55B. Boulevard of Broken Heart

616 57 2
                                    

Haii platypus punya cerita baru loh, judulnya APERSEPSI, yuk di cek :)

Edited : November, 4th 2019

***

TERIKNYA sinar matahari di hari minggu ini seakan tak mampu mengusik sepasang suami istri yang tengah bersantai di kamar mereka. Sang suami, Aryo, mengusap perut istrinya yang membesar penuh sayang, sambil sesekali mengecup kening istrinya.

Sudah hampir setahun usia pernikahan mereka, namun rasanya gelora asmara itu tak kunjung surut juga. Setiap hari keduanya seakan semakin jatuh dan jatuh pada satu sama lain dan begitu sulit rasanya jika harus berpisah barang hanya sedetik saja.

Romantisme pasangan suami istri itu harus berhenti kala pintu kamar mereka diketuk. Belum sempat merespon, Rita, Ibu Aryo sudah membuka pintu dan memasukkan sedikit kepalanya ke dalam.

"Yo, itu lho. Mitha dateng, ajak ngobrol dulu di ruang tamu. Mama mau mandi dulu, cepetan ya turun. Kasihan dia gak ada yang nemenin terlalu lama di bawah."

Selepas itu Rita pergi tanpa menunggu jawaban Aryo.

Aryo menghela napasnya.  Ia menatap Marissa yang kini tengah menatapnya juga, meminta persetujuan. Mau tak mau Marissa mengangguk sambil memaksakan sebuah senyuman.

"Tapi kamu ikut aku ke bawah ya," pinta Aryo pada istrinya.

Marissa tersenyum dan mengangguk lagi.

Aryo dan Marissa pun turun ke bawah, menjumpai Mitha yang seperti biasanya terlihat anggun.

Aryo dan Mitha itu adalah teman sejak kecil. Mamanya Aryo dan mamanya Mitha adalah sepasang sahabat. Tak heran jika pertemanan itu berlanjut pada anaknya.

Mitha sekarang ini tinggal di rumah tantenya karena kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan maut saat ia baru saja lulus dari bangku SMA. Sejak saat itu, Marissa sering main ke rumah Rita, rumah yang selama setahun ini juga menjadi tempat kediaman Aryo dan Marissa. Mereka memang tidak diizinkan Rita pindah ke rumah mereja sendiri yang sudah dibeli Aryo, alasannya karena Rita takut kesepian mengingat statusnya yang adalah seorang janda dan Aryo adalah anak satu-satunya.

Mitha adalah gadis yang baik. Perempuan lulusan sarjana keperawatan dari salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Jakarta itu juga sangat bertalenta. Ia sangat ramah membuat Marissa nyaman bergaul dengannya. Apalagi semenjak ia cuti hamil, Mitha benar-benar menjadi teman yang sangat bisa diandalkan Marissa.

Setidaknya sebelum kejadian dua bulan lalu terjadi dan memaksa Marissa membuat jarak dengan perempuan itu.

Saat itu, Marissa, Mitha dan Rita--Ibu Aryo--sedang membuat kue bersama. Di tengah kegiatan mereka, Marissa merasakan kepalanya pusing dan ia meminta izin untuk berbaring sebentar di kamarnya.

Marissa mulai merebahkan tubuhnya setelah ia meminum segelas air putih hangat. Terbukti ampuh, setengah jam kemudian Marissa sudah merasa baikan, dan karena ia juga tidak mengantuk, Marissa pun memutuskan untuk kembali ke dapur.

Di perjalanannya menuju dapur, Marissa tak mendengar sedikit pun suara Mitha dan ibu mertuanya, membuat ibu hamil itu mempercepat langkah kakinya. Namun begitu Marissa tiba di dapur, perempuan itu langsung menarik diri dan menyembunyikan tubuhnya di balik tembok begitu melihat pemandangan yang terjadi di depannya.

Ibu mertuanya tengah memeluk Mitha dengan erat dan tak ada seorang pun yang bersuara.

Apa yang telah terjadi?

Aftermath [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang