"jadi, ada kejadian menarik?" tanya Suga menompangkan dagu di tangannya, menatap lurus ke arah Eunha. Saat ini mereka sedang menikmati makan malam bersama di salah satu restoran kenalan Suga yang memiliki ruang private.
Eunha menjawab pertanyaan Suga dengan menggeleng singkat. Tidak ada hal menarik yang terjadi menurutnya, kalau hal yang aneh banyak. Salah satunya adalah Jungkook yang tiba-tiba secara mengejutkan menyatakan perasaan suka pada Eunha tempo hari. Dan juga setelah itu, Jungkook berhenti merecoki Sinb dengan pertanyaan-pertanyaan tentang dirinya.
Ada apa? Apa Jungkook patah hati? Yah, apapun alasannya, Eunha seharusnya lega karena bebas dari Jungkook. Tapi perasaannya sekarang justru jauh dari kata lega, ia merasa heran, bingung, dan juga khawatir.
Khawatir? Ya, Eunha merasa khawatir pada keadaan Jungkook.
Bagaimanapun patah hati itu adalah hal yang menyakitkan bukan? Kalau hal itu terjadi pada Eunha, katakanlah Crush menolaknya, ia pasti akan menangis meraung-raung. Apa Jungkook juga demikian? Ah, tidak. Ia pasti tidak sesuka itu pada Eunha. Dengan tampangnya, ia bisa mendapatkan gadis manapun yang ia inginkan.
Mungkin, setelah Eunha menolaknya, Jungkook akhirnya paham dan sadar diri untuk berhenti sok akrab dengannya. Yah, kalau begitu, itu hal yang bagus, Itu yang dipikirkan Eunha. Seharusnya ia lebih lega, tapi tidak, ia tidak lebih merasa lega sama sekali. Rasa bersalahnya ternyata lebih besar ketimbang rasa leganya.
"Eunha-yah?"
"Oh?!..Oppa kelihatan lelah. Pasti padat sekali ya jadwal Oppa.." ujar Eunha cepat saat kembali sadar dari lamunannya.
"Yaa..akhir-akhir ini memang lumayan sibuk di studio..." ujar Suga.
Ah, BTS sedang memang sibuk-sibuknya hingga sepertinya tidak ada waktu untuk memikirkan masalah perasaan. Jungkook pun juga mungkin begitu, terlalu sibuk untuk patah hati dan kembali berusaha mendekati Eunha. Jadi, Eunha tidak perlu merasa bersalah telah menolaknya ataupun khawatir.
Cepat-cepat Eunha menghilangkan bayangan wajah Jungkook dari pikirannya.
"..tapi kalau melihatmu, rasanya rasa lelahku hilang..aneh bukan?" lanjut Suga.
"ah, apa Oppa? maaf aku tidak dengar tadi.." ujar Eunha cepat terbangun dari lamunannya.
"tidak..tidak ada.." balas Suga singkat, lalu tersenyum geli.
"bagaimana dengan Oppa, ada kejadian menarik?" tanya Eunha balik.
"hm.. kelakuan si maknae yang semakin tidak jelas akhir-akhir ini cukup menarik, haha.." jawab Suga disertai tertawa bercanda. Seharusnya ini menjadi hal yang lucu dan Eunha ikut tertawa walau untuk sekedar sopan santun, tapi Eunha justru menatap Suga dengan penuh tanda tanya.
'Maknae? Jeon Jungkook? Kelakuan tidak jelas? Jadi, dia benar-benar patah hati?' tanya Eunha dalam hati.
"..sepertinya ada teman lamanya yang membuatnya bingung dan gundah sepanjang waktu.." ujar Suga mulai bercerita, "...karena membencinya.." lanjutnya.
"..teman lama.. maksud Oppa, aku?!" timpal Eunha kesal, menyadari Suga hendak membahas tentang dirinya. Eunha sudah menceritakan kronologis permusuhannya dengan Jeon Jungkook sejak mereka trainee di BigHit, serta ucapan kasarnya ke Eunha 5 tahun yang lalu sebelum ia keluar dari agensi lamanya itu, pada Suga.
Begitu pula dengan perasaan Eunha yang membenci dan tidak ingin melihat Jungkook tapi orang itu justru semakin gencar mendekati Eunha untuk meminta maaf dan berteman dengannya. Namun, ia belum –tidak akan menceritakan soal Jungkook yang mengatakan suka padanya.
"Oh? Kau teman lama maknae kami?" tanya balik Suga dengan wajah sedikit terkejut, namun Eunha tahu Suga hanya bercanda.
