Part 38 Confession

3.4K 405 25
                                    

Ramalan cuaca mengatakan malam ini akan menjadi malam yang cukup dingin, angin bertiup kencang menandakan musim gugur akan segera tiba. Untuk itu, Sowon menasehati Yerin dan lainnya untuk lebih baik tetap berada di dalam Apartemen untuk menghindari resiko jatuh sakit. Saat ini mereka tidak boleh sakit, karena jadwal mereka cukup padat. Namun, nasehat itu selalu dihiraukan oleh anggotanya yang paling pendek.

Eunha berjalan mengigil sambil memeluk tubuhnya, berharap hal itu akan mengurangi angin dingin yang menerpanya. Kalau bisa memilih, Eunha ingin kembali ke apartemen dan bersembunyi di balik selimut di kasurnya. Tapi, tubuhnya menolak. Kakinya terus melangkah ke taman itu.

'Apa yang kau harapkan, Eunha-yah?!' tanyanya pada diri sendiri. 

Ia pikir saat semuanya sudah jelas dengan Suga, hatinya akan terasa lebih ringan. Namun, sepertinya hanya satu hal yang dapat membuat diri Eunha tenang dan berhenti gelisah.

"Jeon Jungkook!" seru Eunha terkejut mendapati sosok Jungkook sedang duduk di ayunan taman.

Mendengar namanya terpanggil, Jungkook menoleh ke arah sumber suara. Reaksinya tidak berbeda dengan Eunha, terkejut. Namun, kemudian senyum lebar mengembang di wajahnya. 

Terutama saat melihat Eunha, gadis yang disukainya itu, berlari kecil kearahnya. Jika ini sebuah drama, tentunya ini akan menjadi adegan klimaks yang bagus. Si pemeran wanita berlari menuju pemeran laki-laki yang telah lama tidak bertemu lalu memeluknya.

DUK!!

"Auch!" rintih Jungkook, mendapat pukulan yang cukup keras dari tangan mungil Eunha di lengan atasnya.

DUK!! Eunha kembali memukul, kali ini disertai tendangan kecil ke arah betisnya.

"Ouch! Hey, hentikan kebiasaan memukulmu itu.." protes Jungkook namun tetap diabaikan.

Eunha terus memukul Jungkook tanpa henti.

"Harusnya kau masih bersyukur karena aku hanya memukulmu!" seru Eunha kesal.

Pukulannya berhenti lantaran kedua tangan Jungkook mengenggam tangan Eunha dengan erat, menahannya agar tidak memukul Jungkook lagi.

Sia-sia bagi Eunha untuk berusaha melepaskan genggaman tangan Jungkook yang kuat. Anehnya sebagian kecil hati Eunha tidak keberatan dengan tindakan Jungkook tersebut.

"Maaf, aku baru bisa datang sekarang.." ujar Jungkook, jarinya bergerak mengusap pipi kanan Eunha dengan lembut. 

Ditatapnya gadis berambut pendek di depannya, Jungkook sadar ia begitu merindukan kehadiran gadis ini.

Eunha mematung mendengar suara lembut Jungkook.

"Dingin sekali! Kenapa kau tidak memakai sarung tangan? Apa jaketmu cukup hangat?" ujar Jungkook heboh, kedua tangannya kini sibuk menghangatkan tangan mungil Eunha.

Jantung Eunha semakin berdebar. Ia memberanikan diri menggadahkan kepalanya, menatap wajah Jungkook yang sudah lama tak ia lihat secara langsung. Masih terlihat sedikit bekas memar di pipi kanan dan sudut matanya, bekas perkelahiannya dengan Suga tempo hari.

Mengingat itu, dada Eunha kembali nyeri. Perasaan bersalahnya semakin besar dan membuat matanya panas.

"Aku tahu.." ujar Eunha pelan, "..tentang perkelahianmu dengan Suga-oppa.."

"Babo-yah!" seru Eunha dengan mata berkaca-kaca, ia berusaha keras menahan air matanya agar tidak tumpah. "..kenapa kalian harus berkelahi?! Kenapa kalian membuat semuanya menjadi rumit?!" lanjutnya tanpa henti. Eunha berusaha memukul Jungkook, namun tangannya masih belum bebas dari Jungkook.

[GFRIEND SERIES] Ordinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang