Dua jam kemudian, Jungkook dan Eunha telah duduk di satu meja bersama Han Gamdok-nim, Lee PD-nim, Lee Hyun, salah satu anggota Homme, dan beberapa staff produksi. Mereka tengah mengadakan briefing perdana dengan model musik video untuk menjabarkan konsep musik video yang akan dibuat nanti.
Baik Jungkook maupun Eunha tidak ada yang berniat memulai pembicaraan. Mereka hanya saling menyapa saat pertama kali tiba di lokasi briefing lalu duduk dengan tenang sambil menunggu beberapa staff datang. Aura canggung diantara mereka terasa kuat di ruangan ber-ac tersebut.
Bagaimana tidak canggung? Terakhir kali bertemu gadis disampingnya ini, Jungkook menyatakan perasaannya dan di tolak. Setelah itu tepat tadi malam, ia tanpa tujuan yang jelas menelpon Eunha. Jungkook yang tidak tahu harus berbuat apa, memilih untuk diam saja. Namun, sampai kapan Jungkook harus berdiam diri?
Hati kecil Jungkook masih penasaran dengan hal yang membuat gadis itu begitu membencinya.
Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan menanyakannya langsung pada Eunha.
**
Tidak ada satu katapun dari Han Gamdok-nim yang masuk ke telinga Eunha. Meskipun ini kesempatan yang baik, harusnya ia menolak tawaran model musik video ini. Namun lidahnya kelu saat mengetahui kabar tersebut dan manager serta So Sung Jin Daepyo-nim langsung mensetujui tanpa memberikan Eunha kesempatan bicara.
Pikirannya berkelana ke tempat lain, ke tempat yang penuh dengan persoalan Jeon Jungkook yang selalu menghantuinya. Eunha akhirnya telah bertekad untuk mencoba berhenti membenci pria asal Busan itu.
Hal ini ia lakukan bukan semata-mata karena Suga yang membujuknya. Yah, bujukan Suga memang ada pengaruhnya tapi ini juga demi diri Eunha sendiri yang ingin fokus meniti karirnya sebagai idol. Selain itu, apabila Eunha tidak meminta maaf, ia akan dihantui rasa bersalah telah menyakiti perasaan Jungkook karena menolaknya.
Bukankah ada orang yang rela bunuh diri karena cintanya di tolak? Eunha merinding membayangkan hal tersebut. Tidak. Imajinasinya terlalu berlebihan, Jungkook tidak begitu menyukainya hingga rela mengakhiri hidupnya yang sempurna hanya demi Eunha.
'..bukan saatnya berpikir berlebihan seperti itu. Yang terpenting adalah bagaimana cara meminta maaf kepadanya...' pikir Eunha kebingungan.
Mereka sekarang terlalu canggung untuk saling memulai pembicaraan. Apalagi sebelumnya ia tidak pernah berniat berbicara dengan Jungkook. Namun, ini merupakan kesempatan yang baik bertemu dengan Jungkook lalu meminta maaf sebelum syuting dimulai.
Proses syuting nantipun akan berjalan lebih lancar apabila permasalahan mereka sudah terselesaikan.
'..tapi...bagaimana....aarrrgghhh...' pikir Eunha frustasi.
"Nah, jadi seperti itu. Ko PD-nim, tolong bagikan script mereka. Proses pengambilan gambar akan memakan waktu kurang lebih 4 hari dan syuting akan dimulai lusa.." ujar Han Gamdok-nim.
Ko PD-nim membagikan script scenario kepada Eunha dan Jungkook. Mereka tidak terlihat antusias, Eunha bahkan langsung memasukan script tersebut ke dalam tasnya tanpa membolak-balik lembarannya. Baginya sekarang yang terpenting adalah memikirkan apa yang harus ia katakan kepada Jungkook. Urusan membaca dan menghafal script tadi, bisa ia lakukan setelah briefing ini dan selesai berbicara empat mata dengan Jungkook.
"..mungkin di awal akan terasa canggung, namun aku berharap kalian dapat menciptakan chemistry yang baik untuk musik video ini.." tambah gamdok-nim."..baiklah, briefing hari ini cukup sampai disini. Mohon kerjasama kalian semua."
Seluruh staff termasuk Eunha dan Jungkook berdiri dan membungkuk satu sama lain untuk berpamitan. Dengan sopan Jungkook membungkuk kepada Eunha lalu mengambil tasnya dan beranjak menuju pintu keluar.
'Tidak, jangan pergi dulu....' ujar Eunha mencegah Jungkook untuk melalui pintu keluar, meskipun percuma karena ia hanya mengucapkannya dalam hati.
