Haii platypus punya cerita baru loh, judulnya APERSEPSI, yuk di cek :)
Edited : November, 8th 2019
***
TIGA meter. Sejauh itulah jarak antara Raka dan Dita sekarang.
Ya, Raka, Baraka Putra Aidan, laki-laki itu akhirnya pulang setelah seminggu menghilang. Laki-laki itu akhirnya ada di hadapan Dita, setelah sebelumnya membuat heboh seisi rumah sakit.
Raka baru saja tiba sekitar empat puluh lima menit yang lalu, muncul begitu saja di depan semua orang yang tengah menunggu Marissa dengan cemas.
Raka datang dan dengan spontan menanyakan keberadaan ibunya kepada Ojan. Tentu saja semua yang ada di sana terkejut dengan hadirnya Raka. Perasaan rindu, cemas dan kesal bergabung menjadi satu dalam benak mereka semua.
Ojan tak mampu menjawab, membuat Raka yang tidak sabar ingin mengetahui keadaan ibunya, memindai yang lain untuk diinterogasi, dan di saat itulah ia menemukan neneknya.
Segera Raka mendekati nenek kesayangannya itu,"Nek, Ibu mana? Ibu baik-baik aja 'kan?"
Saat itu, Rahma—nenek Raka—menjawab dengan suara menahan tangis,"Raka, Ibu kamu, Ibu kamu ada di dalam sana Nak," jawab Rahma, menunjuk pintu yang dijagai ketat oleh satpam.
Dengan segera Raka bangkit, mendekati pintu tersebut tanpa menghiraukan panggilan semua orang.
"Maaf Mas, tapi ini belum jam besuk," ucap satpam mendekati Raka yang mendorong-dorong kasar pintu yang membutuhkan passcode untuk bisa membukanya.
"Bapak bisa buka pintu ini kan? Saya mau ketemu Ibu saya, tolong dibuka Pak," ucap Raka sambil terus menekan-nekan gagang pintu.
"Maaf ini sudah ketentuan rumah sakit, pasien ICU hanya bisa dijenguk pada jam besuk," jawab satpam itu sopan, namun kelihatannya, Raka dalam keadaan yang tidak bisa ditolak keinginannya.
Demi Tuhan, ia hanya ingin bertemu ibunya, mengapa Pak Satpam ini tidak mengerti.
Dengan mata menatap tajam, Raka mendekati satpam tersebut,"Saya mau ketemu Ibu saya, sekarang," ucap Raka pelan namun mencekam, seraya menarik kasar kerah baju satpam tersebut.
"Raka!!!!!!" pekik hampir semua orang yang melihat di sana.
Sementara Ojan, Adit dan Aryo segera beranjak mendekati Raka hendak melerai.
"Mohon maaf Mas, tapi saya hanya mengikuti aturan rumah sakit."
Bugh!
Sebuah bogem mentah Raka lemparkan pada satpam yang malang itu.
Kejadiannya begitu cepat, Raka melemparkan tinjunya pada satpam itu. Beruntung Aryo, Adit, dan Ojan langsung bergerak, menarik dan menjauhkan Raka dari satpam tersebut.
Semuanya menjadi kacau, bahkan Aryo harus menghadap pihak rumah sakit, untuk meminta maaf dan menjelaskan kalau anak laki-lakinya itu baru saja kembali dan ingin bertemu Ibunya, sehingga tidak bisa menjaga sikap saat sang satpam ingin melakukan tugasnya. Beruntung Pak Satpam dan pihak rumah sakit mengerti dan tidak membawa masalah ini ke jalur hukum karena Aryo juga berjanji akan bertanggung jawab atas biaya pengobatan sang satpam.
Sehingga Raka bisa berada di sini sekarang, di ruangan 4x4 berisi jejeran sofa, tempat tunggu keluarga pasien ICU, menunggu jam besuk datang.
Tidak ada yang berani mengajak Raka bicara kecuali Rahma, neneknya. Semuanya cukup sadar Raka sedang berada pada titik emosionalnya yang paling rentan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aftermath [COMPLETED]
Teen FictionIt's not right yet it feels so good. © 2016 platyswrite