Mendadak sebuah tangan yang putih halus memayang tubuh Thi Eng khi. Entah sedari kapan ternyata Ciu Tin tin telah berdiri dibelakang tubuhnya.
Sementara Thi Eng khi hampir jatuh pingsan karena murung dan sedihnya, di tengah arena telah berkumandang dua kali suara dengusan tertahan, kemudian bayangan manusia saling berpisah dan seorang roboh kesebelah kiri yang lain roboh kesebelah kanan.
Ternyata Huang oh siansu yang menyaksikan Thi Eng khi telah menyerbu ke dalam istana Ban seng kiong, dia segera bertekad untuk menyelesaikan pertarungan itu secepat mungkin. Maka tanpa memikirkan lagi, Huang oh siansu segera mengerahkan tenaga dalamnya untuk menyerang dengan tenaga sebagian, dia mainkan jurus Sin liong pay wi (naga sakti menggoyangkan ekor), didalam jurus serangan tersebut dia sengaja memperlihatkan sebuah titik kelemahannya untuk memancing serangan Huan im sin ang untuk menghajar tulang bahu kirinya.
Ketika Huan im sin ang berhasil menyarangkan serangannya ketubuh lawan sebenarnya dia sedang merasa girang, siapa tahu justru pada saat itulah Huang oh siansu telah mempersiapkan tangan kanannya yang telah disertai tenaga dalam sebesar dua belas bagian.
Kemudian dengan suatu gerakan yang datang dari suatu sudut yang tak terduga, dengan jurus Sin liong pay wi (naga sakti menggoyangkan ekor) dia hantam punggung Huan im sin ang keras keras.
Dengan tekad bertarung sampai titik penghabisan, akhirnya Huang oh siansu berhasil juga menghajar Huan im sin ang sampai terluka parah, hal ini boleh apa yang diharapkan pun berhasil dicapai.
Thi Eng khi berdua segera menjerit kaget serentak mereka melompat ketengah arena untuk memberi pertolongan.
"Empek Thi!" Ciu Tin tin berteriak keras sambil menyusul ketengah arena.
Thi Eng khi segera berjongkok untuk memeriksa denyutan nadi Huang oh siansu, kemudian sambil menghembuskan napas panjang, katanya :
"Ayah, keselamatan jiwamu tidak membahayakan!"Sekulum senyuman getir segera menghiasi wajah Huang oh siansu, katanya cepat :
"Aku ingin tahu bagaimana dengan keadaan Huan im sin ang?"Thi Eng khi segera memeriksa pula denyutan nadi Huan im sin ang, setelah itu sahutnya:
"Sekalipun Huan im sin ang tak sampai tewas namun tenaga dalamnya akan berkurang sebanyak lima enam bagian, dia sudah tak dapat melakukan kejahatan lagi dalam dunia persilatan."Huang oh siansu segera berpaling kearah Ciu Tin tin, lalu sambil menyuruh mereka berjalan mendekat, katanya :
"Kalian harus baik baik hidup bersama!"Dari ucapan tersebut, Thi Eng khi segera mendapat suatu firasat jelek, buru buru serunya :
"Ayah, kau..... kau...."Huang oh siansu tertawa pedih, mendadak dia berbisik :
"Saudara Cu giok, kedatangan siaute terlalu lambat."Kemudian berkata lagi :
"Nak, kalian harus baik baik menjaga diri."Mendadak kepalanya terkulai, dia telah memutuskan nadi sendiri dan mati. Thi Eng khi segera menubruk keatas jenasah ayahnya dan menangis tersedu sedu. Ciu Tin tin juga merasa amat sedih, namun demi keselamatan Thi Eng khi dia tak berani bertindak gegabah, sambil meloloskan pedangnya dia bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan.
Dalam pada itu, kawanan iblis dari Ban seng kiong yang menyaksikan ketua mereka terluka parah, suasana menjadi gempar, serentak mereka menyebarkan diri dan mengurung Thi Eng khi dan Ciu Tin tin rapat rapat.
Empat orang dayang cantik berbaju hijau segera muncul kearena dan menggotong Huan im sin ang masuk kedalam istana. Dalam pada itu, Thi Eng khi telah berhenti menangis, mendadak dia melompat bangun, lalu dengan wajah memerah mata melotot bagaikan orang gila, dia kebaskan sepasang tangannya seraya membentak :
"Enyah kalian semua dari sini!"
![](https://img.wattpad.com/cover/86860955-288-k70340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Sakti - Gu Long
Narrativa generaleKeng thian giok cu Thi keng serta putra kesayangannya Giok bin Coan cu (Coan cu berwajah kemala) Thi Tiong giok dari Dunia Persilatan secara beruntun lenyap dari keramaian dunia persilatan, bahkan tersiar pula berita tentang kematian mereka. Menyusu...