Ia ingin sekali mengejar Jungkook yang sudah keluar dari ruangan, namun beberapa staff masih menahannya dengan pembicaraan basa basi yang sama sekali tidak di dengarkan oleh Eunha. Kalau ia tidak segera mencari cara untuk kabur, ia akan kehilangan Jungkook dan artinya kesempatannya untuk meminta maaf akan hilang begitu saja.
Tidak, Eunha tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Permisi PD-nim, manager-nim sudah menungguku di bawah, karena saya harus menyusul yang lain ke event kampus.." pamit Eunha berbohong namun berhasil membuatnya kabur dari obrolan para staff.
Segera ia mengambil tasnya dan keluar dari ruangan. Ia sudah tidak melihat Jungkook di lobi. Mungkinkah ia sudah turun ke lantai dasar? Tanpa pikir panjang Eunha turun melalui tangga darurat dan tepat seperti dugaannya, ia melihat Jungkook yang baru saja keluar dari lift.
Tanpa sadar Eunha mengejar dan menggapai ujung kemeja Jungkook, menahannya untuk melangkah lebih jauh lagi. Ia langsung melepas tangannya saat Jungkook berbalik dan menatapnya dengan wajah terkejut sekaligus bingung.
"..kau.." ujar Eunha dengan napas terengah-enggah. Ia pun terkejut mendapati dirinya telah rela berlari demi menahan Jungkook.
"..dari mana kau mendapatkan nomerku?!" lanjutnya tanpa sadar menggunakan nada ketusnya. Eunha segera menyesali kalimatnya, seharusnya ia tidak bertanya dengan nada kesal seperti itu. Ia tidak bermaksud memulai pertengkaran.
Kenapa juga ia menanyakan hal tidak penting tersebut, bukankah lebih penting bertanya soal alasan Jungkook menelponnya. Ah! Lebih penting dari pada itu, Eunha menahan Jungkook karena ingin meminta maaf, bukanya malah bertanya.
"..tidak bisakah kau bertanya dengan baik-baik?" ujar Jungkook balik bertanya.
"Jawab saja! Dari mana kau mendapatkan nomerku?!" tanya Eunha ulang masih dengan nada kesalnya.
Eunha kembali mengutuk mulutnya yang tidak bisa diatur. '..bukan..bukan itu maksudku...' batin Eunha meronta-ronta.
"..dari Sana.." balas Jungkook berbohong. Kenyataannya nomer Eunha didapatnya dari hasil stalking ponsel Suga saat ia tertidur di studio beberapa saat yang lalu.
"Ooh.." Eunha tiba-tiba kehabisan akal. Niatnya untuk minta maaf gagal total karena ia memulai pembicaraan dengan sangat buruk.
"Tenang saja, aku tidak akan mencoba menelponmu lagi.."
"Baguslah! Aku juga tidak mengharapkan kau menelponku lagi. Jangan mengangguku lagi" ujar Eunha berbalik pergi, lalu berbalik menghadap Jungkook lagi. "..dan jangan menganggu Sinb. Jangan berbicara denganku lagi.." tambahnya lalu kembali berbalik dan pergi.
'Eunbi bodoh!! Lihat, kau dapat apa dari pembicaraan tadi?! Tidak ada??!! Nihil! Sia-sia!! Dasar bodoh! Hanya 3 kata –aku minta maaf- kenapa susah sekali diucapkan?! Mulut sial, kenapa tidak mau menurutiku..' batin Eunha kesal. Ia pasti sudah memukul-mukul kepalanya kalau saja ia ingat keberadaan Jungkook yang mungkin masih bisa melihatnya.
"Eunha-sshi.." panggil Jungkook tiba-tiba. Eunha kembali heran mendapati dirinya berbalik dengan cepat karena Jungkook memanggilnya.
"..pintu keluarnya di sebelah sini.." lanjut Jungkook datar.
"Iya aku tahu! Apa kau pikir aku sebodoh itu?!"
*
*
*
Terima kasih sudah baca~ Kamshahamnida ^o^
oiya, boleh minta pendapat soal FF ini sampe part sekarang? jujur, gak nyangka banget bisa nerusin sampe sepanjang ini. bosen kah? atau momentnya kurang greget? atau gimana kah? well, critic makes you better, so..hehe kritik dan saran sangat diperbolehkan lhoo~ hoho
Please Anticipate #H-5 #WINGS #H-7 #Fall_in_Girl #Featuring_Eunha_Gfriend
KAMU SEDANG MEMBACA
[GFRIEND SERIES] Ordinary Love
Fanfictionada ribuan postingan 'idol shipper' dimana-mana, di twitter, instagram, tumblr, dan media sosial lainnya. Pernah membayangkan kalau idol yang kita pasangkan sebagai sepasang kekasih namun di kehidupan nyatanya justru bermusuhan? copyright...