Upside Down (end)

5.4K 601 13
                                    

"Coba lihat? Kau lupa?! Saat kita masih kecil, kau mengatakan padaku kalau aku tidak mungkin bisa debut dengan kemampuan pas-pasan. Tidak ingat?" ujar Eunha setengah berseru.

"Ah, saat itu aku mengejarmu dan meminta maaf?" tanya Jungkook lagi seperti orang bodoh yang tidak mengenal ingatannya sendiri. Eunha mengangguk cepat.

"iya, saat itu kau segera minta maaf dan menyesal telah mengatakan hal yang kejam. kau bahkan seperti hampir menangis. Haha lucu sekali.." kenang Eunha mengingat peristiwa yang menurutnya lucu itu. 

Jungkook sama sekali tidak mengingatnya. Tentu saja, yang ada di memorinya adalah pada saat itu ia sama sekali tidak mengejar bahkan meminta maaf kepada Eunha. Ia hanya mematung untuk beberapa saat lalu melanjutkan latihannya.

"lalu, apa yang terjadi?" tanya Jungkook penasaran. Bagaimana bisa masa lalunya berubah begitu saja. Atau memang Jungkook melupakannya dan membuat ingatan yang lain.

Eunha terdengar heran namun tetap menjawab pertanyaan Jungkook.

"lalu kita berteman, hingga sekarang. Apa kau benar-benar lupa? Jahat sekali. Apa lebih baik sekarang aku mulai membencimu, seperti di mimpimu?..haha" canda Eunha memukul pundak Jungkook dengan keras.

"jangan. Kumohon.." ujar Jungkook spontan. Ia tidak ingin melihat Eunha yang membencinya, tidak lagi.

"aku bercanda kookie-yah. Mana mungkin aku bisa membencimu setelah kau mentraktir tiket konser Big Bang, Haha.." jawab Eunha cepat. Jungkook merasa lega dengan jawaban itu.

DRRRTTT DRRRTTT ponsel Eunha bergetar. Ia melihat layar dan seketika raut wajah nya berubah menjadi berbunga-bunga. Raut wajah gadis yang tengah jatuh cinta. Jungkook mengerutkan alisnya. 'siapa?' pikirnya.

"Yoongi-oppa!!" seru Eunha riang.

'Suga hyung?? Kenapa dia menelpon Eunha? Kenapa Eunha terlihat senang sekali?'

Jungkook tidak bisa mendengar suara Suga. Namun ia terus mengamati Eunha, mengamati perubahan ekspresinya yang jelas terlihat. Ia terlihat bahagia menerima telepon dari Suga.

"Iya, aku masih bersama Jungkook. hehe.. kami berada di Sungai Han sekarang.. pekerjaan Oppa sudah selesai?"

'kenapa Eunha peduli dengan pekerjaan Suga-hyung? Kenapa Suga-hyung harus tahu dimana mereka berada sekarang?'

"hahaha.. iya, Oppa sangat menganggu. Aku sedang menikmati waktu yang berkualitas dengan sabahatku, tapi Oppa malah menelpon..haha" canda Eunha.

'Eunha-yah, tolong berhenti tertawa dan tersenyum manis seperti itu pada Suga-hyung..'

Suga seperti mengatakan sesuatu yang membuat ekspresi Eunha berubah. Wajahnya memerah dan seakan sulit mengambil napas. Eunha terlihat malu-malu namun tidak bisa menyembunyikan senyumnya bahagianya.

"..aku juga.." ujar Eunha pelan, bahkan setengah berbisik lalu menutup ponselnya.

Jungkook hanya menatap Eunha, menunggu gadis itu mengucapkan sesuatu. 

"Suga-oppa, menyuruhmu cepat pulang. Ayo kita pulang, aku akan mampir sebentar ke tempat kalian.." ujar Eunha membereskan sisa makanan mereka lalu merekatkan jaket nya.

"kau mau mampir? Kenapa?" tanya Jungkook ragu. Hatinya benar-benar tidak suka mendengar percakapan Eunha dan Suga barusan, yang  terdengar seperti sepasang kekasih sedang menelpon.

"kenapa tidak?" tanyanya balik. Eunha heran menyadari ekspresi Jungkook yang tegang dan seperti kesal. Sekilas Eunha melihat ada rasa cemburu dari tatapan mata Jungkook. 'kenapa lagi anak ini?' pikirnya.

"aku hanya mampir sebentar saja.." ujarnya lagi menyakinkan Jungkook.

"kau... ingin bertemu Suga-hyung?" tanya Jungkook ragu, dan takut untuk mendengar jawaban Eunha.

Eunha terlihat ragu, lalu membuka mulutnya. 

"hm..iya. aku rindu padanya, hehe.." jawab Eunha menutupi setengah wajah dengan telapak tangannya. Ia merasa malu mengakui hal tersebut, bahkan di depan Jungkook.

"kenapa?! Kau berpacaran dengannya?" tanya Jungkook cepat setengah berteriak. Ia menatap Eunha dengan tajam, bahkan mengenggam lengan Eunha dengan keras.

"kau ini kenapa sih? Bukankah kau yang mengenalkan Suga-oppa padaku dan mendekatkan kami?!!" ujar Eunha terheran-heran dengan sikap Jungkook.

**

Jungkook terbangun, ia masih berada di studionya tanpa sadar tertidur saat mencoba mencari melodi yang tepat untuk lirik buatanya. Jungkook mengusap wajahnya dengan kasar dan menghela napas panjang. Ya, semua tadi hanya mimpi Jungkook. Mimpi yang indah sekaligus buruk. 

'apa yang kau harapkan Jeon Jungkook...' 

batin Jungkook kembali mengusap kasar wajahnya. Ia tak bisa memiikirkan apapun selain mimpinya barusan. Berusaha merekam semua kenangan indahnya bersama Eunha walau hanya sebatas mimpi. Ia merasa kacau. Sesulit itukah ia membedakan mana yang nyata dan tidak saat berkaitan dengan gadis itu. 

"Jungkook-ah, kau belum tidur?" V masuk ke dalam studio, memeriksa keadaan dongsaengnya.

"Hyung..." rintih Jungkook pelan lalu beranjak menuju V dan memeluknya dengan lemah.

"Kau kenapa Jungkook-ah?" tanya V khawatir. Jungkook jarang sekali memeluknya seperti ini kecuali saat ia sedang tidak baik-baik saja.

"aku merasa kacau sekali, hyung.. apa yang harus aku lakukan?" tanya Jungkook pelan, masih menyembunyikan wajahnya di bahu V.

Kenapa gadis itu selalu mempermainkan hatinya seperti ini. 

*

*

*

yeeeeeee ^o^ ini semacam additional story ya~ gimana? gimana? Maaf saya terlalu jahat sama Jungkook, HAHA  Gomawoo dan selamat membacaa~ 

[GFRIEND SERIES] Ordinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang