Part 12

4.9K 49 2
                                    

SETELAH bersantap malam, menelusuri cahaya matahari senja, mereka berjalan ditepi sungai sambil menikmati keindahan alam.

Jalan punya jalan, tiba tiba Thi Eng khi berkerut kening dan menghela napas tiada hentinya, Ciu Tin tin mengerti apa yang menjadi beban pikiran Thi Eng khi, maka dengan lembut, katanya :
"Adik Eng, lagi lagi kau tak senang hati?"

Thi Eng khi tidak berbicara apa apa, dia hanya tersenyum belaka.

Tiba tiba Ciu Tin tin berkata lagi :
"Adik Eng, sekarang Ih heng hendak memberitahukan suatu kabar gembira kepadamu, besok kita sudah akan mencapai ditempat tujuan."

"Sungguhkah itu?" jerit Thi Eng khi dengan gembiranya.

"Kapan sih toakomu pernah membohongi dirimu?" jawab Ciu Tin tin sambil tersenyum.

Thi Eng khi segera menggenggam tangan Ciu Tin tin dan berseru :
''Oooh toako.... toako .... aku tak tahu bagaimana harus berterima kasih kepadamu?"

Agak merah sepasang mata Ciu Tin tin, ujarnya kemudian :
"Asal kau tidak merasa muak atau bosan kepada toako, toako sudah merasa puas sekali."

Tentu saja Thi Eng khi tak akan mengerti akan rasa cinta Ciu Tin tin kepadanya, melihat sepasang matanya menjadi merah, dengan perasaan tak tenang ia berseru :
"Toako, kau.... kau...."

Ciu Tin tin segera memaksakan diri un tuk tertawa, tukasnya.

"Aku tidak apa apa, cuma mataku kemasukan debu saja...."

Pada saat itulah, dari depan sana muncul seorang lelaki kekar, ketika berpapasan muka kebetulan Ciu Tin tin mendongakkan kepalanya dan menengok sekejap ke arahnya.

Mendadak dengan paras muka berubah hebat, dia menjerit tertahan.

Thi Eng khi tak tahu apa yang telah terjadi, dengan perasaan kuatir dan ingin tahu dia lantas menegur :
''Toako kenapa kau?"

Ciu Tin tin segera membentur tubuh Thi Eng khi dengan bajunya, kemudian menjawab :
"Aduuh hiyung..... giginya sakit lagi!"

Dengan cepat Thi Eng khi mengerti pasti ada sesuatu yang tak beres, tapi dia menahan diri dan membungkam diri dalam seribu bahasa.

Menanti lelaki itu sudah pergi jauh, Ciu Tin tin baru menuding bayangan tubuh lelaki itu sambil berkata :
"AdiK Eng, tahukah kau siapa gerangan orang tadi?"

"Siaute belum lama terjun kedalam dunia persilatan, orang yang kukenalpun masih terbatas sekali, toako tak usah mengetes diriku lagi."

"Dia tak lain adalah Hek bin bu pa (raja lalim bermuka hitam) To Thi gou, salah seorang diantara Cap sah Tay poo yang per¬nah kau sebutkan kepada kami."

Berbicara sampai disitu, biji matanya segera diputar, mendadak dia menjerit tertahan.

"Aduh celaka! Adik Eng, kita tak bisa berdiam lebih lama lagi di Kang im ini!"

Kemudian sambil menarik tangan Thi Eng khi, dia segera mengejar ke arah mana Hek bin bu pa To Thi gau melenyapkan diri tadi.

Dalam waktu singkat kedua orang itu berhasil mengejar si raja lalim bermuka hitam To Thi gou, tampak orang itu memasuki rumah suatu keluarga miskin.

Dengan suara lirih Thi Eng khi segera berbisik.

"Toako, mari kita menyelinap kesana, coba kita lihat apa yang sedang ia lakukan di sana?"

Ciu Tin tin segera menggelengkan kepalanya berulang kali, sahutnya.

"Tak usan dilihat lagi, Ih heng sudah dapat menebak garis besarnya."

Pukulan Naga Sakti - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang