Jung Eunbi, gadis kelahiran Seoul 30 Mei 1997 sudah bercita-cita menjadi seorang penyanyi sejak kecil. Ia selalu menggambarkan dirinya memegang sebuah mic, saat guru taman kanak-kanaknya memberi tugas menggambar diri sendiri di masa depan. Demi mencapai impiannya, ia akhirnya menjadi salah satu trainee di Big Hit Entertainment.
Sayangnya progress latihan selama kurang lebih 1 tahun nampaknya tidak begitu memuaskan. Jika dibandingkan dengan sesama trainee lainnya, Eunbi kalah jauh. Namun, ia tidak menyerah ataupun berkecil hati. Impiannya sebagai penyanyi terlalu besar untuk dikalahkan oleh hal-hal remeh seperti itu.
Eunha kecil terus berlatih keras dengan segenap tenaganya karena ia yakin latihannya tidak akan mengkhianatinya kelak.
"Aku pulang..." ujar Eunbi memasuki apartemen keluarganya. Jam sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Sudah hampir setahun Eunbi menjalani hari-hari sebagai seorang trainee, pulang malam bukan lagi hal yang aneh. Bahkan di akhir pekan, Eunbi selalu tidak pernah absen menginap di ruang latihan dan mendapat latihan tambahan.
"Jung Eunbi, jelaskan nilai semester mu yang turun drastis sekarang juga!" ujar Eomma Eunbi dengan dingin.
"Akan aku jelaskan setelah aku mandi, Eomma.." pinta Eunbi. Kalau boleh jujur, ia ingin sekali langsung tidur di kasur kesayangannya.
"Tidak! Jelaskan sekarang! Walaupun Eomma sudah tahu alasannya.."
'kalau sudah tahu kenapa bertanya...' pikir Eunbi kesal.
Akhir-akhir ini banyak sekali hal yang membuatnya kesal. Eomma dan Appa nya yang mulai menyindir nilai akademisnya yang menurun semenjak menjadi trainee, Oppa dan Onnienya yang juga mulai meremehkan kemampuan vokal Eunbi.
Ada apa dengan semua orang? Kenapa mereka semua menyebalkan?
Perdebatan tadi malam ternyata kembali dilanjutkan saat Eunbi sekeluarga sarapan bersama pagi harinya. Tentu saja Eommanya yang memulai pembicaraan tersebut, disusul dengan Appanya yang setuju dengan Eomma serta Oppa dan Onnie nya yang mendukung penuh Eomma.
"Jung Eunbi, Eomma berkata seperti ini karena khawatir dengan keadaanmu. Kau tidak punya waktu untuk istirahat dan hanya latihan, latihan, latihan, tanpa tahu pasti sampai kapan.."
"Benar kata Eomma, Eunbi-yah. Apa kau tidak kasihan dengan tubuhmu? Pikirkan kesehatanmu dan juga masa depan yang lebih jelas.."
"Appa berpikir untuk mendaftarkanmu ke tempat bimbingan belajar, untuk memperbaiki nilai-nilai mu yang turun.."
"Eunbi-yah, berhenti keras kepala. Dengarkan Eomma dan Appa. Kalau tidak harus menjadi idol untuk bernyanyi, bukan?"
"Terjun di industri musik tidak seindah yang kau kira. Lebih baik memilih masa depan yang lebih jelas. Belajarlah dan masuk universitas negeri, lalu bekerja di perusahaan yang baik.."
"Bimbel ini milik kenalan Appa, secara kualitas pengajaran dan lainnya sudah tidak diragukan lagi.."
"Bagaimana kalau kau tiba-tiba pingsan lagi? Saat menjalani syuting drama dulu kau juga pernah pingsan karena terlalu lelah. Jangan buat Eomma melihat peristiwa seperti itu lagi.."
"..bimbel ini juga dekat dengan sekolah menengahmu saat ini, jadi soal jarak tidak menjadi masalah.."
"Eunbi-yah, kontrak dengan BigHit akan segera berakhir bukan? Lebih baik kau tidak memperpanjangnya lagi.."
BRAK! Eunbi menaruh sumpit bekasnya di meja dengan keras membuat Eomma, Appa, Oppa, dan Onnienya terkejut dan berhenti berbicara.
"..aku sudah selesai makan.." ujar Eunbi pelan lalu beranjak dari ruang makan dan pergi ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GFRIEND SERIES] Ordinary Love
Fanfictionada ribuan postingan 'idol shipper' dimana-mana, di twitter, instagram, tumblr, dan media sosial lainnya. Pernah membayangkan kalau idol yang kita pasangkan sebagai sepasang kekasih namun di kehidupan nyatanya justru bermusuhan? copyright...