"Tidak, dia bukan temanku.." jawab Eunha pelan, kembali menikmati potongan daging panggangnya. Suga tersenyum geli melihat respon gadis didepannya itu.
"..aku kasihan pada teman lamanya ini, bagaimanapun memendam kebencian seperti itu tidak baik untuknya.." lanjut Suga.
Eunha menghentikan makannya lalu menatap Suga. "Kenapa?" tanyanya kemudian.
"Perasaan benci tidak akan mengubah orang yang dibenci. Perasaan itu justru menggerogoti kebahagiaan kita sendiri, bukan begitu Eunha-yah?"
Eunha terdiam mendengar ucapan Suga, meresapi perkataan pria Daegu itu yang ada benarnya.
"..tidak juga seperti itu.." balas Eunha pelan, kembali memakan dagingnya. Meski hati kecilnya setuju dengan perkataan Suga, egonya tetap menahan Eunha untuk menerima seutuhnya hal tersebut.
Ia merasa bahagia kok. Sungguh, kalau saja Jungkook berhenti melakukan hal-hal yang membuat Eunha kesal, seperti muncul di dekatnya dan mengajaknya bicara, Eunha pasti bahagia. Namun, terkadang ia merasa lelah juga terus-terusan kesal dan membuat Sinb juga anggota Gfriend lainnya khawatir.
Suga kembali terkekeh geli melihat respon Eunha. Ia merasa seperti sedang memberikan kelas etika kepada anak umur 5 tahun, bahwa membenci seseorang bukanlah perilaku yang baik.
"..sebenarnya ini pertama kalinya, kami melihat maknae kami seperti itu –berusaha gigih dalam hal pertemanan.." lanjut Suga lagi sambil menerawang. Membayangkan Jungkook, maknae serba-bisa yang pemalu namun sangat berisik bisa sedang bersenang-senang.
"Mungkin kau tahu, Eunha-yah, karena kalian pernah berlatih bersama, kalau ia orang yang sangat pemalu.."
Eunha mengangguk pelan dan mendengarkan kata demi kata dari Suga dengan tenang.
"Dan melihatnya seperti itu, aku rasa dia sungguh-sungguh menyesali kelakuannya dulu dan tulus meminta maaf pada temannya itu.." lanjut Suga. ".. juga saat ini, mereka berdua sudah sama-sama sukses mencapai impian mereka. Tidak ada salahnya untuk saling mendukung satu sama lain, meski dulu mereka rival. Bagaimana menurutmu, Eunha-yah?"
Perkataan Suga tidak semuanya salah. Jungkook dan Eunha sudah sukses meraih impiannya sebagai idol dan mereka sangat dicintai fans-fansnya. Dan seharusnya mereka memang bisa berteman dan saling mendukung, seperti yang Suga katakan. Kalau saja Eunha mau menurunkan ego-nya.
"..hm, mungkin... Mungkin Oppa ada benarnya.." gumam Eunha pelan menjawab pertanyaan Suga.
"..dan lagi saat kau membenci seseorang, kau sedang membuat hidupmu semakin rumit..Hidupmu terlalu penting dan singkat untuk kau habiskan dengan membenci seseorang.." lanjut Suga tersenyum manis kepada Eunha.
Eunha hanya membalas ucapan Suga dengan senyum singkat. Antara hati dan ego-nya kembali berkonflik. Eunha kembali heran, sejak pertama kali ia bertemu Suga, perkataan pria itu selalu terdengar masuk akal di otak Eunha. Begitu juga dengan hari ini, untuk pertama kalinya Eunha berpikir, berhenti membenci Jeon Jungkook bukanlah lah yang buruk. Dan memulai berteman dengan mantan musuhmu, bukan pula hal yang buruk.
Tapi bagaimana dengan Jungkook sendiri? Eunha sudah secara jelas menolak pernyataannya serta berperilaku kasar kepadanya. Apa setelah ini Jungkook masih tetap ingin berteman dengannya?
Suga benar, kebencian hanya membuat hidupnya semakin rumit.
"..Selain itu, aku juga percaya, sebenarnya kau tidak benar-benar membenci maknae kami.." lanjut Suga tersenyum misterius.
*
*
*
*
Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja, siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja, siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kau cintai –Imam Ali RA
KAMU SEDANG MEMBACA
[GFRIEND SERIES] Ordinary Love
Fanfictionada ribuan postingan 'idol shipper' dimana-mana, di twitter, instagram, tumblr, dan media sosial lainnya. Pernah membayangkan kalau idol yang kita pasangkan sebagai sepasang kekasih namun di kehidupan nyatanya justru bermusuhan? copyright...