo : RAKA!
Fauzan Prasetyo : ah taik paling lo ketiduran. Kalo udh bangun bales line gue yak.
Fauzan Prasetyo : pamela, Ovi ngedribble sendiri sawerannya banyak! :D
Raka senyum sendiri ketika membaca pesan-pesan dari saudara kembar beda ibunya itu, Ojan. Sejak tadi, Ojan memang menyerang Raka dengan seribu satu pertanyaan, mengenai siapa gadis itu? Kelas berapa? Kenal dari mana? Tapi untung Raka bisa mengelak.
Bukannya Raka tidak mau memberi tahu Ojan yang sebenarnya, ia hanya malas dan terlalu sibuk. Iya, sibuk memikirkan apa yang terjadi pada Araa. Tadi di sekolah Raka sempat mengintip keadaan Araa di kelasnya, di sana ia melihat mata Araa membengkak dan ekspresi wajanya sendu tak bersemangat.
Demi persahabatannya dengan Ojan, ingin sekali Raka menghancurkan apapun yang sudah membuat Araa-nya terluka.
Setelah sekian lama akhirnya ia memutuskan untuk membalas pesan dari Ojan. Toh dia juga sudah membaca pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aftermath [COMPLETED]
Teen FictionIt's not right yet it feels so good. © 2016 platyswrite