Suga melangkahkan kakinya di lorong rumah sakit, sore ini ia telah menyelesaikan semua jadwalnya dan ia juga sudah mendapat izin dari manager dan Bang PDnim untuk menjenguk Eunha. Meskipun ini kali kedua ia mengunjungi hoobaenya itu, ini akan jadi pertama kalinya ia bertemu Eunha yang tidak terlelap.
Apa yang harus ia katakana nanti? Bagaimana jika Eunha tidak ingin bertemu dengannya? Bagaimana jika Eunha akan semakin sedih bila melihatnya?
Pertanyaan-pertanyaan konyol mulai memenuhi benaknya.
Bahkan ia butuh 30 detik untuk memberanikan diri mengetok pintu kamar Eunha dan perlahan membukanya.
"Suga-oppa!" seru Eunha sambil tersenyum melihat sosok Suga di ujung pintu. Suga ikut tersenyum, sambutan hangat barusan membuatnya berani untuk melangkah mendekat ranjang Eunha.
"Lama tak bertemu Eunha-yah.." sapa Suga, menyerahkan karangan bunga aster dan krisan yang indah kepada Eunha. Ia menerimanya dengan senyum lebar.
"Annyeong Oppa. Bagaimana kabarmu, Oppa? Ku dengar BTS sangat sibuk akhir-akhir ini.."
"Mwoya? Harusnya aku yang bertanya. Haha.." ujar Suga terkekeh sekaligus bahagia mendengar ocehan Eunha. Hoobaenya itu ikut tertawa.
"Bagaimana keadaanmu? Kau terlihat ceria hari ini.." tanya Suga lembut.
"Aku baik-baik saja Oppa. Tadi pagi, Sowon onnie dan Yerin onnie membawakanku kue pastry buatan mereka. Enak sekali.." jawab Eunha antusias.
Ini dia, ocehan ringan Eunha yang selalu terdengar menyenangkan di telinga Suga. Rasanya sudah lama sekali tidak mendengar nada ringan dan ceria ini.
"Apa karena itu kau menjadi sangat ceria begini? Haha"
"Hm.. karena Oppa datang menjengukku juga, haha.."
"Ah, berarti keputusanku kemari sangat tepat.."
"Terima kasih Oppa sudah menjengukku.." balasnya, lalu mengagumi karangan bunga yang di tangannya. Suga mengambil kursi lalu duduk di samping ranjang, untuk beberapa saat ia terdiam mengamati ekspresi ceria Eunha yang sudah lama tidak ia lihat.
"Sebenarnya..." Suga kembali membuka suara, membuat Eunha kembali fokus pada Suga dan mengabaikan karangan bunga di tangannya.
Suga tersenyum manis, sebelum melanjutkan kalimatnya.
"..aku ragu untuk datang kemari karena kau pasti tidak ingin bertemu denganku.." lanjut Suga, lalu menatap hoobaenya itu lembut sambil tersenyum.
Senyuman memang selalu menjadi hal yang menular.
"kalau Oppa datang minggu lalu, mungkin aku akan marah melhat Oppa. Tapi sekarang aku sudah tidak akan marah-marah lagi, benci pada sesuatu itu melelahkan sekali.." balas Eunha.
"kata Eomma, tidak ada gunanya menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas apa yang terjadi.. hmm, sejak itu aku berhenti berpikir untuk membenci Oppa ataupun Jungkook.." lanjutnya lagi.
"jalhaesseo, uri Eunha sudah sangat dewasa pemikirannya.." puji Suga, menepuk lembut kepala Eunha seperti yang dulu ia lakukan. Namun yang membedakan adalah, bagaimana sekarang Suga memandang Eunha.
Sampai kapanpun, Eunha akan menjadi hoobae favoritnya.
"Hehehe.. lagipula, Oppa terlalu baik untuk di benci.." ujar Eunha, "..aku akan merasa jahat sekali kalau membenci orang sebaik Oppa.." lanjutnya, lalu tertawa karena ucapannya sendiri.
Apabila senyuman selalu menjadi hal yang menular, begitu pula dengan tawa.
Di balik pintu, Yuju dan Sinb tengah sibuk menempelkan telinganya di daun pintu agar dapat mendengar apa yang terjadi di dalam. Keduanya tidak peduli dengan tatapan aneh para pasien, suster, ataupun dokter yang melewati lorong kamar Eunha karena saat ini fokus mereka ada di lain tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GFRIEND SERIES] Ordinary Love
Fanfictionada ribuan postingan 'idol shipper' dimana-mana, di twitter, instagram, tumblr, dan media sosial lainnya. Pernah membayangkan kalau idol yang kita pasangkan sebagai sepasang kekasih namun di kehidupan nyatanya justru bermusuhan? copyright...